Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu dihidupkan kembali dengan penampilan yang berbeda? Atau bagaimana kalau sahabat kamu memiliki penampilan yang berbeda?


Judul : Abyss (어비스)
Episode : 16 episode
Pemeran : Ahn Yo Seop, Park Bo Young, Kwon Soo Hyun, dan lain-lain
Director : Yoo Je Won
Writer : Moon Soo Yun

Greenshe kembaliiiii.
Kali ini aku akan mereview episode 1 dari drama terbaru saluran tv tvN yang berjudul Abyss. Sekedar menulis review mengenai first impression aku aja terhadap drama ini, dan apakah drama ini cukup oke untuk dilanjutkan nonton. Sejujurnya, aku kurang suka posternya yang ini, ahaha. Tapi berhubung aku sudah terlebih dahulu lihat trailernya di Youtube, drama ini tetap menjadi salah satu drama yang aku nanti-nantikan. Buat yang belum nonton teaser atau pun trailernya, bisa di cek di bawah ini, ya.

Teaser


Trailer

Review

     Plot     

Menurutku, setelah menonton episode 1 beberapa hari lalu, plot episode perdana drama ini sangat lucu dan menarik, sekaligus dodol gimana gitu, haha.

Drama dibuka oleh Cha Min, pengusaha terkenal dengan postur pendek dan gemuk yang sedang minum di tepi atap perusahaannya. Ia sedang bersedih karena tunangannya memutuskan hubungannya begitu saja ketika pernikahan mereka sedang dipersiapkan. Cha Min hendak bunuh diri, tetapi rasa takutnya akan kematian mengenyahkan keinginannya itu. Namun saat itu angin atap berhembus kencang hingga mampu membuat Cha Min terdorong, sehingga mau tak mau ia harus berjuang menahan bobot dirinya dengan berpegangan di tepi atap agar tidak mati. Selagi bertahan, -ini bagian kocaknya- secara tidak sengaja, pesawat alien menabraknya layaknya bola golf, membuat Cha Min terlempar jauh hingga akhirnya mati. Sebagai permintaan maaf, alien-alien tersebut menghidupkannya kembali dengan bola ajaib yang mereka sebut Abyss. Kini, Cha Min kembali hidup dengan penampilan yang sangat tampan dan tinggi -yang katanya adalah wujud jiwa aslinya-. Lalu, Cha Min punya sahabat, namanya Go Se Yeon, seorang prosecutor yang mati karena di bunuh. Cha Min menggunakan Abyss untuk menghidupkan sahabatnya kembali, dan dalam wujud yang berbeda, mereka mencari tahu siapa pembunuhnya.

저는 Fantasy를 진짜 좋아해! Aku sangat menyukai genre fantasy, walaupun ia dipadukan dengan misteri, romance, drama atau pun crime. Bagiku, rasanya tuh fantasy sudah menjadi bumbu yang sangat pas untuk sebuah drama, agar tidak membosankan gitu. Selain itu, unsur komedi di drama Abyss episode 1 ini juga menghibur, walau tidak begitu terang-terangan melucu. Fantasi dan tingkah komedik Cha Min membuat genre crime dan misterinya tidak begitu berat, namun tetap berasa. Pokoknya pas.

Oh ya, apa kalian tahu alien Do Min Joon dari drama You Who Came From The Star? Alien di awal episode sepertinya sebangsa dengan Do Min Joon, hahaha. Tapi, drama ini, khususnya episode 1 berfokus pada Abyss dan misterinya. Namun, apakah Abyss hanya benda ajaib biasa atau it has other meanings and purposes? Karena terkadang semakin ke belakang, drama seperti ini akan menghilangkan kegunaan Abyss ini, dan ya hanya sebagai pengantar saja. Tapi, berhubung ini adalah episode 1, aku masih penasaran dengan apa saja kegunaan Abyss itu. Apakah eksistensinya akan tergeser dengan crime-nya, atau benda itu akan sangat berguna ke depannya? Let's see...

     Karakter     

Drama Abyss ini dimainkan oleh Park Bo Young, yang sudah terkenal di dalam dunia perfilman, dan Ahn Yo Seop si Best New Actor 2018 di SBS Drama Awards, itu loh yang main di 30 But 17, lalu Splash Splash Love, lalu Queen of Ring, lalu One More Happy Ending. Karena sudah cukup banyak drama Ahn Yo Seop yang aku tonton, jadi, bisa di katakan aku suka dengan perkembangan karirnya di dunia acting. 

Di Abyss, pasangan Ahn Yo Seop dan Park Bo Young ini lucu dan menggemaskan banget. Postur AYS yang tampan, tinggi, bak karakter anime, serta Park Bo Young yang lucu dan mungil. Cucok, deh. Terlebih hubungan karakter mereka bukan lah yang so sweet menye-menye gitu, tapi lebih ke sahabat yang sebenarnya saling suka dan perhatian dengan suka berseteru gitu. Mungkin chemistry antara dua karakter utama ini belum begitu terlihat di episode 1, karena PBY ini muncul di hampir akhir episode 1, jadi mungkin chemistry nya akan terlihat di episode 2. Dan sepertinya drama ini cukup patut untuk dinanti, soalnya cast serta cuplikan teaser dan trailernya cukup menjanjikan.

Karakter Cha Min adalah main focus di episode 1, sehingga yang kelihatan lucu, menggemaskan, dan juga dodol, ya... dia. Tapi, karakter bernama Seo Ji Wook yang diperankan oleh Kwon Soo Hyun juga membuatku kerap memicingkan mata, sebab dia terlihat mencurigakan, apakah dia baik atau jahat. Pokoknya misterius!

     Setting     

Aku bukan pakar animasi, sih. Tapi sebagai penonton, sepertinya animasi Abyss si bola ajaib ini terkadang terkesan kurang halus, dan malah lucu. Maksudku, lucu aneh gitu. Seharusnya sekedar bola kaca yang tengahnya di kasih efek bercahaya juga sudah cukup. Tapi, apalah aku, hanya penonton yang tidak begitu mementingkan animasi, haha. Mungkin nanti aku akan terbiasa dengan animasinya.

Selain animasi, ada adegan yang aku suka di episode 1 ini, yakni adegan ketika Cha Min <Ahn Yo Seop> di tengah hujan menghampiri rumah Go Se Yeon untuk memberikan minuman hangover gitu karena Se Yeon habis mabuk-mabukan gitu. Saat Cha Min memanggil-manggil Se Yeon di luar, tidak ada jawaban apa-apa, hanya lampu kamar yang tadinya menyala lalu dimatikan. Jadi, Cha Min mengira Se Yeon sudah tidur, lalu ia kembali pulang deh. Bukan disitu hal favoritku. Tetapi, bagian dimana ternyata yang mematikan lampu kamar Se Yeon adalah pembunuh Se Yeon! Jadi tuh pembunuhan Se Yeon terjadi tepat ketika Cha Min di luar rumahnya. Ya ampun ini aku nge-feel banget gitu loh. Terlebih keesokannya, ketika kematian Se Yeon tersebar, si Cha Min nyesel banget nggak masuk ke rumah Se Yeon gitu, sahabatnya dibunuh ketika dia disitu, dan dia gak bisa melakukan apa-apa. Adegan ini bikin gemes, merinding, kasihan, dan UGH! Puk puk Cha Min. :(

     Background Music     

Drama dengan genre crime/ misteri tidak lengkap tanpa musik instrumental menegangkan yang mampu membawa perasaan penonton jaid ikut tegang dan bertanya-tanya. Menurutku, terhitung di episode 1, musiknya sudah mendukung banget, sih. Sedangkan, OST belum terlalu berkesan di episode 1 ini, jadi nteu bisa banyak komen.

Overall Review

☆☆☆☆
4 bintang untuk episode 1. Karena plot yang menarik dan bikin penasaran. Karakter yang menyenangkan dan terkesan fresh. Dannn aku suka, haha.

By the way, aku masih menunda untuk menonton episode 2, karena aku ingin membuat review awal episode dulu, baru lanjut nonton episode 2, dengan harapan, feeling yang aku rasakan ketika nonton episode perdana tidak tercampur dengan feeling yang aku rasakan ketika menonton episode 2 dan seterusnya. Jadi, setelah review kali ini rampung, i'm ready for the next episode! 

Aku nggak akan review semua episode satu-satu, kok. Mungkin cuma perdana, atau akhir, atau mungkin perdana dan akhir, haha. See you later!
0
Share
Tidaaaaaak! Aku tidak bisa menahan beban ini sendirian. Aku harus mengutarakan perasaan ini. Perasaan ketika menonton film ter-epic sepanjang tahun 2019, terhitung sampai bulan April. This can't be real!

Oke guys. Hai, welcome back to Greenshe Reviews! Bersama aku yang tengah dirundung kegilaan mengenai betapa epic-nya film penutup seri Avengers ini. Like....... seriously. Aku nggak bisa mendiami laptop-ku di saat-saat seperti ini. Saat perasaanku seolah ditendang ke sana ke mari, sampai rasanya tuh kebas, dan hampa.

Yak, langsung saja.



Judul : Avengers: Endgame
Sutradara : Anthony Russo, Joe Russo
Produser : Kevin Feige
Pemeran : Robert Downey Jr, Chris Evans, Chris Hemsworth, Mark Ruffalo, Scarlett Johansson, dan banyak guys, klik disini.
Rilis : 24 April 2019 ( Indonesia )

Haaaa .... Huuuu .... Aku harus tarik nafas sejenak sebelum bercerita.

So, aku menonton film ini tiga hari setelah premier-nya di Indonesia, yaitu tanggal 27 April 2019. 

Untuk menonton pun aku dan teman-temanku mengalami sedikit drama, seperti salah beli tiket malah di tanggal 24 April yang notabene aku dan teman-temanku tidak bisa, haha. Tapi akhirnya semua beres. Kami membeli tiket lagi untuk 4 bangku, dan kedapatan di barisan L, yakni baris kedua di depan layar.

Awalnya aku sedikit pesimis bahwa pengalaman nonton di barisan dekat layar akan terasa tidak menyenangkan, karena sebelumnya, aku pernah menonton sebuah film di suatu bioskop, kebetulan kedapatan di barisan dekat layar, dan leherku sedikit nyeri setelahnya, karena kursinya yang begitu tegak, haha. Tetapi, barisan depan layar yang ada di CGV better kok, karena bangkunya tidak begitu tegak, jadi kita masih bisa santai menonton film tanpa perlu menempel koyo sepulang nonton.

Ada beberapa spoiler yang muncul di feed instagramku, salah satunya...


Yeah. I mean i knew kalau perang tuh pasti membutuhkan pengorbanan, dan tentunya tak luput dari kematian. Jadi sebelum menonton, aku sudah menguatkan hati bahwa akan ada karakter yang mati. Sehingga aku lebih memfokusnya mengenai seberapa besar kematian karakter di film ini mempengaruhi perasaanku, berhubung karakter favoritku itu Doctor Strange dan T'Challa udah menjadi abu. 

LALU OH MY GOD NO! Story line nya sangat menyentuh. Tidak. Bukan tentang siapa yang mati. Tetapi bagaimana kematian itu terjadi. Yang membuatku menangisi kepergian karakter-karakter yang mati adalah pengorbanannya. 

Sekarang....

SPOILER AHEAD

Film di buka dengan Tony Stark yang masih terjebak di luar angkasa bersama Nebula dan kadar oksigen yang semakin menipis. Ia berpikir ia akan mati, namun Carol menemukannya dan membawanya kembali ke bumi dengan selamat.

