Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
Love Theft by Prisca Primasari
Photo by Greenshe Reviews


"Hati yang hancur terkadang mengobati diri dengan asal-asalan," Frea, hlm. 56.

Judul : Love Theft
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Penerbit Inari / Penerbit Haru
Terbit : September 2017
Tebal : 406 hlm, 19 cm
ISBN : 978-602-6682-07-9

Blurb

Love Theft menceritakan tentang Frea, mahasiswi jurusan musik klasik yang sedang mengambil cuti kuliah. Selama cuti, ia bergaul dengan Liquor, Night, dan pencuri-pencuri lainnya yang terjaring dalam sindikat gelap yang diketuai oleh pamannya. Awalnya, segala sesuatunya terasa aman-aman saja, namun berbagai masalah mulai bermunculan ketika Frea, Liquor dan Night mendapatkan misi untuk mencuri kalung Coco Kartikaningtias.

Review

Ini adalah buku pertama Kak Prisca yang aku baca. Jujur, minatku terhadap karya penulis lokal memang masih rendah, dan seri Love Theft ini adalah buku ke-enam dari penulis lokal yang aku baca setelah Sunshine Becomes You-nya Ilana Tan, Fairish, JDS & JDE-nya Kak Esti Kinasih, dan Secret of Heart-nya Byanca Sastra.

Ada beberapa hal yang sangat menarik bagiku ketika membaca buku ini, yakni:

KONSEP & GENRE 

Siapa sangka di Jakarta bisa ada sindikat gelap yang di fasilitasi dengan pencuri-pencuri ulung dan super pro macam Liquor dan Night, belum lagi pencuri sekaligus hacker favoritku di buku ini, yakni Tarantula. Atau mungkin aku masih terlalu polos karena mengenyampingkan kemungkinan adanya hal-hal seperti sindikat gelap di Jakarta?

Genre crime dalam buku ini begitu terasa, bumbu romance yang diselipkan pun terkesan sangat romantis, nggak lebay dan nggak menye-menye gitu. Buku ini membuatku benar-benar melihat Jakarta sebagai kota metropolitan yang elit.

KARAKTER 

Frea, Night, Liquor, Tarantula, dan karakter lainnya benar-benar memiliki karakter yang kuat. Setiap karakter begitu membekas bagiku, sekalipun itu Tarantula yang sebenarnya tidak begitu memiliki banyak adegan. Selain Tarantula, Night adalah favoritku. Walau aku bukan fans anime atau karakter Jepang, tapi karakter Night yang berdarah Jepang itu berhasil membuatku terpana. Night adalah scene-stealer! Apalagi waktu klimaks menjelang akhir. Duh, kalian harus baca! Ini part favorit banget.

Alur dan konflik dalam cerita ini berangsur sangat rapih. Tidak seperti beberapa buku yang terkesan boros kata dan kalimat, buku ini membuatku tak ingin melewati satu paragraf pun. Buku ini benar-benar membuka mataku terhadap karya penulis lokal. Membuatku ingin membaca karya lain dari penulis lokal. Mantap sekali pengalaman membaca karya lokal yang ini. Sungguh menarik!

Oh ya! Buku ini memiliki sequel berjudul Lovely Heist. Apakah ending di Love Theft gantung? Nggak, kok! Tenang~ Everything is purrrrfect.

Overall Review

☆☆☆☆☆
5/5 bintang karena meninggalkan kesan dan pengalaman membaca yang sangat baik.

Buku ini rekomen banget buat kalian yang ingin cerita yang dreamy tapi sekaligus gloomy. Atau bagi kalian yang suka crime, action dengan minim romance. Bisa dicoba~
0
Share
Memories of The Alhambra
Judul : Memories of The Alhambra
Rilis : 1 Desember 2018
Pemeran : Hyun Bin, Park Shin Hye, Park Hoon, Kim Yong-Rim, Chanyeol, Lee Re, etc
Episode : 16 episode
Director : Ahn Gil Ho
Writer : Song Jae Jung

Hai hai halo. Hari ini aku akan mereview drama yang akhir-akhir sedang beken di lingkunganku. Drama Memories of The Alhambra ini belum lama tamat, sekitar dua minggu yang lalu. Dan apa kalian tahu AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) ? Bagi kalian yang suka game atau perkembangan teknologi, mungkin kalian udah nggak asing lagi sama AR dan VR. 

Sejujurnya, aku lebih sering bertemu dengan yang namanya VR, dan baru pas nonton drama ini aku tahu AR. Konsepnya sebenarnya unik, mengingatkanku dengan anime berjudul Sword Art Online, hanya saja SAO mengulik VR, sedangkan MOA mengulik AR. Tapi overall, konsepnya sama-sama game, dan sama-sama amazing! 


