[ Iyagi Day ] Episode 2. Hangul Day Event 2020


Dear friends,

Tahun 2020, tepatnya tanggal 9 Oktober sampai 25 Oktober, King Sejong Institute Center Indonesia mengadakan Lomba Baca Puisi dalam rangka memperingati Hari Hangul ke 574. 

Hangul Day adalah Hari Penetapan Hangul atau Hari Abjad Korea. Hari tersebut adalah hari istimewa untuk masyarakat Korea yang memperingati penciptaan dan penetapan penggunaan aksara asli Korea, yakni Hangul. Di Korea Selatan, Hari Hangul diperingati pada tanggal 9 Oktober, sedangkan di Korea Utara diperingati tanggal 15 Januari. 

Dan ya, intinya aku mengikuti lomba tersebut. Di bawah ini adalah poster lombanya yang bisa dicek di Instagram KSIC.


Lomba ini adalah salah satu hal paling berkesan yang terjadi padaku di tahun 2020, dimana saat itu pandemi masih hangat-hangatnya banget. Lomba tersebut sangat berkesan untukku karena aku bisa mempelajari banyak hal selama proses menciptakan karya untuk diikutkan lomba.

Memilih Puisi

Waktu melihat poster lomba, aku sempat ragu apakah ikut lomba tersebut atau tidak. Kalaupun ikut, aku kepikiran puisi seperti apa yang harus ku baca? Siapa saja penulis puisi yang kiranya tersohor di Korea Selatan? Video seperti apa yang harus ku buat?

Awalnya, tentu saja aku tidak mengenal satupun penyair Korea Selatan. Tapi, sebelum lomba itu dimulai, aku pernah mengikuti lomba kaligrafi di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). Lomba kaligrafi tersebut disuruh menulis bait puisi karya penyair Korea Selatan, Na Tae Joo. Aku terpikir untuk memakai puisi tersebut, tetapi rasanya terlalu singkat dan kurang meresap maknanya untukku.

Lalu, tak lama kemudian, aku melihat Penerbit Haru gencar sekali mempromosikan buku puisi I See You Like A Flower karya Na Tae Joo di Instagram. 

Pas sekali!, pikirku.

Aku juga pernah mereview buku tersebut beberapa waktu lalu di Instagramku. Kalian bisa cek disini.

Nah, melihat buku itu, terlintas lah keinginan untuk mencari di Google tentang Na Tae Joo dan beberapa puisinya yang populer. Aku bahkan sampai bertanya ke guru Bahasa Korea-ku tentang puisi apa yang populer di Korea Selatan. Dan ya, Na Tae Joo adalah penyair yang populer dengan puisi puisi singkat nan indahnya. Tapi selain itu, guruku juga memberitahuku tentang penyair bernama Yoon Dong Joo, yang menulis karya puisi dengan tema perjuangan.

Sepertinya aku harus mencari puisi singkat namun maknanya mantap banget, lagi-lagi pikirku.

Singkat cerita, kemudian aku bertemu lah dengan puisi berjudul Kerinduan atau 그리움 (Geurium). Aku melihat naskah aslinya terlebih dahulu di Google, sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli buku I See You Like A Flower agar lebih bisa memahami makna puisi tersebut.

Puisi Kerinduan hanya terdiri dari 4 baris kalimat, namun anehnya, puisi itu bisa menggambarkan perasaanku saat itu. Perasaanku saat merindukan masa-masa sebelum pandemi.

Puisi ini tergolong puisi cinta. Tapi dibandingkan melihat puisi ini sebagai puisi cinta antara dua insan atau pasangan, aku melihat kata 'dirimu' dalam puisi ini sebagai keluarga, saudara, dan teman. Akhirnya, kupilih lah puisi ini.

Bagaimana Membacanya?

Setelah memilih puisi, aku harus merekam suara, nih. Tapi, aku bingung bagaimana nada yang tepat ketika membaca puisi Korea Selatan. Sehingga, akhirnya aku mencari referensi di Youtube, dan menemukan video ini.

Aku sangat suka cara baca puisi Youtuber di atas, terutama karena suara pembacanya rendah dan pemilihan musiknya wah. Video ini membuatku jadi terinspirasi untuk membuat videoku semenyentuh video ini.

Setelah memutuskan bagaimana aku ingin membaca puisi itu. Saatnya menentukan videonya! Yeay!

Video Video Video!

Aku tidak ingin wajahku terlihat dalam video, selain karena malu, aku juga tidak begitu bisa menghayati peran, haha. Jadi aku ingin isinya gambar saja, seperti pemandangan pohon, video bunga, dan sebagainya. Tapi kalau hanya video tumbuhan, rasanya kurang bercerita. Akhirnya, aku bikin video seperti ini.

Ya. Hanya si manusia bulat yang merindu selama 1 menit. Video tersebut aku upload di akun instagram Greenseelatte , akunku yang diperuntukkan untuk perihal ke Korea-an.

Selama membuat video itu, aku belajar membuat gambar setiap gerak dengan berbagai layer, sampai-sampai punggungku merasakan efek yang luar biasa karena kelamaan bersila di depan laptop, haha, dasar tua.

Tapi karena melalui proses tersebut, aku jadi terpikir betapa hebatnya para pembuat anime yang bisa membuat gambar bergerak selama 20 menitan. Wow. Mind blowwwwing~

Setelah beberapa kali edit ulang gambar, video, suara, dan mendapatkan beberapa masukan dari orang-orang terdekat, rampung lah video tersebut.

Kalah pun nggak apa-apa, bikin video ini pun sudah puas, pikirku.

Pesimis banget ya kelihatannya? Aku hanya tidak ingin terlalu berharap hanya karena sudah mengalami proses yang panjang. Mungkin saja, para peserta lain lebih keren videonya. Dan aku merasa pasti peserta lain memilih puisi yang lebih panjang, dan lebih bermakna dariku, terlebih pronounciation peserta lain juga mungkin lebih baik.

Tapi, ketika pemenang lomba diumumkan, aku sangat bersyukur, sekaligus tidak percaya. Walaupun aku tidak begitu berharap untuk menang, berita bahagia itu menjadi suatu bonus yang benar-benar ku syukuri.

Berikut adalah pengumuman lombanya.

Melalui post ini, aku hanya ingin mengutarakan prosesku mengikuti lomba ini. Dan tentu saja, sekali lagi aku sangat berterimakasih karena KSIC mengadakan lomba ini, dan para juri yang sudah memilihku menjadi Juara 2. Stay at Home-ku jadi lebih berwarna karenanya.

---

Kira-kira tahun 2021 ini akan ada lomba apa, ya, untuk memperingati Hangul Day?



Greenshe Review