Lovely Heist by Prisca Primasari - Book Review

"Seharusnya kalian menjaganya,"
BAM BAM BAM

✩✩✩✩
My rating: 4 of 5 stars

I should say buku ini packed with more action dan memeras perasaan juga tentunya. Setelah kalimat bolded di atas terucap, aku sudah tahu akan terjadi hal yang menyebalkan. But! Mari kita lihat hal-hal yang lebih menyenangkan.

❤♡❤♡

Lovely Heist adalah buku kedua Kak Prisca yang aku baca, yang juga merupakan sequel dari buku Lovel Theft yang sudah aku review disini

Buku ini menceritakan tentang kelanjutan kisah cinta Frea dan Liquor yang sebenarnya ingin menikah. Liquor juga hendak pensiun dari pekerjaannya sebagai pencuri, tetapi karena suatu hal yang membahayakan nyawa tunangannya, Liquor, Night, dan Frea dengan terpaksa harus kembali menjalankan aksi mencuri, sebuah cincin milik selebriti bernama Mina, bahkan mereka harus pergi sampai ke London.

❤♡❤♡

Dibandingkan buku sebelumnya, cerita di dalam buku ini lebih memuat aksi dan adegan-adegan yang menurutku lebih menegangkan. Tetapi hal-hal lucu juga banyak terjadi. Walaupun aku tidak merasakan sensasi twist seperti pada buku pertama... kalau kalian sudah baca Love Theft... you know the night when Night jumped in front of Frea who jumped in front of Liquor and..

Aku mulai membaca buku ini akhir Juli lalu, tetapi sejak Agustus pertengahan, aku membiarkannya berada di currently reads sampai akhirnya aku melanjutkannya pada akhir November. Beberapa bagian awal pace nya terasa lambat, dan bisa dikatakan belum ada hal yang seru banget. It's still the beginning step into the big mess they'd go into.

Tapi kemudian, kalimat ini membuatku sangat terbahak,

Lain kali sebelum masuk ke mana aja, bilang keras-keras, 'GUE COWOK!'. Kalau perlu pasang badge 'GUE COWOK' besar-besar di kemeja lo, Night. Lo ini udah cantik, putih, mulus kayak model iklan body butter. - Tarantula, 146
Untuk yang belum membaca, mungkin kalimat tersebut tidak terkesan lucu, kalian harus membaca buku ini agar bisa tahu kenapa Tarantula berkata seperti itu, haha. Selain itu masih banyak hal-hal menyenangkan. Hanya saja kalimat itu yang meningkatkan mood membacaku. Terlebih mulai ada konflik-konflik kecil seperti pertengkaran Liquor dan Night yang cukup membuatku panik. Hingga perjalanan mereka selama di London.

❤♡❤♡

Perkembangan tiga karakter utama, Frea, Liquor, dan Night, terasa natural dan sangat menyenangkan. Dalam buku ini, Liquor dan Night sering mengalami cekcok tak penting yang malah terkesan lucu dan sebenarnya menunjukkan seberapa pedulinya mereka terhadap satu sama lain.

Karakter Liquor masih sama seperti di buku pertama, sok keren, haha. Oke, dia memang keren dengan segala skill mencurinya, visualisasinya, dan karakter sedingin es-nya yang di buku ini akan semakin menghangat karena unek-unek dan kesalahpahaman yang selama ini disimpannya mengenai ibu dan ayahnya mulai teratasi.

Karakter Night...

Is he a living microwave or something? I think he can melt my heart like ice cream!

Ia juga masih sweet seperti sebelumnya. Liquor adalah tipe yang tak banyak berekspresi dan dingin pada kebanyakan orang, sedangkan Night sebaliknya, ia tipe yang ramah pada banyak orang. Terserah kalian nanti naksir yang mana, haha. Tapi aku merasa karakter Night disini semakin menonjol. He had most of that crucial moments. That chasing-Devon's-car moment, the Starry Night part jeezz Betelgeuse, dan bahkan setiap momen Night dengan istrinya, Akiko-san, pun menurutku manis. Oleh karena itu, Night adalah karakter favoritku di seri ini -if we talk about character, but if we talk about visualization, it will be Liquor, no doubt.

Selain Night, salah satu karakter favoritku di buku pertama adalah Tarantula, pasalnya karakter bergaya selengeknya membuatnya terkesan seru dan menyenangkan. Namun rupanya, di buku kedua ini, Tarantula dihadapkan oleh situasi yang mengharuskannya memilih hal penting yang bisa mengikat kehidupannya. Kalau tidak ada Night, mungkin aku akan benar-benar ilfil dengan kelakuan Tarantula, haha. But i thank Night and his newly arrived Samurai.

❤♡❤♡

Unsur aksi dalam buku ini sangat berlimpah dibandingkan buku pertama. Walau twistnya kurang greget, tapi masih ada adegan yang menurutku sangat menegangkan dan seru. I was like...

No..... (membaca halaman 285). Please no... (membalik halaman, berharap hal buruk yang dipikiran takkan terjadi) OMG! No wayyyyyyyyyy!

Dan setelah membaca halaman penuh horor itu, aku sudah merasakan akan ada hal buruk lain yang menanti mereka sepulang dari London. Aku juga cukup kasihan dengan Frea, Liquor, Night, dan Akiko yang harus berhadapan dengan orang-orang yang sakit jiwa. IYA. SA-KIT JI-WA. Harker, Gift, Devon, bahkan Mina yang ku anggap paling waras pun, ternyata ketularan gila. 

Well, enough for today. Cukup sekian review dan kesanku setelah membaca buku ini. Untuk ocehan ku yang lebih detail selama membaca buku ini, bisa dilihat di reading progress ku di Goodreads. 

See you next time!

Greenshe Review