KKN di Desa Penari by SimpleMan
My rating: 3 of 5 stars
✩✩✩
Apakah kalian tahu cerita horor KKN di Desa Penari ini?
Mungkin beberapa dari kalian sudah membaca cerita ini di thread Twitter. Mungkin ada juga yang mendengar atau membaca ringkasan cerita ini dari sumber lain. Atau mungkin kamu bahkan tidak tahu akan keberadaan cerita ini kayak penting banget? haha.
Awalnya, aku bahkan tidak tahu kalau cerita ini tuh ada. Maksudku, mungkin saat itu cerita ini belum cukup viral untuk sampai ke aku. Sampai suatu hari, ketika sedang bermain PUBG Mobile bersama teman-temanku, mereka membicarakan sesuatu tentang Desa Penari, aku yakin mereka menyebutkan kata Penari atau Kenari. Mereka yang tidak menceritakan lebih jelas padaku, membuatku penasaran dan akhirnya aku mencari tahu sendiri.
Kemudian aku menonton summary yang dibuat oleh Raditya Dika di Youtube channelnya, cukup belibet penceritaannya, namun, komentar-komentar di bawahnya mampu membuatku lanjut mencari di google tentang cerita KKN di Desa Penari melalui sudut pandang NUR. Kalau tidak salah, aku membacanya melalui link seperti thread reader gitu, sehingga tidak sulit membaca thread-nya. Akhirnya aku semakin tahu cerita ini. Lalu Nessie Judge juga mempublish video summary dari kedua sudut pandang, aku menonton lagi, memastikan tidak ada informasi yang tertinggal.
Well, itu perjalananku di dunia maya, dari yang tidak tahu menjadi tahu mengenai cerita ini. Untuk kalian yang ingin tahu spoiler atau mungkin cerita yang sudah beredar di dunia maya ini, kalian bisa mencarinya via google, atau twitter sang author, yakni SimpleMan. Atau summary yang dibuat oleh Nessie Judge di Youtube channelnya juga lumayan kok.
Sinopsis
Buku ini menceritakan kisah Widya, Ayu, Nur, Wahyu, Bima, dan Anton yang melaksanakan KKN di desa bernama Banyu Seliro. Selama menjalankan program KKN mereka, ada beberapa kejadian-kejadian mistis yang dialami masing-masing orang, yang akhirnya berujung pada kematian.
Untuk apa aku membeli buku ini padahal aku sudah mengetahui inti ceritanya?
Banyak temanku yang melontarkan pertanyaan seperti itu kepadaku. Sejujurnya, aku menyukai cerita ini yang dikatakannya based on true story, walau pasti ada unsur fiksinya, khususnya detailnya. Kebetulan juga ada promo buy 1 get 3, jadi aku langsung membelinya. Jadi, yang ingin aku review disini adalah hardcopy-nya, bukan ceritanya, karena menurutku ceritanya sudah cukup bagus hingga mampu membujukku untuk membeli bukunya.
1. Cover hitam dengan tulisan berwarna merah darah mengkilap itu keren banget. Nama penulis, SimpleMan, yang dicetak dengan warna silver mengkilap itu juga keren menurutku. Mendukung suasana horor dan misteri di dalam cerita.
2. Tetapi, bahan covernya terlalu kaku, dan tekstur cover jaketnya akan meninggalkan bekas yang sulit untuk disamarkan jika terlipat.
3. Ada ilustrasi cantik di balik cover. Pembaca disuguhi ilustrasi yang beberapa dari kalian pastu sudah tahu. Pasalnya, cover tersebut di share di instagram penerbit bukune yang sempat mengundang pro dan kontra. Aku bersyukur bahwa ilustrasi tersebut tidak dijadikan cover depan, pasalnya, terlalu komik, sehingga menghilangkan kesan misteri dan horor di dalam cerita. Terlebih detail warna ular dan selendang yang tidak sesuai dengan cerita juga cukup mengganggu, khususnya untukku, ya. Aku tidak mengatakan ilustrasinya jelek, loh.
4. Tidak ada bookmark. Aku nggak tahu apakah hanya cetakanku saja yang tidak dapat bookmark, atau memang penerbit tidak menyediakan bookmark. Padahal, menurutku ilustrasi-ilustrasi di balik cover bisa dijadikan bookmark yang cantik.
5. Untuk cerita yang sudah dibukukan, aku menyayangkan masih banyak typo. Walau aku masih bisa mengerti, aku agak menyayangkan aja. Khususnya bagian dimana Widya mandi dengan Batok Kepala. Itu beneran Batok Kepala atau Batok Kelapa? Soalnya Nur mandi pakai Batok Kelapa, tuh, haha.
Katanya buku ini berisikan bagian-bagian yang tidak pernah diceritakan di media sosial. Sejujurnya aku tidak begitu memperhatikan setiap bagian yang diceritakan di media sosial, sehingga aku tidak tahu bagian apa yang tidak pernah diceritakan. Tetapi keseluruhan inti cerita masih sama, sehingga mungkin bagian yang tidak pernah diceritakan itu tidak begitu mempengaruhi alur cerita.
Apakah aku merekomendasikan buku ini?
Untuk seseorang yang menyukai buku, promo buy 1 get 3 dengan harga Rp. 87.000 yang sedang berlangsung ini cukup menguntungkan untuk menambah koleksi buku kamu. Apalagi kalau kamu adalah pecinta buku-buku dengan genre horor. Dibandingkan harga satuan buku KKN di Desa Penari yang dibandrol dengan harga Rp. 77.000 rupiah, menurutku beli dengan harga promo jauh lebih menguntungkan.
Cerita KKN di Desa Penari ingin diangkat ke layar lebar.
Yeap! Aku baru tahu bahwa cerita ini akan diangkat ke layar lebar oleh MD Pictures. Rencananya akan tayang tahun depan. Sejujurnya aku tidak masalah, mungkin saja aku akan menonton filmnya nanti. Tetapi penggarapan yang terburu-buru terkadang menimbulkan kesan memanfaatkan situasi yang begitu terang-terangan. Terlebih setelah aku membaca ceritanya, aku merasa jika dijadikan sebuah film, pasti akan menimbulkan kejanggalan kejanggalan di dalam plot-nya. Pasalnya, setelah membaca pun, aku masih dibuat penasaran dan berharap bahwa ada penjelasan dari sudut pandang lain mengenai kisah ini, seperti sudut pandang Wahyu, dan lainnya.
Cerita KKN di Desa Penari ingin diangkat ke layar lebar.
Yeap! Aku baru tahu bahwa cerita ini akan diangkat ke layar lebar oleh MD Pictures. Rencananya akan tayang tahun depan. Sejujurnya aku tidak masalah, mungkin saja aku akan menonton filmnya nanti. Tetapi penggarapan yang terburu-buru terkadang menimbulkan kesan memanfaatkan situasi yang begitu terang-terangan. Terlebih setelah aku membaca ceritanya, aku merasa jika dijadikan sebuah film, pasti akan menimbulkan kejanggalan kejanggalan di dalam plot-nya. Pasalnya, setelah membaca pun, aku masih dibuat penasaran dan berharap bahwa ada penjelasan dari sudut pandang lain mengenai kisah ini, seperti sudut pandang Wahyu, dan lainnya.