Kemudian ada Clint Barton yang tengah piknik bersama keluarganya, namun keluarganya tiba-tiba menghilang jadi debu. Yak, bagian ini menjelaskan kemana Clint Barton ketika Thanos menyerang saat Infinity War. 

Tak lama setelahnya, anggota Avengers yang tersisa, selain Iron Man karena doi masih masa pemulihan dari luar angkasa gitu, mencari kembali Thanos yang sedang bercocok tanam(?). Setelah menemukan Thanos, para Avengers sempat berbincang panas sebentar dengan Thanos, lalu Thor yang sudah emosi akhirnya gone for the head yang ..... seharusnya dia lakukan di Infinity War. Damn. But it's ok. Ini baru sekitar 15 menit pertama, kok.

Pemecahan masalah untuk membereskan masalah yang dibuat oleh Thanos adalah kuantum realm yang sering diperbincangkan oleh dan di film Ant-Man, yang memungkinkan mereka untuk kembali ke masa lalu dan mengumpulkan seluruh batu dari setiap masa, untuk mengembalikan orang-orang yang menghilang karena petikan jari Thanos di Infinity War.

Setelah Hulk berhasil menggunakan kekuatan batu-batu itu untuk mengembalikan yang jadi abu, terjadi penyerangan lagi ke markas Avengers, dan menciptakan pertarungan besar antara Avengers dan Thanos (Kok Thanos ada lagi? Bukannya mati? Yah, tonton sendiri aja biar ngerti, pokoknya gitu, wkwk). 

All the fights scenes, perangnya tuh membuatku benar-benar merinding, terlebih ketika teman-teman yang menjadi abu itu kembali dan membantu dalam perang, OH MY GOD PENYIHIR KESAYANGAN AKU DOCTOR STRANGE!

Oh dan tadi kukatakan ada yang mati. Iron Man dan Natasha Romanov sudah tiada. Sejujurnya, aku bukan penggemar berat keduanya. Tetapi melihat pengorbanan SUPER BESAR yang mereka lakukan di film ini benar-benar mengoyak hatiku. Pertarungan singkat antara Clint dan Natasha ketika ingin memperoleh Soul Stone benar-benar asdfghjkl, mereka bertarung dengan pikiran "aku yang harus mengorbankan diri". Ah........



Lalu, kematian Iron Man yang mengorbankan dirinya untuk menggunakan gauntlet Thanos untuk memetik jarinya dan menggunakan kekuatan batu-batu tersebut untuk mengembalikan yang telah menjadi abu dan menjadikan Thanos abu tuh benar-benar mengiris hati. Sudah di koyak, lalu di iris pula. Tubuhnya yang tidak kuat menerima kekuatan batu-batu pelangi itu, membuatnya mati. Like.... Parker dan Potts yang nangis saat kematiannya pun membuat perasaanku semakin berkecamuk.

Aku benar-benar minim kata-kata untuk menggambarkan betapa keren, epic, dahsyat, dan mengagumkannya film ini. All the dramas, all the tears, the humors, the conflicts, climax, anti-climax, and the ending. GREATEST SHOW EVER. 

Oh hei, Captain Marvel has a new haircut! Sebenarnya aku lebih pro dengan wanita yang berambut panjang, tetapi harus ku akui kalau potongan bondol si Carol Danvers ini membuatnya keren. Tak buruk lah.

Oh! Ada satu adegan yang menarik perhatianku, yakni ketika para pahlawan perempuan kita bersatu menyerbu Thanos dan pasukannya. Benar-benar Girls on Top!

Ending untuk para karakter-karakter kita yang sudah habis kontrak juga berakhir dengan kebanggaan. Mereka benar-benar superhero favorite! Tapi aku sedikit kurang suka dengan penampilan akhir Thor di Endgame, wkwk. Tonton sendiri deh! Pokoknya worth it! Tiga jam mengakhiri runtutan film dari tahun 2008 dengan sangat indah dan mengagumkan. GOKIL!

Overall Review

☆☆☆☆☆
5 stars for the EPIC BATTLE and THE EPIC ENDING

This is so satisfying yet i feel kinda empty now. Bye Tony. Bye Steve. Bye Clint. Bye Nat. Bye... Thor(?). I think we could see Thor on the next phase tho, like in Guardian of The Galaxy 3. No. Marvel should definitely bring back Thor's six pack, hahaha.

Aduh, sebenarnya aku masih ngerasa post ini kurang, karena masih banyak unek-unek yang sulit untuk di deskripsikan melalui kata-kata, jadi mungkin segini sudah cukup. Atau jika ada yang ingin curhat tentang pengalaman menonton Avengers: End Game, silahkan komen atau email juga boleh.

So.... See ya!

0
Share
Kalau sebelumnya pada tahun 2002 Indonesia di gemparkan dengan pasangan Cinta & Rangga dari seri Ada Apa Dengan Cinta yang menceritakan tentang kisah cinta anak SMA dan kisah sebuah penantian. Saat ini, Indonesia memiliki Rangga versi lain, yang sama-sama puitis, yakni Dilan. 

Yak, langsong sajhaaa...




Judul : Dilan 1991
Sutradara : Pidi Baiq, Fajar Bustomi
Produser : Ody Mulya Hidayat
Pemeran : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla
Rilis : 28 Februari 2019

Dilan 1991 adalah sequel dari seri Dilan yang didahului oleh film Dilan 1990. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, dan diciptakan oleh Pidi Baiq. Sequel ini menceritakan lanjutan hubungan Dilan dan Milea yang telah resmi berpacaran tanggal 22 Desember 1990 di film Dilan 1990.

Biasanya, masa pendekatan lebih menyenangkan daripada saat pacaran. Nah, itu lah Dilan 1991. Ketika nonton film Dilan 1990, kita disuguhi sesuatu yang terasa fresh, salah satunya adalah penggambaran mengenai tahun 1990 dan 1991, sehingga mengembalikan tren lama ke masa sekarang, seperti jaketnya Dilan, dan motornya Dilan. Sedangkan di film kedua ini, Dilan 1991 hanya berisikan drama dalam hubungan Dilan dan Milea, sehingga menurutku sedikit membosankan, walau pas di awal sih cukup banyak momen-momen yang komedik.

Sejujurnya, aku tidak mengikuti seri novel Dilan sama sekali, jadi aku menonton seri film Dilan ini awalnya tanpa memiliki ekspektasi sama sekali. Entahlah, mungkin karena aku tidak tertarik dengan cerita romansa anak SMA yang labil? Atau mungkin karena aku belum bisa mencintai karya lokal? Bisa jadi dua-duanya.

Namun, setelah menonton film pertama, timbul lah sebuah ekspektasi untuk film kedua, apakah ceritanya akan sama menariknya?

Walaupun banyak sekali spoiler yang aku dapatkan dari para pembaca novel, bahwa pada akhirnya Dilan dan Milea putus, aku tetap memiliki ekspektasi yang cukup tinggi. Karena banyak yang bilang berpendapat bahwa kisah Dilan dan Milea ini sedih. Jadi, aku memiliki harapan bahwa menonton film Dilan 1991 ini aku bisa menitihkan air mata. Tetapi...... BORO-BORO. 

Aku malah merasa konflik yang membuat Dilan dan Milea putus itu kurang wow, terkesan biasa saja. Walau mungkin untuk beberapa di antara kalian konflik seperti itu tuh wow. Tetapi bagiku, itu sangat biasa saja, benar-benar terasa real, nyata, dan dekat dengan kita, yang ketika kamu sudah beranjak dewasa mungkin akan berpikiran "terlalu real juga bodohnya". Mungkin Milea adalah salah satu kasus yang berakhir dengan perasaan baik-baik saja, tetapi pada nyatanya, kasus putus karena tidak mau di kekang dan over protective itu juga bisa tidak baik-baik saja (curhat, hahahaha).

Terlebih lagi, rencananya akan ada film ketiga yang di angkat dari novel ketiga berjudul "Milea". Oke, fine. Di film Dilan 1991 ini, semua sudut pandang dan rasa sakit lebih ditunjukkan pada karakter Milea, sedangkan Dilan tidak begitu terlihat apa yang sebenarnya dia rasakan ketika ada masalah.

Film "Milea" adalah curahan hati si Dilan, yang lebih memperlihatkan sudut pandang Dilan. Dan sepertinya aku akan tetap menonton film ketiga ini, sekedar untuk referensi dan pelengkap seri tontonan. Tetapi, seri film Dilan ini belum mampu atau bisa dikatakan gagal menggaet hatiku untuk membaca novelnya. Terlebih.... nah ini yang sedikit aku kurang klop.

Akan ada buku ke-empat tentang Dilan yang diceritakan oleh Cika, pacar Dilan setelah Milea--katanya. Nah, setelah muncul kabar bahwa akan ada buku ke-empat, aku semakin mengurungkan niat untuk membaca buku-bukunya, karena terkesan seperti cerita ini tuh wawancara yang dilakukan Pidi Baiq terhadap mantan-mantan Dilan. Jadi, ya, mungkin kalau tipe cowok kalian seperti Dilan, akan sangat menarik. Sayangnya, tidak bagiku, ehehe.

OVERALL REVIEW

☆☆☆
3/5 stars buat film ini. Mungkin karena ekspektasiku ketinggian, haha.

Yak, sekian review film Indonesia ketiga --setelah Dread Out & Terlalu Tampan-- yang aku tonton di tahun 2019 ini. Jujur nggak bisa mereview banyak hal karena aku masih awam dan merasa kurang lengkap tanpa membaca novelnya, tetapi aku pun belum punya motivasi untuk membacanya, ehe. Thank you untuk kalian yang sudah melipir!




0
Share
Siapa yang ikut pre-order The Illuminae Files_02 : Gemina??

Oke, mungkin beberapa dari kalian ada yang nggak tahu apa itu Gemina. Gemina adalah novel sequel The Illuminae Files_01 : Illuminae. Buku-buku ini adalah novel terjemahan yang di terbitkan oleh penerbit Indonesia, yakni Penerbit Spring. Dalam postingan kali ini, sebenarnya bukan Gemina yang ingin aku bahas. Tetapi pendahulunya, yaitu Illuminae. Hanya saja, karena Penerbit Spring sedang mengadakan pre-order melalui grobmart.com , aku berpikir untuk menulis review lengkap novel Illuminae di blog ini. So, here we go~


Illuminae by Amie Kauffman & Jay Kristoff
Photo by Greenshe Reviews

Judul : Illuminae (The Illuminae Files_01)
Penulis : Amie Kauffman & Jay Kristoff
Penerbit : Penerbit Spring (Indonesia)
Terbit : November 2017
Tebal : 576 hlm, 21 cm
ISBN : 978-602-6682-09-3


Saat itu, Penerbit Haru & Penerbit Spring sedang gencar-gencarnya mempromosikan pre-order Indonesian translation nya novel Illuminae. Awalnya aku benar-benar nggak tertarik, karena yah minat bacaku masih maju mundur, dan bacaanku masih terbatas pada buku yang diterbitkan penulis tertentu. Belum berani baca yang lain gitu deh.

Kemudian, ketika aku tengah menjelajahi akun Youtube pribadiku, di bagian home akunku, ada video dari Maggie Chen, seorang booktuber yang aku subscribe dan kebetulan membahas 5 Reasons Why You Should Read Illuminae. Dan setelah menonton video itu, aku tergugah untuk membeli buku ini. 

Nah, pada review kali ini, aku akan memberikan beberapa alasan versi aku kenapa kamu harus baca buku ini. Berhubung sequelnya yang berjudul Gemina, sebentar lagi diterbitkan oleh Penerbit Spring, yeay!

IT'S FREE SPOILER........ PROBABLY? 

MUNGKIN SEDIKIT?

Blurb

Illuminae mengambil latar waktu tahun 2575. Suatu pagi, Kady memutuskan untuk mengakhiri hubungannya bersama Ezra Mason. Dan siangnya, planet mereka yang bernama Kerenza, diserang. Di evakuasi di pesawat yang berbeda, Kady sadar bahwa ia harus bekerja sama dengan mantan pacarnya untuk menyelamatkan orang-orang di pesawat dari bahaya yang di rahasiakan oleh Kapten Pesawat. Dan yah, terjadi CLBK, but that's not the point! Buku ini lebih dari sekedar Cinta Lama Bersemi Kembali.

Review

     Kelebihan     

1. Format Unik

Kalau biasanya kamu disuguhkan buku yang isinya paragraf semua dan hanya dibagi per bab saja, buku ini memberikan penawaran lebih dengan menyuguhkan kumpulan-kumpulan email, skematik, file militer, IMs, laporan kesehatan, catatan interview, dan data lain sebagainya yang diperoleh dari hasil hack seorang perempuan berambut pink, Kady.

Ingin tahu preview tampilan bukunya? Kalian bisa cek previewnya di Google Play Books. Karena biasanya aku baca preview novel disitu, dan jika memang menarik, aku beli hardcopy nya.

Tapi serius, deh. Ini unik banget. Kamu dilatih untuk bisa memahami cerita dari kumpulan kumpulan data seperti itu. Ini keren sih menurutku.

2. Plot

Pernah naik rollercoaster? Sensasi yang aku rasakan hampir serupa seperti naik rollercoaster. Ceritanya benar-benar tersusun secara apik dari awal sampai akhir. Walau pas awal-awal aku sempat bosan karena belum begitu beradaptasi dengan formatnya yang kelewat unik, tapi overall plotnya bagus banget.

Bayangkan perang di luar angkasa! Zombies! Dan sistem komputer yang super canggih sampai bisa memiliki pikiran sendiri! Serius, ini rekomen banget. Aku nggak bisa berkata-kata banyak. Kabarnya Illuminae akan dibuatkan filmnya. Kalau digarap dengan sungguh-sungguh dan sesuai ekspektasi pembaca, gokil sih.

3. Karakter

Oh yeahhhh. Karakternya dapet banget! Kemunculan komputer super canggih bernama AIDAN di pertengahan buku, sampai ke ending tuh rasanya ugh ngebekas banget. Karakter Kady dan Ezra juga uwow i'm speechless. Bener-bener suka sama Ezra, luv banget parah, walau agak dodol dodol gimana gitu.

4. Translatenya Bagus

Hanya bermodalkan format yang unik nggak cukup untuk membuatku jatuh cinta dengan buku ini. Sehingga harus ada plot dan karakter yang menarik dan jelas. Dan salah satu faktor lainnya yang membuatku jatuh cinta dengan buku ini adalah translate Bahasa Indonesianya yang mudah dipahami dan rapih. 

     Kekurangan     

Selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan, khususnya bagian fisik. Part review ini mungkin rekomen buat kalian yang suka ngoleksi buku, dan suka baca buku Inggris, bukan yang terjemahan. Walaupun cenderung mahal dan aku pun belum bisa belinya, tapi aku lebih suka versi Inggris, terlebih yang hardcover. Karena ada kekurangan di versi Indonesia, yaitu kertas yang digunakan kurang mantap, padahal cetakannya banyak yang berwarna hitam, dan karena kertas dasarnya berwarna agak abu-abu, jadi tulisannya kadang agak kabur kebacanya. Salah satu contohnya, Illuminae halaman 241.

Overall Review

☆☆☆☆☆
4,8 bintang, karena keunikan format dan ceritanya benar-benar membuatku jatuh cinta.

Serius buku ini rekomen buat kalian yang suka buku atau cerita dengan genre science fiction. Aku nggak menyangka bisa sejatuh cinta ini sama buku ini.


0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose