Aru Shah and The Song of Death by Roshani Chokshi (2019) - Book Review

Halo, hari ini aku akan mereview sebuah buku yang menceritakan ulang kisah Mahabharata yang dipadukan dengan dunia modern.



Judul: Aru Shah and The Song of Death
Penulis: Roshani Chokshi
Halaman: 381
Penerbit: Disney Hyperion
Bahasa: Inggris
ISBN: 9781368013840

Dalam buku berseri ini, Roshani Chokshi si penulis bercerita mengenai seorang anak perempuan berusia 12 tahun, Aru Shah, yang harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya adalah seorang Pandawa, salah satu reinkarnasi tokoh protagonis dalam kisah Mahabharata. Cerita ini memadukan legenda mitologi Hindu dan dunia modern.

Singkatnya, di buku pertama yang berjudul Aru Shah and The End of Time, Aru Shah yang masih berusia 12 tahun berbuat kesalahan dengan tidak sengaja melepas The Sleeper, iblis jahat yang bertugas membangkitkan Dewa Kehancuran dari barang antik di museum ibunya. Kemudian ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia adalah seorang Pandawa, reinkarnasi sosok Arjuna, titisan tidak secara langsung Dewa Indra. Dan pada akhirnya ia harus berjuang mencegah The Sleeper untuk mengakhiri dunia bersama dengan saudari ‘sejiwa’ yang bahkan baru dikenalnya, Mini, reinkarnasi Yudhistira. 

Di buku kedua, The Otherworld diserang oleh pasukan zombie. Panah dan busur milik Kamadewa si Dewa Cinta hilang dicuri. Dan parahnya, Aru Shah dituduh sebagai pencurinya. Dan jika Aru tidak bisa menemukan panah dan busur tersebut sebelum bulan purnama, ia akan dipecat sebagai Pandawa dan harus meninggalkan The Otherworld. Akhirnya Aru yang tak ingin berpisah dari kehidupan lainnya itu, lagi-lagi harus menjalankan misi bersama Mini. Tetapi di buku kedua ini, Aru dan Mini akan ditemani dua karakter baru, yakni Brynne, reinkarnasi Bhima titisan Dewa Angin, dan Aiden, tetangga Aru di seberang jalan yang menyimpan banyak rahasia. 

Karena aku tidak pernah mereview buku pertama disini, jadi aku akan mengungkit reviewku untuk kedua buku ini.


Review

Mari kita mulai dari desain cover. Baik buku pertama dan buku kedua seri ini memiliki cover yang cantik dan menggunakan warna kalem yang menenangkan. Ditambah ilustrasi yang lucu-lucu, buku ini sudah bisa menarik mataku dalam sekali lihat.

***

Kedua buku ini yang memiliki jumlah halaman 355 dan 381 memiliki jalan cerita yang menarik. Penulis bisa membawa pembaca (aku) untuk masuk ke dalam petualangan seolah aku sedang bertualang bersama Aru dan kawan-kawan.

Di buku pertama, Aru harus menjalankan misinya selama 9 hari. Tetapi karena jalannya waktu dunia nyata dan The Otherworld berbeda, membuatku sempat bosan dan terjebak dalam reading slump untuk beberapa minggu. Agak sedikit lama untuk mencapai klimaks. Tetapi ketika Aru dan Mini sudah memasuki The Kingdom of The Death, ceritanya jadi semakin menarik dan berjalan begitu cepat, membuatku tidak rela buku ini berakhir. 

Sedangkan di buku kedua, aku masih agak sedikit dibikin bosan dengan perbedaan waktu antara dunia nyata dan The Otherworld. Pasalnya ketika Aru dan kawan-kawan memiliki deadline 10 hari untuk mengembalikan busur dan panah Kamadewa, tetapi karena ada perbedaan waktu, perjalanan Aru dan kawan-kawan jadi melambat dan membuatku merasa sangat lama mencapai klimaksnya. Tetapi penambahan karakter dan interaksi antara para Pandawa sangat lucu dan menghibur.

Bagaimana penulis mengakhiri cerita pada buku pertama dan melanjutkannya di buku kedua sangatlah menarik.  Mungkin jika kalian membaca kedua buku ini dengan rentang waktu yang jauh, mungkin kalian akan sedikit kebingungan dan harus mengintip lagi chapter terakhir di buku sebelumnya. Tapi kalau kalian membaca kedua buku ini bergantian tanpa jeda, mungkin akan jauh lebih menarik.

***

Berbicara mengenai karakter. Karakter favoritku di buku pertama adalah Boo, seorang dewa minor seperti Hannuman, bernama “Subala” yang pernah melakukan kesalahan sehingga ia ditugaskan untuk melatih para Pandawa. Alih-alih memiliki bentuk seukuran manusia, karakter Boo digambarkan sebagai seekor burung merpati. Ia bukanlah karakter yang mengucapkan isi hatinya begitu saja. Sifat dan sikapnya membuatnya sangat menggemaskan.

Sayangnya, di buku kedua, Boo tidak ikut dalam menjalankan misi bersama Aru dan kawan-kawan. Ia harus dijauhkan dari Aru dan lainnya karena dicurigai telah berkomplot dengan pencuri busur panah Kamadewa. Sebagai fans Boo, aku sangat senang ketika ia bebas dan menampakkan diri di beberapa chapter terakhir.

Boo landed on Aru’s hair and immediately pecked her. “You look pale! You have to take vitamin D! Pandawas always take Vitamin D. And what is this scratch on your arm? Who scratched you? And what took you so long?”

Boo mendarat di rambut Aru dan langsung mematuknya. “Kau keliatan pucat! Kau harus minum vitamin D! Pandawa selalu minum vitamin D. Dan cakaran apaan ini di tanganmu? Siapa yang mencakarmu? Dan kenapa lama sekali?”

Itu adalah reaksi Boo ketika dirinya akhirnya bebas dan menemui para Pandawa. Membaca kalimat itu membuatku sangat senang, karena aku juga sangaaaat merindukan Boo. Kalimat itu juga menunjukkan betapa pedulinya Boo dengan Aru dan Pandawa lainnya. Walau ia juga galak, dan ribet, tapi aku sangat suka karakter yang peduli seperti Boo, huhu.

Bagaimana dengan karakter utama aka para Pandawa? Sejujurnya aku tidak memfavoritkan salah satu dari mereka secara khusus. Tetapi aku sangat suka interaksi antara Aru yang masih perlu banyak belajar, Mini yang sangat higienis, Brynne yang sangat kuat dan doyan makan dan hobi masak, beserta Aiden, satu satunya laki-laki dalam tim ini yang selalu membawa kamera kemana-mana. Haah... Aku tidak sabar menanti kehadiran pandawa lainnya di buku ketiga, Aru Shah and The Tree of Wishes.

***

Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibuku. Tetapi mungkin karena buku ini adalah buku middle grade fantasy jadi menurutku bahasa Inggrisnya masih mudah dipahami. Buku pertama dan buku kedua meninggalkan kesan yang tak jauh berbeda, aku sama-sama menyukai kedua karya ini.


Overall Review

☆☆☆☆

4 bintang.

 

Untuk kamu yang menyukai novel Percy Jackson dan karya Rick Riordan lainnya seperti aku, mungkin kalian akan menyukai buku ini. Terlebih, buku ini adalah buku pertama dari imprint Rick Riordan. Buku ini juga sepertinya akan cocok untuk kamu yang tertarik dengan cerita tentang mitologi Hindu.

Oh ya, omong-omong, buku ketiga Aru Shah and The Tree of Wishes sudah terbit tahun 2020 ini. Sedangkan buku terakhir seri Pandawa Quartet ini akan terbit tahun depan, 2021.


Greenshe Review