Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
A Smile is Beautiful Poster

Director : Lin Yuifen
Penulis : Gu Man, Shen Feixuan, dkk
Rilis : 22 Agustus 2016
Pemeran : Yang Yang, Zheng Shuang
Genre : Romance, Comedy
Episode : 30


"Emangnya drama China ini bagus banget, ya? Selalu ada di bagian rekomendasi di website ini?"
(Greenshe)

Begitulah komentar pertama Greenshe, ketika memulai untuk menonton drama atau film baru. Greenshe dasarnya adalah pecinta Korea, dan sedikit Jepang serta Thailand. Entah kenapa kalau drama China / Mandarin, telinga Greenshe masih tidak bisa terima drama yang di dubbing pakai bahasa mereka, tapi tuh nggak sinkron sama gerakan mulutnya. Ini hanya pendapat pribadi Greenshe, loh.

(Selalu) Awalnya, drama dengan judul A Smile is Beautiful / One Smile is Very Alluring ini tidak menarik perhatian Greenshe, meskipun ada di bagian rekomendasi drama baru. Tetapi, ketika tahu bahwa drama ini adalah versi drama Love O2O yang pernah Greenshe saksikan filmnya, tentu saja jadi super tertarik dengan drama ini. Setidaknya timbul rasa 'ingin menonton' pada saat itu.

(Lagi-lagi) Awalnya, Greenshe menganggap remeh aktor dan aktris versi drama. Apakah Xiao Nai yang di drama lebih ganteng dari Jing Bo Ran, ya? Apakah Wei Wei nya secantik Angela Baby? Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin menurut kalian 'menyebalkan' itu muncul begitu saja di kepala Greenshe. Lantaran ngeri kalau versi drama hanya memanfaatkan ketenaran versi film Love O2O. 

Tetapi, setelah nonton sampai tamat......... BYE WORLD! BYE!

Sinopsis.
Bei Wei Wei dengan userID Luwei Wei Wei, diajakin cerai sama suami dunia game-nya. Alih-alih patah hati, Wei Wei tidak mengambil pusing ajakan cerai itu, dan langsung mengiyakannya, toh mereka hanya menikah untuk menyelesaikan misi dalam game, bukan karena ada ketertarikan pribadi. Namun, baru saja kemarin bercerai, Wei Wei mengetahui bahwa mantan suaminya minta certai karena ingin menikah dengan gamer tercantik di permainan itu.

Ketika Wei Wei dianggap tengah mengacau acara pernikahan-online mantan suaminya, seorang gamer papan atas bernama Yixiao Naihe muncul secara tiba-tiba dan mengajak Wei Wei untuk menikah di game tersebut. Dan siapa sangka, bahwa Yixiao Naihe adalah kakak kelas populer di jurusan yang sama dengan Wei Wei.


REVIEW

Plot.

It's better than the movie! Because they put more detail on the drama!

Yeap! Dari segi plot, drama ini lebih detail dan jauh lebih menyerupai versi novelnya. Kalau dibandingkan dengan plot yang ada di film, konsepnya sama, intinya sama, tetapi detail yang ada di dalam drama membuat Greenshe melihat filmnya seolah sebuah trailer, teaser, atau sekedar sinopsis, bahkan spoiler dari dramanya.


Karakter.

Greenshe suka banget penggambaran karakter Xiao Nai dan Wei Wei yang sangat sempurna. Greenshe tidak dapat memilih mana yang lebih baik, apakah versi film atau versi drama, karena keduanya.. haa... cantik dan ganteng, dan lagipula pasangan di film dan drama sangat cocok.

Yang Yang (Xiao Nai) dan Zheng Shuang (Wei Wei) sangat cocok untuk jadi pasangan di tv drama. Karena postur mereka yang terlihat sama-sama kecil dan lebih anak kuliahan banget, jadi cocok banget. Terlebih lagi, Zheng Shuang adalah pemeran 'Sanchai' di Meteor Garden versi China, aka Meteor Shower, jadi terbukti cantik lah ya. Karena biasanya yang memerankan karakter Sanchai itu harusnya cantik. Sedangkan Yang Yang, ketampanannya yang hakiki benar-benar sempurna untuk Xiao Nai, haha.

Ah, sedikit funfact, sebelum bermain di Love O2O, Jing Bo Ran (Xiao Nai versi film) dan Zheng Shuang (Wei Wei versi drama) pernah menjadi pasangan di drama 'Queen Inhyun's Man' versi China. Terkadang Greenshe membayangkan apa jadinya kalau Xiao Nai dan Wei Wei versi film dan drama bertukar pasangan, haha. Well, kinda impossible, but gak pa-pa lah ya, imaginary casts, haha.


Setting dan Sound

Setting.
Untuk setting dunia game onlinenya, tidak lebih baik dari versi filmnya. Masih ada animasi-animasi yang, well, kurang sedap pas ditonton. Tapi seperti yang sudah pernah Greenshe katakan... Plotnya menutupi itu semua, karena plotnya yang memiliki humor komedi sangat cukup untuk membuat penonton senyum sendiri dan tertawa.

Sedangkan untuk settingan kampus, terlebih ketika Xiao Nai dan Wei Wei memutuskan untuk bertemu offline setelah sekian lama menikah di game, sangat bagus. Bertemu di bawah pohon Willow (kalau gak salah namanya itu), dekat jembatan gitu.. beautiful!

Sound/ Song.
Berhubung ini adalah drama 30 episode, yang setiap episode memutar lagu opening dan ending, tentu Greenshe tidak melewatkannya. Lagu opening dan endingnya sukaaaaa banget! Khususnya endingnya. Karena yang nyanyiin adalah Yang Yang! Xiao Nai kita! Top deh buat musik soundtrack-nya.

Untuk sound, seperti dubbing audio dialog para aktor dan aktrisnya, PAS! Sampai Greenshe nggak paham apakah suara mereka di dubbing lagi atau memang audionya asli gitu. Pokoknya audio sama gerakan bibir sesuai dehhh.


OVERALL REVIEW

Plot : 9.5 / 10 (karena lebih detail dan menyerupai novel dibandingkan filmnya)
Karakter : 9.5 / 10 (karena karakter dalam drama lebih digambarkan secara detail daripada film)
Setting : 7.5 / 10 (mungkin karena ini adalah kelas drama, jadi animasi yang digunakan dalam drama tidak lebih sedap daripada film)
Sound / Song : 8 / 10

Drama ini tentu sangat rekomen bagi kamu yang jatuh cinta sama filmnya. Atau kamu-kamu para pecinta drama yang bosan dengan konflik yang menegangkan dan berat. Setelah menonton film dan dramanya, dengan menambah membaca bukunya, akan menambahkan pula rasa suka kamu terhadap cerita garapan Gu Man ini.

See ya!
0
Share

Love O2O Movie Poster
Director : Zhao Tianyu
Produser : Zhang Yibai
Penulis : Gu Man
Rilis : 12 Agustus 2016
Pemeran : Jing Bo-Ran, Angela Baby
Genre : Romance


"Cintaku Bersemi di Game Online"

Mungkin judul seperti itu yang akan digunakan oleh sinema-sinema siang Indonesia jikalau suatu saat ada yang membuat cerita serupa. Yak, film berjudul Love O2O aka Love Online to Offline ini adalah adaptasi dari novel berjudul sama, karya Gu Man. 

Sinopsis. 

Film ini menceritakan Bei Wei Wei, mahasiswi populer di jurusan komputer, yang diajakin putus sama pacar dunia maya-nya di Game Online RPG yang suka dimainkan oleh Wei Wei. Alih-alih patah hati, Wei Wei tidak mengambil pusing ajakan putus yang dilakukan pacarnya itu dan langsung mengiyakan ajakannya, toh mereka berpacaran hanya untuk menyelesaikan misi-misi dalam game.  Namun kemudian, Wei Wei mengetahui bahwa pacarnya minta putus karena berpacaran dengan gamer paling cantik di permainan itu. Ketika Wei Wei dianggap tengah mengacau acara pernikahan-online mantan pacarnya, seorang gamer papan atas bernama Yixiao Naihe muncul secara tiba-tiba dan mengajak Wei-Wei --yang menggunakan userID, Luwei Wei Wei-- untuk menikah di game tersebut. 

Bayangkan ada orang asing yang melamarmu dalam sebuah game, atau seseorang mengirim permintaan status di facebook padamu. Dalam dunia nyata, tentu itu mengerikan, bisa jadi modus kejahatan. Apalagi kalau kamu tidak memilah siapa temanmu di facebook. Tapi dalam dunia entertainment, semuanya dikemas untuk menghibur pemirsa dari jenuhnya dunia nyata. Itulah yang dilakukan Gu Man dalam cerita Love O2O ini. Hanya mengangkat problem kecil, dan menambahinya dengan bumbu romansa dan komedi, ta-daaaaa jadilah cerita ini. 

Greenshe akan mengulas film, drama, dan novelnya secara terpisah. Siapa yang belum nonton film, drama, atau belum baca bukunya? Berhati-hatilah, karena akan ada beberapa spoiler dalam review ini. Shuu shuu..


REVIEW

Plot.

Love O2O ini memiliki konsep cerita yang sangat ringan, hanya kisah cinta seputar anak kuliahan. Tidak ada sang antagonis, apalagi derai air mata. Yang ada hanyalah senyum dan tawa. Siapa sangka perihal pacaran dalam game online bisa dijadikan cerita yang menarik? Ini yang membuatku terkesan dengan Love O2O. Konsep cerita yang terkesan fresh dan unik ini sangat bisa menghibur pemirsa yang menontonnya. Bumbu komedi yang disesapkan ke dalam film juga unik.

Awalnya, Greenshe tidak tertarik dengan film ini, namun (seperti biasa) poster film ini selalu ada di bagian Film Rekomendasi di situs nonton drama dan film favorit Greenshe. Dan yah, berhubung tidak ada tanggungan drama atau film yang harus di download dan di tonton saat itu, Greenshe iseng-iseng menonton film ini. Dan rupanya, ceritanya sungguh menarik dan Greenshe sampai terpukau dengan ketampanan Xiao Nai yang diperankan oleh Jing Bo Ran.

Selain itu, bagi penggemar berat acara variety show Korea, Running Man, tentu nggak asing sama Angela Baby yang merupakan member Running Man versi China. RM Korea dan China beberapa kali membuat episode khusus, dimana keduanya bermain. Nah, karena Greenshe sedikit familiar dengan Angela Baby, jadi bisa dikatakan Greenshe menonton film ini karena Angela Baby juga.


Karakter.

Angela Baby dan Jing Bo Ran bukanlah aktris dan aktor pendatang baru di China. Aku sudah sering melihat film dan drama mereka. Dan keduanya memang dapat dikatakan termasuk aktris dan aktor andalan di China, sehingga kemampuan actingnya nggak diragukan lagi lah yaa.

Angela Baby sangat baik menggambarkan karakter Wei Wei yang cool! namun terkadang bersikap bodoh hingga bisa membuat penonton merasa malu, haha. Jing Bo Ran juga sangat baik menggambarkan karakter Xiao Nai yang super ganteng, keren dan tak banyak berekspresi.


Setting dan Sound Effect.

Setting : Awalnya, Greenshe agak kurang nyaman sama penggambaran dunia game online dalam film ini. Tapi semakin lama ditonton, yaaaa lumayan. Dan overall, semuanya tertutup dengan cerita yang super duper menghibur.

Song : Greenshe sejujurnya nggak begitu merhatiin ada lagunya atau nggak bahkan. Sangking senangnya dengan plot yang menyenangkan seperti ini, jadi Greenshe ngga punya banyak hal yang bisa dikomen buat lagunya. Cocok cocok aja kayaknya, soalnya aku masih bisa enjoy nontonnya.


OVERALL REVIEW

Plot : 9 / 10 (karena cerita ini tipe Greenshe banget)
Karakter : 9 / 10 (Xiao Nai ganteng banget soalnya, hahaha)
Setting : 8 / 10 
Sound : 7 / 10 (deguchi, soalnya gak begitu fokus ke musik dan suara)


Film ini rekomen BANGET, buat kalian pecinta drama dan film romance yang sudah lelah nonton film dan drama yang punya konflik berat dan bikin perasaan galau. Jaminan bakal senyum senyum geli pas nonton film ini. Film ini ringan, tapi menghibur.

Film ini juga memiliki versi Drama dan Buku nya. Selanjutnya, Greenshe akan mengulik Dramanya. Tapi bagi pemula, silahkan nonton Filmnya dulu, karena menurut Greenshe, film ini seperti trailer untuk dramanya. Sedangkan bukunya lebih detail dari dramanya. Jadi, nonton filmnya dulu saja~

See ya!
0
Share
Ant-Man and The Wasp
Sutradara : Peyton Reed
Perusahaan Produksi : Marvel Studios
Distributor : Walt Disney Motion Pictures Group
Rilis : 4 Juli 2018 (Indonesia)
Pemeran : Evangeline Lilly, Paul Rudd, Hannah John-Kamen, Michael Douglas, Michelle Pfeiffer


Spoiler Alert! Review ini mengandung beberapa spoiler yang mungkin tidak kalian sukai. Jadi, berhati-hatilah!


Halo teman-teman, kali ini Greenshe akan mereview film Ant-Man and The Wasp yang belum lama ini Greenshe saksikan di bioskop. Siapapun yang sudah menonton Avengers: Infinity Wars yang bulan Maret lalu menggebyarkan bioskop-bioskop tanah air, tentu ada beberapa dari kalian yang penasaran akan ketidakhadiran beberapa superhero, khususnya manusia semut kita, Ant-Man.

Banyak meme yang bertebaran mengenai betapa mudahnya Thanos dikalahkan jika ada Ant-Man, haha. Nah, dalam film baru superhero Marvel ini, Ant-Man and The Wasp menjelaskan apa yang dilakukan Scott Lang dan kawan-kawan hingga melewatkan penampilan spektakuler Thanos dan Avengers beberapa bulan lalu.

REVIEW

Plot.

Dalam sequel ini, Scott tengah menjalani hukumannya sebagai tahanan rumah karena memihak pada Captain America dalam film Captain America: Civil War. Padahal masa tahanannya akan berakhir tak lama lagi, namun setelah ia mendapatkan visi mengenai istri Hank Pym yang menghilang dalam Quantum Realm (silahkan tonton film Ant-Man yang pertama), Hank Pym beserta anaknya, Hope Van Dyne, mengajak Scott Lang bekerjasama untuk mengeluarkan istri Hank Pym dari Quantum Realm, pasalnya pada film pertama Ant-Man, Scott berhasil kembali dengan selamat dari Quantum Realm itu, membuat Hank Pym dan Hope memiliki keyakinan bahwa mereka dapat menyelamatkan istri dan ibunya.

Untuk melancarkan aksinya, Hank dan Hope menciptakan mesin yang untuk menyempurnakannya membutuhkan suatu alat penting gitu (lupa namanya apa). Namun, untuk mendapatkan alat penting itu ternyata tidak mudah. Selain harus bersembunyi dari FBI, mereka harus berhadapan dengan Ghost yang ternyata juga mengincar alat, mesin, bahkan lab milik Hank Pym.

Jika menilai plot cerita secara individu, plot yang disuguhkan dalam Ant-Man and The Wasp cenderung biasa saja jika dibandingkan dengan Ant-Man pertama, apalagi jika dibandingkan ke-epic-an Infinity Wars kemarin. Plot cerita lebih menceritakan masalah keluarga Hank dan Hope, selain itu, kemunculan Hope sebagai The Wasp yang keren banget, membuat karakter Scott sebagai Ant-Man agak overshadowed. Jadi, kalau saja The Wasp memiliki film sendiri pasti tidak buruk.

Jika melihat plot cerita secara kelompok, yaitu dengan melihat kronologi film Marvel Cinematic Universe, film Ant-Man and The Wasp ini cukup membuat para pengabdi Infinity Wars dapat bernapas agak lega setelah superhero favorit mereka jadi abu, hing... Doctor Strange.

Selain menjelaskan alasan Scott absen di Infinity Wars, film ini juga menandakan bahwa waktu menuju Avengers 4 tidak lama lagi, hanya hitungan bulan. Yah, masih tahun depan sih, tapi setidaknya list film yang muncul di antara Avengers 3 dan 4 ini semakin menyusut. Greenshe bahkan nggak sabar dengan debut Captain Marvel yang kabarnya akan dirilis tahun depan.

Karakter.

Menurut Greenshe, karakter yang menonjol dalam film ini adalah The Wasp dan Ghost. Kedua karakter tersebut belum pernah menunjukkan kekuatan mereka di film manapun, sehingga penampilan perdana mereka dalam film ini membuat karakter Ant-Man sedikit tergeser. Terlebih dengan plot yang lebih berfokus pada The Wasp.