Sinopsis

Jadi, ceritanya dimulai ketika Yoo Jin-Woo (Hyun Bin), seorang CEO dari perusahaan investasi game Korea sedang melakukan perjalanan bisnis ke Barcelona. Tetapi suatu malam ia mendapatkan telepon misterius dari seorang programmer bernama Jung Se-Ju (Chanyeol) yang kemudian menggiring Yoo Jin Woo ke kota Granada, Spanyol, untuk menemuinya. Namun setelah sampai di Granada, Se-Ju hanya meninggalkan game buatannya dan menghilang poof. 

Setelah mencoba permainan yang diciptakan Se-Ju, Yoo Jin-Woo tertarik dan berencana untuk mengambil hak cipta game tersebut dan berusaha untuk menemui Se-Ju, lalu menemukan bahwa pemilik hostel tempatnya menginap di Granada adalah saudari Se-Ju, Jung Hee-Ju.

Review

Plot

Belum banyak drama yang mengambil tema dan konsep tentang game. Kalau kalian lihat lagi blog-ku, aku pernah mereview salah satu drama, film, dan buku China yang mengambil konsep game. Berbeda dengan drama Love O2O yang memfokuskan cerita pada sisi romance-nya. Memories of The Alhambra juga menyisipkan genre misteri, seperti kebanyakan drama Korea pada umumnya, dan porsi romance tidak begitu banyak, bahkan terkesan tersirat. Sedangkan genre fantasy dan mistery lebih kena.

Akhir-akhir ini sulit menemukan drama yang memiliki cerita unik yang sesuai seleraku. Kebanyakan drama sekarang lebih menekankan romance-romance yang terlalu romance, jadi terkesan membosankan. 

Saat itu aku membutuhkan tontonan baru dan memutuskan untuk menonton MOA karena sedang hits. Dan ketika aku menonton episode 1, aku cukup kagum dengan konsep gamenya. Kalau kalian mengecek siapa penulisnya, penulis drama MOA adalah penulis yang sama dengan penulis drama W, Nine: 9 Times Time Travel, dan Queen Inhyun's Man. Ketiga judul tersebut bisa dibilang adalah drama favoritku, karena konsep dan cerita yang menarik. Namun aku sempat kecewa dengan ending drama W: Two Worlds yang kurang memuaskan, sehingga aku agak meragukan apakah ending MOA akan berakhir sama atau tidak seperti W.

Namun setelah menyaksikan drama ini sampai tuntas, menurut pendapatku, drama ini memiliki ending yang lebih baik dari W, walau aku masih ingin ada lanjutannya, haha.

Karakter

Siapa yang menonton drama ini karena Chanyeol?

Yah, aku tidak akan memungkiri bahwa akan banyak EXO-L yang menyaksikan drama ini walaupun sepanjang 16 episode Chanyeol hanya muncul selama 55 menit 16 detik. Namun karakter Chanyeol bisa dikatakan sebagai pintu masuk dan pintu keluar dalam drama ini. Acting Chanyeol pun cukup mempesona, haha.

Karakter yang sangat membekas untukku adalah Seo Jung Hoon, sekertaris Yoo Jin-Woo. Sedangkan karakter lain seperti Jung Hee-Ju, Yoo Jin-Woo, dan karakter lainnya sudah melakukan porsinya dengan sangat baik. Adegan terakhir Yoo Jin-Woo di dalam gereja juga cukup membekas di benakku. Karakter Cha Hyung Seok juga cukup membekas. Rata-rata yang membekas dalam benakku malah karakter pendukung, haha.

Setting dan Original Sound Track

Drama Korea benar-benar apik menata CG, lokasi, dan bahkan OST nya. CG yang digunakan dalam drama ini nggak ribet semacam drama Goblin sih, tapi tetap aja CG yang digunakan mendukung drama menjadi lebih menarik. Lokasi yang digunakan benar-benar membuatku tergugah untuk berwisata ke Granada. Sedangkan OST favoritku di drama ini adalah Original Sound Track yang dinyanyikan oleh Ailee, yaitu Is You. Ailee sendiri adalah salah satu soloist terfavo-ku.


Overall Review

☆☆☆☆

4/5 bintang
0
Share
The Gifted Thailand

Judul      : The Gifted
Rilis        : 5 Agustus 2018
Pemeran : Korapat Kirdpan, Wachirawit Ruangwiwat, Apichaya Thongkham, Ramida Jiranorraphat, Atthaphan Phunsawat, Harit Cheewagaroon, Pattadon Janngeon, Napasorn Weerayuttvilai
Genre      : Science, fantasy, suspense
Episode   : 13 episode

Olla!

Kali ini aku akan me-review drama Thailand terkeren yang pernah aku tonton. Dan serius, deh, ini keren banget. Genre-nya yang science fantasy suspense ini nggak menghalangi produksi drama yang sangat keren. Tentang apa ceritanya? Yuk simak sinopsisnya.

Sinopsis

SMA Ridtha bukan satu-satunya sekolah yang memiliki siswa berbakat. Tetapi, yang membuatnya unik dari sekolah lain adalah "Gifted Program" nya yang hanya mengambil segelintir siswa pilihan dari kelas 10 reguler, yaitu 10-1 sampai dengan 10-8.

Logika manusia biasa cenderung berpikir bahwa yang akan terpilih untuk masuk ke Gifted Program adalah orang-orang pintar dari kelas 10-1, karena mereka diibaratkan siswa paling pintar di sepenjuru sekolah. Namun, setelah ujian semester berakhir, Pang (Nanon, Korapat Kirdpan) dari kelas 10-8 lulus ujian dan terpilih menjadi siswa dalam Gifted Program. 

Bersama teman-teman barunya, Pang merasa ada yang ganjal atau aneh dari kelas Gifted ini. Dan ternyata kelas khusus tersebut berupaya untuk melepaskan potensi terbesar dalam diri para siswa tersebut. Menjadikan mereka memiliki semacam kekuatan super! This part is amazing!

Dengan kekuatan super yang Pang dan kawan-kawannya miliki, mereka harus menghadapi berbagai masalah dan menguak seluruh rahasia yang disembunyikan sekolah Ridtha.

Review

Plot

"Keren" adalah salah satu kata yang paling sering aku ucapkan kalau berbicara tentang drama ini. Bagian dimana para siswa itu memiliki beragam kekuatan super. Bagian dimana misteri-misteri mengantre untuk dipecahkan. Bagian dimana aksi-aksi dan masalah-masalah mulai berdatangan. Bagian dimana rasa senang perlahan dipenetrasi oleh rasa kasihan dan sedih. Plot-nya rapih. Semua hal keren yang ada di dalamnya--termasuk aktor aktrisnya--dikemas sangat apik sampai episode 13.

Namun, aku masih merasa 13 episode itu kurang, haha. Bukan kurang karena apa-apa, ya. Rasanya tuh, berpisah dengan hal-hal keren tersebut agak disayangkan saja. Aku yang terbiasa disajikan drama korea sepanjang minimal 16 episode, merasa kurang banget sama drama Thailand yang memang rata-rata hanya 8-13 episode.

Karakter

Dalam drama ini, sebenarnya ada 10 siswa yang masuk Gifted Program, yaitu Pang, Wave, Namtarn, Claire, Punn, Ohm, Korn, Mon, Jo dan Jack. Selain itu, ada tiga orang guru, yaitu Guru Pom, Kepala Sekolah, dan Guru Ladda yang memegang karakter penting disini. Jo dan Jack tidak masuk dalam poster karena memang karakternya yang tidak begitu berpengaruh besar dalam series ini.

Secara keseluruhan, Greenshe suka semua karakternya, sekalipun itu antagonisnya. Para aktor dan aktris memerankan karakternya saaaaangat keren. Dan deskripsi kekuatan dari setiap karakternya pun sudah membuat mereka keren. Semua siswa memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Aku suka semuanya, tetapi kalau disuruh pilih ingin punya kekuatan seperti apa, aku akan memilih Punn. Mau tau kekuatannya apa? Silahkan tonton dramanya, haha. 

Sebenarnya, aku tetap ingin punya semua kekuatan mereka, haha. Mimpi dulu kali ya.

Oh ya, drama ini bisa kalian tonton di youtube yang sudah dilengkapi dengan subtitle bahasa Inggris, mungkin ada beberapa yang sudah menggunakan subtitle bahasa Indonesia juga.

Setting

Latar dan lokasi yang digunakan dalam drama ini hanyalah sekolah dan asrama siswa beserta ruangan-ruangannya, seperti lab. komputer dan kolam renang sekolah. It's simple, but still amazing. Hanya dengan berlokasikan di sekolah dan asrama, keseluruhan cerita masih terkesan menakjubkan.

Original Sound Track

Oke, untuk hal ini, aku tidak begitu mengikuti. Selama menonton, aku merasa enjoy saja dengan penggunaan musik-musiknya. Namun, tidak begitu menarikku untuk mencari ost nya secara terpisah. Mungkin salah satu penyebabnya karena I'm not into Thai musics yet. Tidak seperti drama Korea beserta OST-nya yang seringkali aku download dan koleksi.

Overall Review

✰✰✰✰✰
5/5 bintang

Aku mengubah penilaianku, yang tadinya menggunakan poin 1-10, lalu sekarang hanya 1-5, rasanya lebih simpel, hehe. Sampai jumpa di review selanjutnya!

0
Share
Halo teman-teman! It's weekend!

CGV Aeon Mall JGC
Cr. Greenshe

Di kesempatan kali ini, Greenshe ingin menceritakan pengalaman menonton di CGV Cinemas dengan fasilitas ScreenX 2D dan 4DX 3D. Artikel atau post ini adalah sepenuhnya bersifat subjektif, jadi tidak semua orang akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan selama menonton menggunakan fasilitas tersebut. So, here we go..



4DX 3D 
- KITA ADALAH KAMERA -

Pertama kali aku mencoba 4DX adalah ketika perang para Avengers dan komplotan Thanos masuk ke Indonesia di bulan Mei lalu. Sebelumnya, aku sudah menonton Avengers di 3D, bersama beberapa temanku. Tetapi, beberapa hari kemudian, ada salah satu temanku yang berbeda, mengajak nonton Avengers di 4DX ini. Selain karena terdorong oleh cerita Avengers yang menarik perhatianku, mencoba hal baru seperti menonton di 4DX ini juga membuatku mengiyakan ajakannya. Nah, demikianlah pertemuan antara aku dan 4DX terjadi.

Yang aku rasakan selama menonton, it was kinda amazing! Sebenarnya feelingnya hampir serupa dengan menaiki wahana 4D di Dufan, dimana bangkunya dapat bergoyang-goyang dan memiliki efek berupa hembusan angin dan cipratan air. Dan, dibandingkan wahana Dufan, durasi film Avengers sangatlah panjang dan dengan adegan aksi yang tidak sedikit membuat pengalaman menontonku cukup menyenangkan.

Selain bangkunya yang mampu bergoyang-goyang, fasilitas 3D yang ada di 4DX juga membuatku merasa seolah adalah kamera yang merekam film tersebut. Mata kita lah yang merekam film tersebut. Jadi, pengalaman menonton jauh terasa lebih hidup dibandingkan fasilitas biasa seperti 2D dan 3D.

Untuk harga, setiap mall atau lokasi teater, cinema, atau bioskop bisa berbeda-beda. 4DX 3D yang aku coba saat itu adalah yang ada di Mall Of Indonesia, aka MOI. Weekend, 6 May 2018.


SCREENX 2D 
- SPACESHIP BERBENTUK KOTAK -

ScreenX 2D adalah teater cinema yang memang paling beda, jika dibandingkan dengan fasilitas lainnya seperti 2D, 3D, dan 4DX. Yang membuatnya berbeda adalah layar. Normalnya, layar teater itu hanya satu, di depan saja. Tetapi di ScreenX, kita disuguhkan 3 layar, yaitu di depan, kanan, dan kiri, membuatku merasa sedang berada di dalam sebuah ruang, atau wadah seperti kapal luar angkasa.

Apa kalian pernah ke Planetarium Jakarta? Yah, kurang lebih feelingnya sama seperti berada di teater planetarium, hanya saja ini berbentuk kotak.

Aku mencoba ScreenX 2D ini kemarin, Jum'at, 16 November 2018 di Grand Indonesia, karena fasilitas ini memang baru ada di Grand Indonesia. Aku menonton film Fantastic Beast 2: The Crime of Grindelwald. Dan jujur saja, memang awalnya terasa pusing menonton dengan tiga layar, mungkin karena ini adalah yang pertama kali dengan tiga layar. Tetapi, setelah menonton sampai akhir, mataku mulai terbiasa, dan memang ada beberapa part atau adegan yang cucok meong dipakaikan fasilitas ini.

Bagi kalian yang ingin menonton di ScreenX CGV, jangan takut pusing, karena nggak sepanjang film ketiga layar itu menyala. Hanya di beberapa adegan tertentu yang cenderung menunjukkan panorama dalam adegannya.


4DX ATAU SCREENX ?

Secara pribadi, kalau disuruh memilih antara kedua fasilitas itu, Greenshe akan memilih 4DX, karena lebih membuat pengalaman menonton menjadi hidup, dan membuat kita seolah kamera yang merekam prosesi film tersebut.

Adapun beberapa hal yang Greenshe sayangkan dengan ScreenX adalah, tidak 3D, sehingga terkesan memusingkan dan tidak begitu memiliki aksi. Karena, Greenshe merasa menjadi penumpang gelap di sebuah kapal luar angkasa yang invisibly berada di film tersebut. 

Dan, i think it would be much better kalau layarnya sedikit membusur, semacam TV yang melengkung yang lagi nge-tren itu, loh. Tapi karena layarnya berbentuk kotak, bener-bener kotak, terkadang Greenshe kurang nyaman melihat sudut sudut yang kosong ketika ke-tiga layar menyala.

Sekian review singkat Greenshe kali ini. So, kalau kalian disuruh pilih antara 4DX atau ScreenX, what's your choice? Kindly tell me on the comment down below. See ya!
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose