Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal

 

Summer Lemongrass by Macchiato.
0
Share


Dear friends,

Tahun 2020, tepatnya tanggal 9 Oktober sampai 25 Oktober, King Sejong Institute Center Indonesia mengadakan Lomba Baca Puisi dalam rangka memperingati Hari Hangul ke 574. 

Hangul Day adalah Hari Penetapan Hangul atau Hari Abjad Korea. Hari tersebut adalah hari istimewa untuk masyarakat Korea yang memperingati penciptaan dan penetapan penggunaan aksara asli Korea, yakni Hangul. Di Korea Selatan, Hari Hangul diperingati pada tanggal 9 Oktober, sedangkan di Korea Utara diperingati tanggal 15 Januari. 

Dan ya, intinya aku mengikuti lomba tersebut. Di bawah ini adalah poster lombanya yang bisa dicek di Instagram KSIC.

View this post on Instagram

A post shared by 인도네시아 거점 세종학당 (@ksic.indonesia)


Lomba ini adalah salah satu hal paling berkesan yang terjadi padaku di tahun 2020, dimana saat itu pandemi masih hangat-hangatnya banget. Lomba tersebut sangat berkesan untukku karena aku bisa mempelajari banyak hal selama proses menciptakan karya untuk diikutkan lomba.

Memilih Puisi

Waktu melihat poster lomba, aku sempat ragu apakah ikut lomba tersebut atau tidak. Kalaupun ikut, aku kepikiran puisi seperti apa yang harus ku baca? Siapa saja penulis puisi yang kiranya tersohor di Korea Selatan? Video seperti apa yang harus ku buat?

Awalnya, tentu saja aku tidak mengenal satupun penyair Korea Selatan. Tapi, sebelum lomba itu dimulai, aku pernah mengikuti lomba kaligrafi di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). Lomba kaligrafi tersebut disuruh menulis bait puisi karya penyair Korea Selatan, Na Tae Joo. Aku terpikir untuk memakai puisi tersebut, tetapi rasanya terlalu singkat dan kurang meresap maknanya untukku.

Lalu, tak lama kemudian, aku melihat Penerbit Haru gencar sekali mempromosikan buku puisi I See You Like A Flower karya Na Tae Joo di Instagram. 

Pas sekali!, pikirku.

Aku juga pernah mereview buku tersebut beberapa waktu lalu di Instagramku. Kalian bisa cek disini.

View this post on Instagram

A post shared by Maulia Resta (@maulimaul)

Nah, melihat buku itu, terlintas lah keinginan untuk mencari di Google tentang Na Tae Joo dan beberapa puisinya yang populer. Aku bahkan sampai bertanya ke guru Bahasa Korea-ku tentang puisi apa yang populer di Korea Selatan. Dan ya, Na Tae Joo adalah penyair yang populer dengan puisi puisi singkat nan indahnya. Tapi selain itu, guruku juga memberitahuku tentang penyair bernama Yoon Dong Joo, yang menulis karya puisi dengan tema perjuangan.

Sepertinya aku harus mencari puisi singkat namun maknanya mantap banget, lagi-lagi pikirku.

Singkat cerita, kemudian aku bertemu lah dengan puisi berjudul Kerinduan atau 그리움 (Geurium). Aku melihat naskah aslinya terlebih dahulu di Google, sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli buku I See You Like A Flower agar lebih bisa memahami makna puisi tersebut.

Puisi Kerinduan hanya terdiri dari 4 baris kalimat, namun anehnya, puisi itu bisa menggambarkan perasaanku saat itu. Perasaanku saat merindukan masa-masa sebelum pandemi.

Puisi ini tergolong puisi cinta. Tapi dibandingkan melihat puisi ini sebagai puisi cinta antara dua insan atau pasangan, aku melihat kata 'dirimu' dalam puisi ini sebagai keluarga, saudara, dan teman. Akhirnya, kupilih lah puisi ini.

Bagaimana Membacanya?

Setelah memilih puisi, aku harus merekam suara, nih. Tapi, aku bingung bagaimana nada yang tepat ketika membaca puisi Korea Selatan. Sehingga, akhirnya aku mencari referensi di Youtube, dan menemukan video ini.

Aku sangat suka cara baca puisi Youtuber di atas, terutama karena suara pembacanya rendah dan pemilihan musiknya wah. Video ini membuatku jadi terinspirasi untuk membuat videoku semenyentuh video ini.

Setelah memutuskan bagaimana aku ingin membaca puisi itu. Saatnya menentukan videonya! Yeay!

Video Video Video!

Aku tidak ingin wajahku terlihat dalam video, selain karena malu, aku juga tidak begitu bisa menghayati peran, haha. Jadi aku ingin isinya gambar saja, seperti pemandangan pohon, video bunga, dan sebagainya. Tapi kalau hanya video tumbuhan, rasanya kurang bercerita. Akhirnya, aku bikin video seperti ini.

View this post on Instagram

A post shared by Lia (@greenseelatte)

Ya. Hanya si manusia bulat yang merindu selama 1 menit. Video tersebut aku upload di akun instagram Greenseelatte , akunku yang diperuntukkan untuk perihal ke Korea-an.

Selama membuat video itu, aku belajar membuat gambar setiap gerak dengan berbagai layer, sampai-sampai punggungku merasakan efek yang luar biasa karena kelamaan bersila di depan laptop, haha, dasar tua.

Tapi karena melalui proses tersebut, aku jadi terpikir betapa hebatnya para pembuat anime yang bisa membuat gambar bergerak selama 20 menitan. Wow. Mind blowwwwing~

Setelah beberapa kali edit ulang gambar, video, suara, dan mendapatkan beberapa masukan dari orang-orang terdekat, rampung lah video tersebut.

Kalah pun nggak apa-apa, bikin video ini pun sudah puas, pikirku.

Pesimis banget ya kelihatannya? Aku hanya tidak ingin terlalu berharap hanya karena sudah mengalami proses yang panjang. Mungkin saja, para peserta lain lebih keren videonya. Dan aku merasa pasti peserta lain memilih puisi yang lebih panjang, dan lebih bermakna dariku, terlebih pronounciation peserta lain juga mungkin lebih baik.

Tapi, ketika pemenang lomba diumumkan, aku sangat bersyukur, sekaligus tidak percaya. Walaupun aku tidak begitu berharap untuk menang, berita bahagia itu menjadi suatu bonus yang benar-benar ku syukuri.

Berikut adalah pengumuman lombanya.

View this post on Instagram

A post shared by 인도네시아 거점 세종학당 (@ksic.indonesia)

Melalui post ini, aku hanya ingin mengutarakan prosesku mengikuti lomba ini. Dan tentu saja, sekali lagi aku sangat berterimakasih karena KSIC mengadakan lomba ini, dan para juri yang sudah memilihku menjadi Juara 2. Stay at Home-ku jadi lebih berwarna karenanya.

---

Kira-kira tahun 2021 ini akan ada lomba apa, ya, untuk memperingati Hangul Day?



0
Share


Geekerella by Ashley Poston
0
Share

Halo!
Bulan Maret ini, aku menyelesaikan drama bertabur bintang ini. Aku tahu ini sangat telat, tapi mungkin sebagian dari kalian juga baru menonton drama ini sepertiku, atau bahkan belum menonton drama ini. Kusarankan, tonton!


Judul: Mr. Sunshine (미스터 션샤인)
Episode: 24
Sutradara: Lee Eung Bok, Jung Ji Hyun
Penulis: Kim Eun Sook
Pemeran: Lee Byung Hun, Kim Tae Ri, Yoo Yeon Seok, Kim Min Jung, Byun Yo Han, etc

Trailer

Sinopsis

Drama ini mengisahkan kisah perjuangan yang indah nan dramatis yang dilakukan oleh masyarakat Korea ketika negara mereka baru dijajah oleh Jepang. Choi Yu-Jin, anak seorang budak yang pergi melarikan diri dari rumah majikannya setelah menyaksikan kedua orang tuanya disiksa semena-mena. Pertemuannya dengan Joseph, warga Amerika Serikat, ia berhasil pergi ke Amerika dan kembali ke Joseon sebagai kapten Angkatan Laut AS. 

Lalu ada Go Ae Sin, perempuan keturunan keluarga terpandang yang kehilangan kedua orangtuanya karena dibunuh. Ia tumbuh menjadi seorang ahli sniper dan anggota Righteous Army, pasukan militer ilegal yang dibentuk untuk memperjuangkan kebebasan Korea Selatan. Pertemuan pertama Yu-Jin dan Ae-Sin yang awalnya hendak saling bunuh, akhirnya membuat keduanya saling jatuh cinta.

Selain itu, ada Goo Deung Mae, anak seorang butcher yang pergi ke Jepang setelah kedua orang tuanya tiada. Ia kembali ke Joseon sebagai salah satu anggota Yakuza yang ahli menggunakan pedang samurai dan ditakuti oleh masyarakat disana. Karena Ae-Sin pernah menolongnya, ia jatuh cinta pada Ae Sin.

Ada juga Hina Kudo, seorang wanita anggun yang menjadi pemilik Glory Hotel setelah suaminya yang berkebangsaan Jepang mati. Dan ada pula, Kim Hee Seung, tunangan Ae-Shin yang kembali dari Jepang setelah bertahun-tahun. Awalnya ia pergi ke Jepang untuk menghindari pernikahannya dengan Ae-Shin, tetapi nyatanya, ia jatuh cinta ketika tak ada lagi ruang di hati Ae-Shin untuknya.

Drama ini menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di atas untuk mengembalikan kekuatan, tahta dan martabat Joseon sebagai sebuah negara.

Review

Awalnya tuh aku berpikir drama ini sangat berat dan membosankan. Tetapi ternyata, dibandingkan mengambil trope cerita sejarah yang membosankan (menteri korupsi, mengelabui raja, romansa berlebihan), drama ini memberikan sensasi baru dengan cerita yang kental sekali sejarahnya.

Plot

Drama ini bergenre historical fiction atau fiksi sejarah. Walaupun drama ini diinspirasi dari peristiwa sejarah yang nyata, tentunya ada pula karangan 'fiksi' si penulis dalam drama ini. Aku kurang memahami sejarah mereka (sejarah Indonesia pun kurang), jadi aku kurang bisa menjelaskan bagian mana yang fiksi dan mana yang dari peristiwa nyata.

Namun, sebagai sebuah drama, aku benar-benar salut dengan Kim Eun-Sook yang mampu menulis dan menciptakan cerita dengan plot yang kompleks dengan world building yang sangat menakjubkan. Dan walaupun drama ini kental akan sejarah dan nilai perjuangan, hebatnya drama ini tidak membosankan. 

Bumbu-bumbu romansa diberikan sewajarnya. Kisah cinta antara Yu-Jin dan Ae-Sin tuh terkesan klasik, antik dan cantik. Indah yang tidak berlebihan dibandingkan drama tulisan Kim Eun Sook sehabis ini.

Kisah persahabatan dan loyalitas para karakternya juga sangat menghangatkan hati. Kalimat-kalimat komedi dan sarkastik yang dikeluarkan oleh beberapa karakternya tuh benar-benar menghibur dan membuat drama ini terasa tidak seberat dan tidak sepusing yang aku bayangkan. Komedinya pas banget.

Karakter

Karakter favoritku adalah Ae Sin dan Hina (Yang Hwa). Dua karakter perempuan ini benar-benar kuat dan tidak bisa dipermainkan. Terlebih Hina Kudo. Dia adalah karakter yang anggun dan pandai membaca situasi. Keren deh pokoknya.

Sebenarnya, karakter dalam drama ini tuh banyaaaaak banget. Pasalnya, karena drama ini tentang perjuangan, banyak karakter pendukung yang juga mencuri perhatian penonton. Dan, itulah yang sangat aku sukai dari drama ini.

Nggak hanya karakter-karakter utama yang perlu diberikan standing ovation. Tetapi, karakter pendukung seperti Im Gwan Soo, si interpreter Bahasa Inggris yang bekerja di Kedutaan Amerika, lalu Kyle Moore, mayor angkatan laut AS temannya Yu-Jin, lalu Jang Seung Goo,  masih banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin satu-satu. Mereka semua nggak hanya muncul sebagai pelengkap, tetapi kehadiran mereka juga sangat penting dalam cerita. Kalau tidak ada mereka, pemeran utama nggak akan bisa melaksanakan misi-misinya. Dan kita tidak akan terhibur dengan gelagat komedik karakter-karakter ini, haha.

Bahkan, aku merasa standing ovation juga harus diberikan untuk para pemeran antagonis disini, seperti Lee Wan Ik, dan Takashi Mori. Duh, dua karakter itu benar-benar berhasil membuatku dan adikku gemas. Dan tentu saja, aktor-aktor yang memerankan karakter antagonis lainnya (yang mayoritas tentu saja para pasukan Jepang), mereka benar-benar jahat dan kejam. Sampai-sampai membuatku merasa bahwa aku akan ikut-ikutan membenci Jepang seperti Korea membenci Jepang. Duh.

Setting

Drama ini tuh memiliki kualitas film, sama bagusnya dengan drama Goblin yang juga ditulis oleh Kim Eun Sook, jadi menurutku setting pengambilan gambarnya tuh udah the best banget. Banyak momen-momen iconic seperti slow motion yang digunakan dengan sangat tepat dan baik, jadi kesannya nggak berlebihan. 

Video di bawah ini adalah beberapa adegan yang aku suka. Padahal masih ada video lainnya, tapi banyak video yang di blok untuk Indonesia.

Video di atas adalah pertemuan pertama Ae Sin dan Yu Jin.

Video ini kalau nggak salah pertemuan pertama Yu-Jin, Deung-Mae, dengan Hee-Seong.
Kalau nggak salah, ini pertama kali Yu-Jin dan Deung-Mae tahu kalau Hee-Seong adalah tunangan Ae-Sin, wkwk. Lihat tatapan membunuhnya.. wkwk.

Alih-alih menjadi musuh, mereka bertiga malah jadi teman, haha. Tiga orang yang suka sama Ae-Sin. Momen mereka bertiga selalu terasa lucu, soalnya karakter mereka bertiga benar-benar beda. Yang satu menakutkan, yang satu pandai tapi santai layaknya orang Barat, dan yang satu polos banget.

Sebenarnya ada beberapa adegan lagi yang aku suka, tapi aku belum nemu clip nya di Youtube. Aku sangat suka adegan Ae-Sin yang sedang menghalangi Goo Deung-Mae di pelabuhan. Ae-Sin dengan pakaian serba hitamnya meloncat dari atap ke atap, dan Deung-Mae dari bawah mengikutinya dengan berlari layaknya seorang ninja. Keren banget.

Lalu, soundtrack! Ya, soundtrack! Semua lagu pengisi drama ini tuh bagus-bagus banget. Dan lagunya pas dengan latar belakang waktu dan adegan-adegan dalam drama. Mungkin kalau nggak nonton dramanya, lagu ini akan terkesan biasa. Soalnya lagu ini bakal ngena banget kalau kalian nonton dramanya. Aku suka semua lagunya, tapi yang paling paling membekas untukku tuh ...

1. Lee Suhyun (Akdong Musician) - 소리 (Sori)

2. Park Hyo Shin - 그 날 (The Day)


Overall Review

✩✩✩✩✩
5/5 tanpa ragu

Plot yang kompleks, namun masih menghibur. Karakter yang bisa membuat perasaan menggebu-gebu. Setting gambar dengan kualitas film layar lebar. Lagu dan musik yang pas dengan latar belakang waktu dan adegan. Bertabur bintang, tapi nggak abal-abal. Ending yang bisa bikin perasaan kamu kosong, seakan kamu ikut berjuang bersama karakter-karakter dalam drama.

Aku merekomendasikan drama ini untuk kamu yang mencari drama sejarah yang keseluruhan ceritanya anti mainstream. 

Dan, jika review ini bisa membujukmu untuk menonton. Aku hanya ingin mengatakan.. kau harus siap kehilangan. Episode terakhir benar-benar mengaduk-aduk perasaan.

0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose