ASEAN
(Association of Southeast Asian Nations) merupakan perhimpunan bangsa-bangsa di
kawasan Asia Tenggara yang dibentuk pada 8 Agustus 1967, dan saat ini beranggotakan
10 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Kamboja, Laos,
Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Sejak
didirikan, selain bekerja sama antar anggota, kini ASEAN telah melakukan
kerjasama dengan berbagai negara di luar negara ASEAN, dan salah satunya adalah
Republik Korea Selatan. Dan dalam rangka merayakan Korea-ASEAN Dialogue Relations Anniversary, saya akan berbagi mengenai prespektif saya mengenai hubungan ROK-ASEAN.
***
Hubungan
kerjasama antara Republik Korea dan negara-negara ASEAN terjalin sejak
diadakannya ASEAN-ROK Sectoral Dialogue pada bulan November tahun 1989. Sejak saat itu, banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh ROK dan
ASEAN untuk meningkatkan hubungan bilateral ini dari berbagai aspek, seperti dalam
ekonomi dan perdagangan, investasi, pariwisata, serta budaya.
Pada tahun 1991, hubungan ROK dan negara ASEAN ditingkatkan dengan pemberian status penuh sebagai mitra kerjasama dalam ROK-ASEAN Full Dialogue Partnership yang diadakan di Kuala Lumpur. Dan tidak hanya itu, peningkatkan terus dilakukan ke tingkat KTT pada tahun 1997 yang juga diadakan di Kuala Lumpur. Kemudian pada tahun 2004, Korea menyetujui Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia).
Perspektifku Tentang Budaya Korea di Indonesia
Di
antara aspek-aspek yang disebutkan di atas, adapun ‘budaya’ adalah aspek yang
perubahannya paling terasa sejak pertama kali diriku mulai tertarik dengan
Korea dan kebudayaannya.
Tahun
2010 adalah pertama kali diriku tertarik dengan kebudayaan Korea Selatan, dan
saat itu cukup sulit untuk mengekspresikan ketertarikanku karena kebudayaan
Korea saat itu masih asing di kalangan masyarakat Indonesia, seperti musiknya,
dramanya, dan makanannya. Tetapi saat ini, sangat mudah menemukan Korea di
sekitar kita.
Saya
merasa, mudahnya akses penggemar dan penggiat kebudayaan terhadap kebudayaan
Korea ini adalah hasil dari kerjasama antara ROK dan ASEAN dalam pertukaran
budaya masing-masing negara dan juga perkembangan teknologi yang saat ini
semakin canggih.
Sekarang,
banyak masyarakat Indonesia yang mengenal makanan Korea seperti Kimchi,
Tteokbokki, Ramyeon dan Eomuk. Bahkan, banyak restoran lokal di Indonesia yang
menyediakan makanan Korea dalam menunya. Dan menurut saya, produk Samyang dan
Shin Ramyeon adalah produk mie instant yang paling digemari oleh masyarakat
Indonesia, baik oleh fans maupun tidak.
|
Foto Samyang Ramyeon oleh Maulia. |
Sedangkan,
perkembangan teknologi seperti adanya aplikasi streaming film seperti Netflix, Viu, dan lain sebagainya, telah
mempermudah dan memperluas jangkauan penyebaran drama Korea ke seluruh penjuru
Indonesia. Kasus nyata yang saya alami, ada beberapa teman saya yang awalnya
tidak tertarik dengan drama Korea, sekarang mulai tertarik dengan drama dan aktor
Korea setelah menonton drama Korea hits melalui salah satu streaming service tersebut.
Selain
itu, perkembangan drama Korea di ASEAN juga memunculkan adanya kerjasama antar negara
dalam industri film dan drama. Banyak film negara-negara ASEAN yang ternyata
diproduksi bersama dengan rumah produksi Korea Selatan. Banyak juga ditemukan remake drama dan film Korea di negara
ASEAN.
|
Foto contoh remake drama dan film Korea oleh negara ASEAN (Indonesia & Thailand) |
Lalu,
ada BTS yang menjadi ledakan K-pop terbesar di Indonesia. Khususnya ketika BTS
meluncurkan produk kerjasamanya bersama McDonalds, dimana mereka menjadi
perbincangan populer di Indonesia karena para penggemarnya yang berusaha membeli
produk mereka.
Akses
untuk mengenal budaya Korea juga tersedia dalam bentuk acara Korea yang
biasanya diadakan oleh instansi kepemerintahan Korea yang ada di Indonesia,
seperti Kedutaan Besar Korea Selatan, Korean Culture Center Indonesia, King
Sejong Institute Center Indonesia, KOCCA Indonesia, dan tentu saja ROK Mission
To ASEAN. Bahkan di tahun 2022 ini, banyak acara budaya Korea yang sudah saya
kunjungi.
|
Foto beberapa acara yang saya kunjungi. |
Sebagai
seorang penggemar, perkembangan budaya Korea di Indonesia saat ini sangat
memenuhi keinginanku untuk belajar budaya Korea Selatan. Tetapi, tentu saja
kita tidak bisa berpikir bahwa semua orang akan menyukai budaya Korea. Bahkan
mungkin, ada yang beranggapan bahwa saya lebih mencintai budaya Korea
dibandingkan budaya Indonesia sendiri.
Namun,
sebagai warga negara Indonesia, saya juga berharap Indonesia bisa menerapkan
apa yang diterapkan oleh Korea Selatan dalam menyisipkan nilai-nilai budaya
Indonesia dalam produksi film dan drama modernnya. Karena baik Korea Selatan
dan Indonesia memiliki kekayaan budaya yang patut untuk disebarluaskan ke
seluruh penjuru negeri dan tak hanya dalam suatu kelompok tertentu.
Selama
mempelajari budaya Korea, ada saat dimana sayasaya merasa ada beberapa kesamaan
atau kemiripan dengan budaya yang ada di Indonesia, seperti beberapa permainan
tradisional Korea yang muncul dalam drama hits Squid Game. Dan juga beberapa cerita rakyat, seperti The Fairy and The Woodcutter yang sangat
mirip dengan cerita rakyat Jaka Tarub.
Walaupun
saat ini saya tidak begitu tahu pasti kondisi pendidikan dan penanaman budaya
Indonesia untuk anak-anak muda di Indonesia, tetapi saya harap Indonesia bisa
belajar dari bagaimana cara Korea Selatan mengemas budaya tradisionalnya
sehingga bisa diterima oleh masyarakat di masa modern ini.
Saya
sangat menyukai produksi drama remake Tunnel versi Indonesia, karena remake
tersebut tidak semerta-merta menyalin ulang script
versi Korea ke Indonesia, tetapi ada beberapa unsur yang disusun ulang dan
disisipkan nilai budaya Indonesia, sehingga penonton Indonesia dapat lebih
merasa relateable dan lebih mengerti
misteri dan ketegangan yang ada dalam serial Tunnel tersebut.
Selain
itu, film Indonesia Perempuan Tanah
Jahanam yang disutradarai oleh Joko Anwar juga merupakan film horor
Indonesia yang sangat saya sukai. Walaupun horor dan thriller bukan lah genre favorit saya, namun saya sangat suka
pengemasan cerita Perempuan Tanah Jahanam yang memadukan budaya tradisional
Indonesia seperti wayang kulit dan lain sebagainya.
Saya
berharap, hubungan kerjasama antara Korea Selatan dan negara-negara ASEAN, bisa
menjadi wadah untuk masing-masing negara mempelajari hal-hal baik dari satu
sama lain agar bisa maju bersama di kancah internasional.
Perspektifku Tentang Aspek Kerjasama Lainnya
Walaupun saya tidak secara langsung merasakan bentuk kerjasama dalam bidang lain yang lebih luas, namun dengan melihat data statistik, saya dapat mendapatkan gambaran informasi bahwa hubungan kerjasama ini mampu meningkatkan perekonomian, juga meringankan beberapa masalah perekonomian di Indonesia.
Sejak pandemi merajalela tahun 2020 dan 2021, banyak negara yang mengalami kesulitan khususnya dalam hal perekonomian. Tetapi tahukah kamu bahwa di tahun tersebut, ASEAN menduduki peringkat kedua dan ketiga sebagai destinasi investasi luar negeri Korea?
|
Statistik Investasi dan Perdagangan antara ROK - ASEAN Tahun 2021 ( Source. ASEAN-KOREA CENTRE ) |
Di tahun 2021, Korea telah menginvestasikan dana sebesar 1,8 Miliar USD ke Indonesia. Dan dari total persentase perdagangan antara Korea dan ASEAN, Indonesia memegang peringkat ke 3 dengan persentase lebih dari 10% dari total perdagangannya.
Adapun komoditas sepert tabung termionis, katoda dingin, katoda foto, hasil-hasil minyak bumi, bahan sulaman atau rajutan, getah karet sintetis, dan besi lembaran merupakan komoditas yang diimpor oleh Indonesia dari Korea. (Source. BPS)
Tidak hanya meningkatkan kerjasama dalam hal investasi dan perdagangan, ada juga beberapa fun fact dari aspek pariwisata antara Korea dan Indonesia yang harus kamu tahu, nih!
|
Statistik Jumlah Orang ASEAN yang Ada di Korea berdasarkan Visa. (Source: ASEAN-KOREA CENTRE) |
Tahun 2021, ada lebih dari 538ribu orang berkebangsaan ASEAN yang pergi ke Korea, dan 34ribu di antaranya adalah orang Indonesia. Dibandingkan tahun 2020, jumlah orang Indonesia yang pergi ke Korea di tahun 2021 lebih sedikit sekitar 3ribu orang. Pengurangan jumlah tersebut dipicu oleh menurunnya jumlah orang Indonesia yang berwisata ke Korea dalam waktu singkat, dan berkurangnya orang Indonesia yang tinggal di Korea dengan alasan bekerja.
Disamping itu, jumlah pernikahan lintas negara antara Korea dan Indonesia mengalami peningkatan, dan juga jumlah pelajar Indonesia yang dari Indonesia juga mengalami peningkatan. Nah, menilai statistik itu, saya merasa bahwa kesempatan masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Negeri Ginseng, Korea, semakin terbuka lebar. Dan saya harap, generasi muda Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih memperluas jaringan kerjasama antara Korea dan Indonesia.
Penutup
Dan itu lah perspektifku terhadap hubungan kerjasama ROK dan ASEAN, khususnya dengan Indonesia. Kerjasama dalam pertukaran budaya, perdagangan, dan juga pariwisata boleh saja meningkat, tetapi harapan saya, ada ilmu dan nilai yang bisa dapat dipelajari dan diserap oleh kedua negara untuk lebih memajukan negara masing-masing juga.
Happy Korea-ASEAN Dialogue Relations Anniversary!!
Together! We can!