Hari ini aku akan mereview buku berjudul Geekerella yang ditulis oleh Ashley Poston. Buku yang aku baca ini diterbitkan oleh Quirk Books. Aku membelinya mungkin sudah 2 atau 3 tahun lalu, saat ada diskon di toko buku Books&Beyond, Tangerang. Kertas buku yang ini berwarna putih, kayak hvs biasa, tapi ngga cepat menguning, masih cantik sampai sekarang.
Tentang Geekerella
Geekerella menceritakan tentang Elle Wittimer, seorang penggemar Starfield, seri sains-fiksi yang ditontonnya sewaktu kecil bersama mendiang ayahnya. Suatu hari, ia memperoleh informasi kontes cosplay untuk film Starfield yang baru. Dengan kostum lama ayahnya dan truk makanan Magic Pumpkin, ia bertekad untuk menang, kecuali..... kedua saudari tirinya menghalanginya.
Di samping itu, Darien Freeman seorang aktor muda yang sedang populer-populernya. Memerankan Pangeran Carmindor di Starfield sudah menjadi impiannya, pasalnya dia juga seorang penggemar. Tapi, fandom Starfield rupanya menganggap Darien tidak pantas memerankan Pangeran Carmindor. Ketika Darien merasa dirinya fake alias palsu, seorang perempuan yang bertukar pesan melalui SMS meyakinkan dirinya sebaliknya.
Cinderella Modern
Siapa yang nggak tahu dongeng Cinderella? Gadis malang yang tinggal bersama ibu tiri dan dua saudari tiri yang memperlakukan Cinderella layaknya pembantu. Lalu secara ajaib Cinderella bisa datang ke pesta dansa kerajaan dan bertemu Pangeran Tampan, lalu jatuh cinta, dan seterusnya.
Secara pribadi, aku masih merasa a retelling story tuh agak membosankan. Pasalnya, aku sudah tahu konsep dasar cerita Cinderella tuh seperti apa. Jadi, buku Geekerella yang menceritakan Cinderella Modern ini agak membosankan karena alurnya terkesan lambat di beberapa bab awal.
Tapi, semuanya semakin seru ketika waktu kontes cosplay semakin dekat! Walau agak lambat membaca 100 halaman pertama, aku tidak kecewa sama sekali dengan keseluruhan buku ini. Geekerella sangat lucu, menghibur, dan dreamyyyyyy! I think i fall in love with Carmindor~
Dan, walau aku bukan penggemar atau anggota fandom yang aktif seperti Elle, entah bagaimana aku bisa relate dengan karakter Elle ini. Dan sepertinya kalian para pembaca bisa relate juga dengan Elle, karena kurasa Elle is everyone.
Look to the Stars. Aim. Ignite.
Dannnnn, aku sangat suka dengan kalimat motto Look to the Stars. Aim. Ignite. yang dijadikan 3 bagian dalam buku.
Oh, dan juga jangan lupakan kalimat ini:
...the impossible is only impossible if you don't even try... - page 127, Geekerella.
...yang mustahil hanya akan mustahil jika kamu bahkan tidak mencoba... - halaman 127, Geekerella.
Overall Review
☆☆☆☆
4 bintang karena cerita ini manis!
Kalau kalian suka cerita bergenre romance,
dan juga suka kisah re-telling dongeng-dongeng klasik,
Bulan Maret ini, aku menyelesaikan drama bertabur bintang ini. Aku tahu ini sangat telat, tapi mungkin sebagian dari kalian juga baru menonton drama ini sepertiku, atau bahkan belum menonton drama ini. Kusarankan, tonton!
Drama ini mengisahkan kisah perjuangan yang indah nan dramatis yang dilakukan oleh masyarakat Korea ketika negara mereka baru dijajah oleh Jepang. Choi Yu-Jin, anak seorang budak yang pergi melarikan diri dari rumah majikannya setelah menyaksikan kedua orang tuanya disiksa semena-mena. Pertemuannya dengan Joseph, warga Amerika Serikat, ia berhasil pergi ke Amerika dan kembali ke Joseon sebagai kapten Angkatan Laut AS.
Lalu ada Go Ae Sin, perempuan keturunan keluarga terpandang yang kehilangan kedua orangtuanya karena dibunuh. Ia tumbuh menjadi seorang ahli sniper dan anggota Righteous Army, pasukan militer ilegal yang dibentuk untuk memperjuangkan kebebasan Korea Selatan. Pertemuan pertama Yu-Jin dan Ae-Sin yang awalnya hendak saling bunuh, akhirnya membuat keduanya saling jatuh cinta.
Selain itu, ada Goo Deung Mae, anak seorang butcher yang pergi ke Jepang setelah kedua orang tuanya tiada. Ia kembali ke Joseon sebagai salah satu anggota Yakuza yang ahli menggunakan pedang samurai dan ditakuti oleh masyarakat disana. Karena Ae-Sin pernah menolongnya, ia jatuh cinta pada Ae Sin.
Ada juga Hina Kudo, seorang wanita anggun yang menjadi pemilik Glory Hotel setelah suaminya yang berkebangsaan Jepang mati. Dan ada pula, Kim Hee Seung, tunangan Ae-Shin yang kembali dari Jepang setelah bertahun-tahun. Awalnya ia pergi ke Jepang untuk menghindari pernikahannya dengan Ae-Shin, tetapi nyatanya, ia jatuh cinta ketika tak ada lagi ruang di hati Ae-Shin untuknya.
Drama ini menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di atas untuk mengembalikan kekuatan, tahta dan martabat Joseon sebagai sebuah negara.
Review
Awalnya tuh aku berpikir drama ini sangat berat dan membosankan. Tetapi ternyata, dibandingkan mengambil trope cerita sejarah yang membosankan (menteri korupsi, mengelabui raja, romansa berlebihan), drama ini memberikan sensasi baru dengan cerita yang kental sekali sejarahnya.
Plot
Drama ini bergenre historical fiction atau fiksi sejarah. Walaupun drama ini diinspirasi dari peristiwa sejarah yang nyata, tentunya ada pula karangan 'fiksi' si penulis dalam drama ini. Aku kurang memahami sejarah mereka (sejarah Indonesia pun kurang), jadi aku kurang bisa menjelaskan bagian mana yang fiksi dan mana yang dari peristiwa nyata.
Namun, sebagai sebuah drama, aku benar-benar salut dengan Kim Eun-Sook yang mampu menulis dan menciptakan cerita dengan plot yang kompleks dengan world building yang sangat menakjubkan. Dan walaupun drama ini kental akan sejarah dan nilai perjuangan, hebatnya drama ini tidak membosankan.
Bumbu-bumbu romansa diberikan sewajarnya. Kisah cinta antara Yu-Jin dan Ae-Sin tuh terkesan klasik, antik dan cantik. Indah yang tidak berlebihan dibandingkan drama tulisan Kim Eun Sook sehabis ini.
Kisah persahabatan dan loyalitas para karakternya juga sangat menghangatkan hati. Kalimat-kalimat komedi dan sarkastik yang dikeluarkan oleh beberapa karakternya tuh benar-benar menghibur dan membuat drama ini terasa tidak seberat dan tidak sepusing yang aku bayangkan. Komedinya pas banget.
Karakter
Karakter favoritku adalah Ae Sin dan Hina (Yang Hwa). Dua karakter perempuan ini benar-benar kuat dan tidak bisa dipermainkan. Terlebih Hina Kudo. Dia adalah karakter yang anggun dan pandai membaca situasi. Keren deh pokoknya.
Sebenarnya, karakter dalam drama ini tuh banyaaaaak banget. Pasalnya, karena drama ini tentang perjuangan, banyak karakter pendukung yang juga mencuri perhatian penonton. Dan, itulah yang sangat aku sukai dari drama ini.
Nggak hanya karakter-karakter utama yang perlu diberikan standing ovation. Tetapi, karakter pendukung seperti Im Gwan Soo, si interpreter Bahasa Inggris yang bekerja di Kedutaan Amerika, lalu Kyle Moore, mayor angkatan laut AS temannya Yu-Jin, lalu Jang Seung Goo, masih banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin satu-satu. Mereka semua nggak hanya muncul sebagai pelengkap, tetapi kehadiran mereka juga sangat penting dalam cerita. Kalau tidak ada mereka, pemeran utama nggak akan bisa melaksanakan misi-misinya. Dan kita tidak akan terhibur dengan gelagat komedik karakter-karakter ini, haha.
Bahkan, aku merasa standing ovation juga harus diberikan untuk para pemeran antagonis disini, seperti Lee Wan Ik, dan Takashi Mori. Duh, dua karakter itu benar-benar berhasil membuatku dan adikku gemas. Dan tentu saja, aktor-aktor yang memerankan karakter antagonis lainnya (yang mayoritas tentu saja para pasukan Jepang), mereka benar-benar jahat dan kejam. Sampai-sampai membuatku merasa bahwa aku akan ikut-ikutan membenci Jepang seperti Korea membenci Jepang. Duh.
Setting
Drama ini tuh memiliki kualitas film, sama bagusnya dengan drama Goblin yang juga ditulis oleh Kim Eun Sook, jadi menurutku setting pengambilan gambarnya tuh udah the best banget. Banyak momen-momen iconic seperti slow motion yang digunakan dengan sangat tepat dan baik, jadi kesannya nggak berlebihan.
Video di bawah ini adalah beberapa adegan yang aku suka. Padahal masih ada video lainnya, tapi banyak video yang di blok untuk Indonesia.
Video di atas adalah pertemuan pertama Ae Sin dan Yu Jin.
Video ini kalau nggak salah pertemuan pertama Yu-Jin, Deung-Mae, dengan Hee-Seong.
Kalau nggak salah, ini pertama kali Yu-Jin dan Deung-Mae tahu kalau Hee-Seong adalah tunangan Ae-Sin, wkwk. Lihat tatapan membunuhnya.. wkwk.
Alih-alih menjadi musuh, mereka bertiga malah jadi teman, haha. Tiga orang yang suka sama Ae-Sin. Momen mereka bertiga selalu terasa lucu, soalnya karakter mereka bertiga benar-benar beda. Yang satu menakutkan, yang satu pandai tapi santai layaknya orang Barat, dan yang satu polos banget.
Sebenarnya ada beberapa adegan lagi yang aku suka, tapi aku belum nemu clip nya di Youtube. Aku sangat suka adegan Ae-Sin yang sedang menghalangi Goo Deung-Mae di pelabuhan. Ae-Sin dengan pakaian serba hitamnya meloncat dari atap ke atap, dan Deung-Mae dari bawah mengikutinya dengan berlari layaknya seorang ninja. Keren banget.
Lalu, soundtrack! Ya, soundtrack! Semua lagu pengisi drama ini tuh bagus-bagus banget. Dan lagunya pas dengan latar belakang waktu dan adegan-adegan dalam drama. Mungkin kalau nggak nonton dramanya, lagu ini akan terkesan biasa. Soalnya lagu ini bakal ngena banget kalau kalian nonton dramanya. Aku suka semua lagunya, tapi yang paling paling membekas untukku tuh ...
1. Lee Suhyun (Akdong Musician) - 소리 (Sori)
2. Park Hyo Shin - 그 날 (The Day)
Overall Review
✩✩✩✩✩
5/5 tanpa ragu
Plot yang kompleks, namun masih menghibur. Karakter yang bisa membuat perasaan menggebu-gebu. Setting gambar dengan kualitas film layar lebar. Lagu dan musik yang pas dengan latar belakang waktu dan adegan. Bertabur bintang, tapi nggak abal-abal. Ending yang bisa bikin perasaan kamu kosong, seakan kamu ikut berjuang bersama karakter-karakter dalam drama.
Aku merekomendasikan drama ini untuk kamu yang mencari drama sejarah yang keseluruhan ceritanya anti mainstream.
Dan, jika review ini bisa membujukmu untuk menonton. Aku hanya ingin mengatakan.. kau harus siap kehilangan. Episode terakhir benar-benar mengaduk-aduk perasaan.
Kembali lagi di postingan tentang K-Tourism. Awal bulan ini, aku sudah memperkenalkan Kota Gyeongju secara sekilas, dan kali ini aku ingin memberitahu tentang Festival apa sih yang ada di Gyeongju.
Kalau kalian ke Korea Selatan, khususnya Gyeongju, kalian bisa menikmati beragam Festival yang diadakan di beberapa waktu tertentu, loh! Ada 3 kategori festival yang bisa kalian temukan di Gyeongju.
1. Dynamic Gyeongju
Festival ini adalah festival yang dilaksanakan secara periodik mengikuti waktu dan musim tertentu. Contohnya, ada Gyeongju Cherry Blossom Festival & Haeryeong Sunrise Festival.
2. Active Gyeongju
Festival pada kategori ini adalah festival yang berkaitan dengan kegiatan fisik dan olahraga. Festival ini juga rata-rata dilaksanakan secara periodik. Contohnya adalah Gyeongju Cherry Blossoms Marathon dan Queen Seondeok's Cup National Women's Baseball Tournament.
3. Beautiful Gyeongju
Lalu yang terakhir, ada beberapa festival yang dikategorikan ke dalam festival Beautiful Gyeongju, yakni penampilan atau performance tetap yang dilaksanakan di Gyeongju. Festival-festival ini menunjukkan keindahan budaya Gyeongju. Dari banyaknya festival, aku hanya memberikan dua contoh festival yang menurutku akan keren banget, yaitu:
❤❤❤
Nah, bagaimana? Apa kalian tertarik untuk ke Gyeongju si museum tanpa dinding ini?
Walau contoh yang kuberikan hanya dua festival untuk masing-masing kategori, kalian masih bisa mencari informasi festival-festival keren lainnya di Gyeongju melalui website resminya, disini. Websitenya bisa diatur jadi berbahasa Inggris loh, jadi kalian yang tidak bisa Bahasa Korea bisa lebih memahaminya.
Film ini menceritakan tentang Ian Lightfoot (Tom Holland) dan Barley Lightfoot (Chris Pratt), dua peri kakak beradik, yang hidup di dunia penuh makhluk-makhluk mitos, seperti peri, centaurus (makhluk setengah kuda), trolls, dan lainnya,
Ian si adik adalah peri yang sangat tidak percaya diri, sedangkan Barley si kakak, memiliki entusiasme yang tinggi dan senang memainkan permainan kartu karakter. Keduanya hidup bersama ibunya setelah ayahnya meninggal karena sakit, tak lama setelah Ian lahir.
Di hari ulang tahun Ian yang ke-16, ibunya memberinya hadiah yang disimpan oleh ayahnya sebelum meninggal, yaitu sebuah tongkat sihir, Permata Phoenix yang langka, dan sebuah mantra yang bisa memanggil ayahnya selama satu hari. Ian kemudian menggunakan mantra tersebut, tetapi karena sebuah kesalahan, Ian hanya mampu memanggil setengah tubuh ayahnya. Untuk memanggilnya secara utuh, mereka membutuhkan permata lagi, lalu dimulai lah perjalanan mereka mencari permata.
Dunia yang seharusnya dipenuhi dengan fantasi dan juga magic kini hidup dalam kendali teknologi dan sistem yang sudah diatur, mampu kah Ian dan Barley mengembalikan ciri dunianya?
Review
Onward dan Teknologi
Film ini menampakkan pengaruh dan dampak dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi sangat membantu memudahkan pekerjaan-pekerjaan berat. Seseorang yang tadinya tidak bisa melakukan suatu hal berat, kini dengan mudah ia bisa melakukannya.
Tetapi, fungsi yang awalnya hanya memudahkan, kian lama menimbulkan pola hidup yang malas, sehingga seseorang atau sesuatu bisa kehilangan cirinya. Contoh dalam film ini, ada seorang Centaurus yang bekerja sebagai polisi. Penemuan mobil membuat pekerjaan si Centaurus yang harus berpatroli jadi terkesan mudah dan tanpa perlu tenaga besar. Tetapi, ciri Centaurus yang bebas dan berlari dengan kaki kudanya menghilang.
Character Development (+ sedikit spoiler)
Aku suka sekali film ini karena konsep petualangannya juga menekankan pada perkembangan karakter dalam film, khususnya Ian Lightfoot.
Ian awalnya tuh sangat tidak percaya diri. Selalu menganggap dirinya payah. Dan mungkin ia juga merasa malu dengan Kakaknya yang terlalu ramai.
Karena tidak pernah benar-benar bertemu dengan ayahnya, ia hanya mendengar cerita dari orang sekitarnya. Dan hal itu membuat Ian sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Ia ingin menghabiskan waktu bersama ayahnya, melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah ditulisnya dalam catatan, dan lain sebagainya. Tapi, seiring berjalannya waktu, petualangan Ian dan Barley menyadarkan Ian bahwa Barley selalu ada disamping Ian, bahkan Ian tidak harus merasa sedih karena tidak bertemu dengan ayahnya, karena Barley lah yang benar-benar kehilangan ayahnya.
Intinya, dari karakter Ian dan Barley, aku bisa melihat adanya nilai ikhlas dan bersyukur yang bisa diambil dari film ini.
Overall Review
☆☆☆☆☆
5 bintang untuk film ini.
Karena film ini sangat berkesan dan menunjukkan banyak nilai berharga.
Walaupun film animasi, film ini cocok untuk ditonton oleh semua kalangan usia.
Oh, dan kalian yang ingin menontonnya bisa menonton di Disney+ Hotstar ya~
Pemeran: Song Joong-Ki, Kim Tae-Ri, Jin Sun-Kyu, Yu Hae-Jin, etc.
Rilis: 5 Februari 2021, Netflix
Sinopsis
Film ini berkisah tentang Tae-Ho (Song Joong-Ki), seorang pilot kapal luar angkasa yang dinamai Victory. Kapal tersebut dipimpin oleh Kapten Jang (Kim Tae-Ri), dan dengan dua anggota kapal lainnya, Tiger Park (Jin Sun-Kyu) dan Robot Bubs (Yu Hae-Jin).
Review
Pertama-tama, film ini rekomendasi banget, guys! Harus nonton banget pokoknya!
Konsep dan Plot
Apakah kalian bisa membayangkan bagaimana keadaan Bumi 50 tahun ke depan?
Film ini menggambarkan kondisi terburuk Bumi di tahun 2092, dimana pada tahun tersebut Bumi dianggap sebagai planet yang hampir tak layak huni. Mengetahui masalah tersebut, dibandingkan dengan menata ulang Bumi agar bisa lebih layak dihuni, UTS Corporation mengabaikan Bumi yang sedang sakit dengan membangun orbit baru sebagai tempat tinggal Bumi. Tetapi hanya orang-orang terpilih saja yang bisa tinggal di orbit tersebut.
Konsep luar angkasa untuk perfilman Korea Selatan tuh masih sangat baru, jadi sebelum nonton film ini, aku agak mixed gitu ekspektasinya. Genre space-adventurenya baru banget soalnya, takutnya aneh, tapi penasaran juga, akhirnya nonton.
Isu tentang lingkungan disini oke banget. Dan tipikal problemnya disebabkan oleh keserakahan dan kesombongan manusia bahwa mereka bisa menciptakan dunia yang lebih baik dari dunia yang sekarang. Tapi toh walaupun sudah hidup di luar angkasa, manusia tetap saja menciptakan sampah yang mengotori angkasa. Karena itu lah, ada Space Sweepers alias Tukang Sapu Luar Angkasa, wkwk. Keren idenya yang ini.
Overall juga film ini sangat menghibur. Konfliknya standar dan nggak begitu berat, walau punya aftereffect yang membuat kita bisa merefleksikan diri.
Actors
Ini film comeback Song Joong-Ki yang sangat menjanjikan, sih. Acting Song Joong-Ki tidak perlu diragukan lagi, lalu chemistrynya dengan Kim Tae-Ri, Jin Sun-Kyu dan Bubs si robot yang suaranya diisi oleh Yu Hae-Jin tuh bagus banget.
Aku paling suka karakter Bubs si robot, wkwk. Dia bercita-cita ingin melakukan transplantasi kulit, wkwk. Ya pokoknya si robot itu pengen beli semacam baju, biar dia punya penampilan cakep gitu. Dan endingnya sangat menghibur dan mengejutkan, haha.
Ending
Nggak. Aku nggak akan spoiler. Untuk bagian ending ini, aku hanya ingin bilang bahwa endingnya memuaskan. Bukan ending yang gantung, receh, aneh, atau meninggalkan kesan-kesan tak puas di hati.
Pokoknya film ini rekomen sekali.
Overall Review
☆☆☆☆☆
5 bintang untuk film yang berhasil menorehkan prestasi
dengan pencapaiannya sebagai tops global Netflix rankings.
Welcome! You can call me Lia. I like to spend my free time to read novels, watch dramas or movies, and also drinking Green Tea Latte. Gonna write some reviews and stories here! It will be in Indonesian language, and... sometimes English!