Tapi, adegan yang berkesan bagi Greenshe adalah adegan Scott Lang ketika pikirannya dirasuki oleh Janet Van Dyne, membuatnya bertingkah seperti perempuan dan istri dari seorang Hank Pym. Banyak adegan-adegan komedik yang mampu memancing tawa para penonton. Dan untuk divisi komedi dalam film ini, Greenshe mengacungi jempol untuk Scott Lang dan sahabatnya, Luis. Bahkan Greenshe tak menyangka bahwa kalimat “Baba Yaga” yang sering disebut-sebut oleh karakter bernama Kurt dalam film ini memiliki nilai humor yang lumayan bagus.

Setting dan Sound Effect

Hmm.. Untuk film ini, Greenshe tidak begitu memfokuskan review pada setting dan sound effect. Namun, untuk Greenshe yang awam akan teknologi animasi seperti ini, setting animation dalam film ini sangat keren. Khususnya untuk adegan perkelahian The Wasp, Ghost, dan Ant-Man. Kenyataan bahwa Hank Pym menciptakan alat yang mampu mengubah ukuran benda apapun jadi kecil dan besar itu menakjubkan. Bahkan gedung Labnya pun dapat disulap jadi seukuran koper. Mau koleksi mobil? Hank Pym bisa menyulap mobil hotwheels milikmu jadi seukuran mobil biasa. Sedangkan untuk sound effect atau musik, Greenshe tidak merasa ada sesuatu yang spesial. Namun begitu, Greenshe tetap bisa merasa enjoy nontonnya.

OVERALL REVIEW

Plot = 7.5/10
Karakter = 7.5/10
Setting = 8/10
Sound Effect = 7/10
Film ini rekomen bagi kalian yang mengikuti film seri Marvel Cinematic Universe. Ah! Perihal post-credit, atau tayangan setelah credit dalam Ant-Man and The Wasp, cukup mengejutkan bahwa Ant-Man tertinggal di Quantum Realm karena Hope, Hank, dan Janet jadi abu ketika sedang mengawasi Scott dalam Quantum Realm. Sebenarnya ada dua post-credit dalam film ini, tapi menurutku yang kedua agak sedikit.... hmm... Tonton sendiri deh! See ya on next review!
0
Share
SABRINA : The Next Terror in The Doll Series

Sutradara : Rocky Soraya
Produser : Rocky Soraya
Rumah Produksi : Hitmaker Studios
Rilis : 12 Juli 2018
Pemeran : Luna Maya, Sara Wijayanto, Jeremy Thomas, Christian Sugiono
Genre : Horror, Thriller


Spoiler Alert! Kukatakan padamu, review ini mengandung sejumlah spoiler. Jadi, efek samping review ini adalah urusanmu.


Hai teman-teman, di kesempatan kali ini Greenshe akan me-review film horor lokal yang sedang tayang bulan Juli ini di bioskop-bioskop tanah air, judulnya SABRINA. Film ini merupakan film ketiga dari trilogi The Doll yang menceritakan kelanjutan dari kisah The Doll 2. Greenshe belum pernah menonton dua film pendahulunya karena pesimis akan keseruan film-film horor Indonesia, hing.. gomen. Tetapi setelah (dipaksa sama adik) menonton film SABRINA, timbul keinginan untuk menonton film-film sebelumnya.

Jadi, film ini menceritakan tentang keluarga baru Maira (Luna Maya) dan Aiden (Christian Sugiono) yang mengangkat Vanya, keponakan Aiden, sebagai anak lantaran kedua orang tuanya, yaitu Arka dan Andini sudah meninggal. Namun, rupanya Vanya belum ikhlas akan kepergian Bunda-nya, hingga suatu hari, temannya yang bernama Ditho menunjukkan Vanya permainan Pensil Charlie yang dapat digunakannya untuk bertemu lagi dengan mendiang Bunda-nya. Alih-alih Bunda-nya yang datang, permainan Pensil Charlie yang dimainkan Vanya telah memanggil makhluk yang lebih berbahaya, yaitu Baghiah, anak iblis yang berusaha untuk merasuki dan mengambil alih tubuh manusia untuk hidup di dunia manusia.

Kualitas film horor layar lebar Indonesia saat ini patut diacungi jempol, lantaran sudah memiliki kualitas yang super lebih baik daripada film-film horor dulu yang banyak memuat unsur dewasa, padahal memiliki cerita yang biasa saja, hingga membuatku enggan untuk menonton film horror lokal.


REVIEW

Plot.

Tema ‘hantu boneka’ ini tentu membuat beberapa orang (like me) merasa bahwa ceritanya pasti bakal mirip dengan film horor Amerika, Annabelle, yang pernah tayang di bioskop Indonesia. Namun jangan salah, meskipun film ini seolah terinspirasi dari film horor tersebut, bobot nilai moral yang disuguhkan dalam cerita SABRINA ini lebih jelas dan cocok untuk dikalangan lokal. Tidak seperti film horor luar yang menampakkan kengerian dan kesadisan yang pada akhirnya pun sulit untuk dicerna apa alasannya.

Iri dan dengki dalam hati manusia adalah inang dari sebuah kejahatan.


Dalam film ini diceritakan bahwa Baghiah sebenarnya dipanggil ke dunia oleh manusia yang iri dan dengki, untuk menjadi anak buah atau pekerja yang tengah mencari upahnya karena telah menyelesaikan misi-nya. Greenshe cukup terkesan bahwa ternyata Aiden lah yang telah memanggil Baghiah ke muka bumi ini dengan pertolongan seorang dukun. Greenshe merasa hal tersebut agak unexpected, seolah menjadi plot twist, karena dari awal tuh setiap karakter dalam film tidak ada yang begitu menonjol maupun mencolok, jadi siapa sangka dalangnya ada di antara mereka. Kenapa Aiden memanggil Baghiah? I won’t spoil anything about it.

Karakter.

Para aktor dan aktris kita memerankan perannya dengan sangat baik. Tetapi adegan kesurupan yang dilakoni Maira, Aiden, serta Vanya, membuatku ingin mengacungi mereka dengan seribu jempol, namun apa daya, jempolku hanya ada empat. Pasalnya, adegan ketika Baghiah menyurupi ketiga karakter tersebut hanya untuk membunuh Laras (seorang paranormal yang pernah menghalangi usaha Baghiah untuk merasuki tubuh manusia) sangat mengerikan dan menambah suasana menonton menjadi super menegangkan.

Selain itu, karakter yang Greenshe sukai dalam film ini adalah karakter Laras yang diperankan oleh Sara Wijayanto. Karakter Laras memiliki perkembangan yang lebih menonjol dari karakter lainnya. Kehilangan suami dan anak-anak karena pekerjaannya sebagai paranormal itu menjadi kekuatannya ketika dirinya nyaris goyah dan takut terhadap kehadiran Baghiah yang energi negatifnya lebih mengerikan dibandingkan dengan Baghiah yang dulu pernah dilawannya. Bersama dengan suami barunya, Raynard, yang diperankan oleh Jeremy Thomas, Laras bangkit untuk melawan Baghiah.

Setting dan Sound Effect.

Sedikit cerita, jadi, aku menonton SABRINA ini di bioskop XXI, yang jika dibandingkan dengan CGV, suaranya lebih menggelegar. Sound effectnya bagus, membuat jantung semakin berdebar, apalagi ketika adegan naik tangga dan kemudian ada boneka SABRINA di tangga itu. Damn! That’s horror! 

Ketika terjadi adegan kejar-kejaran antara karakter-karakter protagonis kita dengan Baghiah ini juga menegangkan. Ah! Dan efek suara setiap kali Baghiah hendak menampakkan diri itu lebih horor lagi. Duh, genre horrornya tersemat dengan baik.

Nah, untuk settingnya. Setting tempat atau latar seperti rumah yang digunakan itu tipikal film horor pada umumnya. Rumahnya gedong banget, tapi isinya hanya ada Maira, Aiden, Vanya, dan Bi Nur. Menurut Greenshe, untuk setting tempat sih yaa bagus bagus saja. Tapi hal yang Greenshe sukai dari setting adalah make up artist-nya. Penataan untuk rias wajah Baghiah, dan karakter-karakter yang kesurupan Baghiah itu the best. Horor banget deh mukanya, khususnya bagian hidung. Mungkin beberapa orang menganggap hidungnya bakalan lucu tanpa darah hitam yang membasahinya, tapi Greenshe berkata lain, haha.


OVERALL REVIEW

Plot                  = 7.8/10
Karakter         = 7.5/10
Setting             = 8/10
Sound Effect   = 8/10

Yak. Film dengan rate Dewasa ini tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak, karena mengandung unsur cabik-cabikan yang mengerikan. Jadi, menurut Greenshe film ini sudah rekomen banget untuk kategori usianya. Bagi para orang tua, jangan membawa anak-anak, ya. See ya on next review!
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose