Pada Iyagi Day Episode 5, aku ingin mengabarkan bahwa sejak hari Rabu, 21 April 2021, aku secara resmi menjadi Korea-ASEAN Online Supporter 2021, setelah Opening Ceremony dilaksanakan.
Kalian bisa melihat sepercik isi dari acara pembukaan tersebut di postingan instagram ini:
Sebenarnya apa sih, Korea-ASEAN Online Supporter itu?
Secara garis besar, Korea-ASEAN Online Supporter ini adalah sekumpulan orang-orang terpilih dari sepenjuru ASEAN yang tentunya memiliki ketertarikan pada Korea Selatan, dan juga aktif menggunakan sosial media.
Sebagai Korea-ASEAN Online Supporter tuh harus ngapain aja, sih?
Misi seorang Korea-ASEAN Online Supporter adalah mempromosikan hubungan bersahabat dan kesepahaman antara Korea dan ASEAN. Setiap bulan akan ada tema yang ditentukan oleh MOFA (Ministry of Foreign Affairs), dan sebagai online supporter kita dihimbau untuk membuat konten digital untuk membantu memasarkan tema tersebut. Dan tentu saja, kita juga harus mempromosikan dan membagikan berbagai aktivitas yang dilakukan Mission of Republic of Korea to ASEAN melalui media sosial.
Gimana caranya aku bisa join?
Jadi, ketika menelusuri Instagram, kebetulan aku melihat poster di bawah ini:
Lalu, berhubung aku juga memiliki seorang teman yang berpengalaman menjadi Korea-ASEAN Online Supporter, aku bertanya-tanya lah tentang program tersebut padanya. Dan ternyata Online Supporter ini menerima hanya segelintir orang saja. Tentu saja, aku tidak optimis. Namun, tetap saja aku daftar. Hitung-hitung iseng. Aku pun sudah lupa apa yang ku isi dalam form pendaftaran.
Jujur, aku tidak berharap banyak untuk diterima, karena aku yakin banyak sekali warga ASEAN yang mendaftar. Tapi, Alhamdulillah, aku beruntung.
Untuk kalian yang ingin bergabung, pendaftaran tahun 2021 sayangnya sudah tutup. Tapi, mungkin kalian bisa menanti untuk pendaftaran selanjutnya~
***
Saat ini, aku hanya bisa bercerita sedikit. Ini baru permulaan, aku harap aku bisa konsisten membuat konten ke depannya. Oh! Kalau kalian ingin bertanya-tanya, silahkan tinggalkan komentar atau reach me di Instagram, ya! See ya~
Akhir tahun 2020, aku mengikuti beberapa event yang diadakan oleh organizer Korea, seperti kontes My Seoul Journal yang diadakan oleh ISEOULU, mengisi survei kepuasan K-Culture Festival 2020, lalu menulis di situs Nuri-Sejong Hakdang, King Sejong Institute. Hadiah yang ku peroleh dari ketiga acara itu adalah Amazon Gift Card.
Ketika memperoleh hadiah tersebut, aku benar-benar nggak tahu cara menggunakannya. Sampai akhirnya aku mencari tahu informasi dari beberapa Booktuber Indonesia yang berbagi pengalaman dan cara berbelanja di Amazon.com. Salah satu video yang sangat membantuku adalah video Kak Retri si darklingreads. Tutorial per tahapnya benar-benar helpful!
Setelah itu, aku pun memberanikan diri mencoba-coba sendiri memesan sebuah buku melalui aplikasi Amazon.com di ponselku.
Dan setelah melihat-lihat produk dan menimbang-nimbang, khususnya harga dan ongkos kirim, aku memutuskan untuk membeli buku Aru Shah and The Three of Wishes, alasannya karena aku sudah membaca buku pertama dan keduanya, sedangkan buku ketiganya sulit kutemukan di toko buku impor lokal.
Detail Pembelian
Berdasarkan detail pembelian di atas, buku Aru Shah 3 ini memiliki harga $14.65. Lalu ada yang namanya shipping & handling, yakni ongkos kirim dari US ke Indonesia sebesar $11.28. Wah, ongkos kirimnya hampir sama dengan harga bukunya!
Note: Setelah membeli buku ini, aku baru menemukan tips belanja Amazon.com milik bookstagramer sekaligus booktuber Kak Indah Nurbaeti . Dalam video tersebut, Kak Indah menyarankan kalau belanja di Amazon.com usahakan jangan hanya beli satu buku, karena akan berat di ongkos kirim.
Shipping & Pengiriman
Saat itu, Amazon menyediakan tiga jenis shipping dan pengiriman. Ada:
Standard Shipping : Shipping paling murah dengan pengiriman paling lama, lupa tepatnya berapa lama, mungkin satu bulan.
Amazon Global Expedited Shipping : Shipping dengan harga menengah dengan lama pengiriman berkitas 9-15 hari.
Amazon Global Priority Shipping : Shipping paling mahal dengan lama pengiriman paling cepat, yakni berkisar 2-5 hari.
Dari ketiga pilihan shipping dan pengiriman, aku memilih yang paling murah. Jadi, harga shipping sebesar $11.28 sebelumnya adalah harga shipping dengan pengiriman ini.
Banyak yang mengatakan bahwa pengiriman dengan standard shipping terkadang bisa hilang di jalan dan tidak sampai ke rumah karena tidak diberikan kode tracking. Tetapi, Alhamdulillah pengalaman pertamaku beli buku di Amazon berjalan lancar. Dan, jarak antara waktu pengiriman dan tiba-nya pun tidak begitu lama.
Barang Sampai di Rumah~
Aku order buku Aru Shah and The Three of Wishes tanggal 12 Januari 2021, tapi aku lupa kapan tepatnya barang ini sampai, mungkin agak akhir bulan Januari. Hal yang agak membuatku kaget adalah, aku masih harus membayar buku tersebut sebesar 84.000 rupiah untuk perihal cukai dan segala macamnya.
Aku cukup kaget karena aku pikir tidak akan dipungut biaya macam-macam lagi, karena kupikir harga yang kubayar di Amazon sudah termasuk dengan pajaknya.
Tapi, akhirnya aku bertanya langsung dengan mengirim DM Instagram kepada beberapa orang temanku yang sudah berpengalaman berbelanja di Amazon. Dan ketika dibandingkan dengan order summary atau detail order milikku dengan mereka, ternyata detail orderku tidak mencakup Estimated Tax Collected.
Nah, disini lah aku tahu apa yang dimaksud Estimated Tax Collected. Jadi, itu adalah estimasi pajak yang diestimasi oleh Amazon dan dibebankan kepada pembeli di awal pemesanan. Pajak yang dimaksud adalah perihal biaya impor atau cukai yang akan dikenakan pada barang ketika barang tersebut sampai ke Indonesia.
Kalau menelaah kembali detail order yang aku sampaikan di atas, orderanku tersebut belum termasuk dengan estimasi pajak, sehingga ketika barangnya sampai di rumahku, aku masih harus membayar cukai dan lainnya sebanyak yang disebutkan tadi.
Kenapa tidak ada estimasi pajak dalam orderanku? Alasan paling utamanya adalah karena Standard Shipping yang kupilih tidak diatur dan diurus oleh Amazon. Tidak seperti shipping dan pengiriman Amazon Global Shippingyang dimana Amazon akan menarik estimasi pajak yang akan dikenakan pada barang kita ketika sampai di Indonesia.
Selain itu, dengan estimasi pajak yang dikenakan tersebut, Amazon juga akan mengurus perihal cukai dan segala macamnya. Jadi, jika kalian memilih dengan pengiriman Amazon Global Shipping, maka sudah dipastikan Amazon akan mengurus semuanya dan kalian tidak perlu lagi membayar ketika barang sampai ke rumah kalian.
---
Fuahhh. Cukup sampai disini cerita pengalaman pertamaku belanja di Amazon.com ini. Semoga postingan ini bisa membantu kalian yang ingin mencoba belanja di Amazon.com.
Oh! Jika ada yang bertanya cara membayar di Amazon.com selain menggunakan Amazon Gift Card , aku belum tahu caranya, ya. Karena selama ini aku belanja dengan Amazon Gift Card.
Januari 2021, akun instagram @iseoulu mengadakan sebuah event bertemakan #seoulARchallenge . Di event ini, kita diminta untuk menggunakan filter instagram AR milik @iseoulu dan men-sharenya di story dan feed instagram kita dengan membubuhkan beberapa hashtag.
Event ini berhadiahkan Tas Kanvas dan Bandana BT21 Seoul Edition untuk 20 pemenang, dan Amazon Gift Card sebesar $10 untuk 200 pemenang. How generous! Melihat dari hadiah yang dibagikan, setidaknya ISEOULU mengharapkan ada lebih dari 200 orang yang mengikuti challenge tersebut. Namun sepertinya yang mengikuti event tersebut tidak mencapai 200 orang, karena pada akhirnya hanya ada 140 pemenang yang terpilih.
Dari 140 orang pemenang, aku sangat bersyukur akunku ada di daftar peserta yang mendapatkan tas kanvas dan bandana BT21 ( re: @greenseelatte ). Berhubung aku juga seorang Army, jadi aku sangat senang dan beryukur sekali, huhu.
Nah, ceritaku tidak hanya sampai disini. Karena aku juga akan menceritakan pengalaman baru yang kurasakan ketika hadiahnya sampai di tempatku. Mungkin diantara kalian ada yang sudah familiar dengan yang namanya import tax, aka bea cukai.
Hadiahnya kena pajak impor?
Ya. Hadiahnya kena pajak impor yang terdiri dari bea masuk, pajak penghasilan, dan pajak pertambahan nilai. Jadi ketika hadiahnya diantar ke rumah oleh kurir, aku masih harus membayar pajak sebesar 155.000 rupiah. Tapi sebelum dikirim ke rumah, ekspedisinya mengabarkan via sms kalau kita harus membayar dengan jumlah sekian.
Yah. Masa menang hadiah tapi harus bayar?
Aku juga sebenarnya waktu itu agak kaget. Terlebih karena masih belum mafhum dengan perihal import tax, dan juga karena pertama kali menang hadiah dari luar negeri. Tetapi aku mengambil bagian baiknya saja, harga import tax nya tidak seberapa jika dibandingkan harga asli produk tersebut jika kita beli sendiri. Hitung-hitung menyumbang ke kas negara juga XD. Walaupun agak nyesek juga, tapi gak apa-apa.
Hal yang bisa dipelajari!
Kalau ingin mengikuti event atau lomba yang diadakan di luar negeri, dan hadiahnya berupa barang yang harus dikirim, sebaiknya dipikirkan baik-baik ketika ingin meng-claim hadiahnya. Dan pertimbangkan jenis hadiahnya, kalau hadiahnya tergolong barang mewah seperti ponsel selular atau iPad dan Tablet PC, kalian harus siap menanggung pajak impornya yang akan cukup mahal, bisa jadi bukan puluhan ribu lagi, tapi juta-an!
Sebelum event ini, ISEOULU juga mengadakan sebuah event membuat journal, dimana hadiah utamanya adalah iPad, dan hadiah kedua adalah Galaxy Buds atau apa gitu. Tadinya aku agak sedih karena tidak mendapatkan hadiah utama maupun kedua. Tapi setelah memenangkan hadiah pada event ini, aku jadi sangat bersyukur hanya mendapatkan hadiah Bronze.
Jadi, untuk kalian yang ingin join acara luar negeri, perhatikan hadiahnya ya. Tapi, aku juga belum tahu kalau hadiahnya berupa barang yang tidak dijual secara official apakah akan kena pajak impor juga atau tidak. Mari kita lihat pada event berikutnya dari Kingdom Friends Official!
Aku akan post tentang event @kingdomfriends_official kalau barangnya sudah sampai, ya!
Buku yang akan review kali ini adalah novel Mandarin berjudul Summer Lemongrass yang ditulis oleh Macchiato, dan diterbitkan dalam versi Bahasa Indonesia oleh Penerbit Haru tahun 2018. Ini adalah pertama kali aku membaca karya Macchiato, dan menurutku buku ini cukup menarik untuk dibaca.
Tentang Wang Xiao Xia
Yes. Buku ini adalah tentang Wang Xiao Xia. Buku ini menceritakan Wang Xiao Xia, seorang siswi SMP yang sudah lama menyukai ketua kelasnya, Chen Yi. Bahkan ia sudah menyatakan perasaannya, tetapi ia tak menerima jawaban apa-apa dari Chen Yi. Walaupun mereka melanjutkan pendidikan di SMA yang berbeda, kisah cinta bertepuk sebelah tangan Wang Xiao Xia ternyata tidak berhenti sampai disitu. Sosok Chen Yi selalu menghantui bahkan kehidupan SMA-nya, sampai suatu hari mereka bertemu kembali di reuni sekolahnya.
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Apanya?!
Tenang. Aku tidak marah, haha.
Sebelum membaca sebuah buku, aku selalu menaruh ekspektasi dan tebakan-tebakan mengenai plot bagaimana yang akan disuguhi penulis dengan sinopsis tersebut. Dan sebelum membaca buku ini, aku sudah yakin ini akan menjadi cerita romansa seperti di drama-drama Mandarin. Kalian tahu drama A Love So Beautiful? Dibayanganku, buku ini akan seperti drama tersebut.
Setelah membaca buku ini, aku cukup terhibur dengan kebodohan lucu Wang Xiao Xia. Meskipun, aku juga merasa cerita romansanya terlalu ringan, sehingga aku merasa nggak begitu greget dan tertantang dengan konfliknya. Trope dalam buku ini juga mirip-mirip drama True Beauty gitu, hanya saja lebih tidak kompleks dan tidak berkaitan dengan kecantikan.
Tapi, dari hal-hal 'biasa' yang penulis suguhkan di buku ini, endingnya berhasil memutar balikkan perasaanku dan bisa bikin aku ngakak. Padahal Xiao Xia yang bikin onar, tapi aku yang ngerasa malu banget, haha.
Sudut Pandang 'Aku'
Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Dan seharusnya sudah sewajarnya pembaca bisa merasa relate dengan karakter 'aku' disini. Namun sayangnya, Wang Xiao Xia memiliki karakter yang terlalu agresif, jadi membuatku kurang bisa relate dengan beberapa keputusan yang diambilnya selama berlangsungnya cerita.
Penggunaan sudut pandang 'aku' disini juga membuat karakter lainnya ngga semuanya terdevelop dengan baik. Wang Xiao Xia yang terkesan agresif banget membuat Chen Yi, si pemeran utama laki-lak juga kesannya terlalu pasif. Yea i know that this is a story of Xiao Xia, but it's lacking of something. Mungkin, kalau cerita ini dikembangkan menjadi sebuah drama, cerita ini akan lebih mantap karena kurasa karakter-karakternya akan sangat terlihat di drama. Duh, aku ingin sekali melihat karakter You Zi!
Di akhir, buku ini mencoba untuk memberikan plot twist yang sudah bisa aku tebak di pertengahan jalan. Walau tidak mengejutkan, tapi plot twistnya tetap menghibur. Tetap saja bikin ngakak.
Overall Review
☆☆☆
3 bintang.
Overall, buku ini menghibur. Hanya saja, konflik ringannya membuatku kurang greget, jadi aku kasih bintang 3. Tapi, kalau kalian suka dengan buku romansa dengan konflik yang ringan, mungkin ini bisa dicoba. Apalagi kalau kalian suka dengan drama-drama romansa sekolah Mandarin.
Tahun 2020, tepatnya tanggal 9 Oktober sampai 25 Oktober, King Sejong Institute Center Indonesia mengadakan Lomba Baca Puisi dalam rangka memperingati Hari Hangul ke 574.
Hangul Day adalah Hari Penetapan Hangul atau Hari Abjad Korea. Hari tersebut adalah hari istimewa untuk masyarakat Korea yang memperingati penciptaan dan penetapan penggunaan aksara asli Korea, yakni Hangul. Di Korea Selatan, Hari Hangul diperingati pada tanggal 9 Oktober, sedangkan di Korea Utara diperingati tanggal 15 Januari.
Dan ya, intinya aku mengikuti lomba tersebut. Di bawah ini adalah poster lombanya yang bisa dicek di Instagram KSIC.
Lomba ini adalah salah satu hal paling berkesan yang terjadi padaku di tahun 2020, dimana saat itu pandemi masih hangat-hangatnya banget. Lomba tersebut sangat berkesan untukku karena aku bisa mempelajari banyak hal selama proses menciptakan karya untuk diikutkan lomba.
Memilih Puisi
Waktu melihat poster lomba, aku sempat ragu apakah ikut lomba tersebut atau tidak. Kalaupun ikut, aku kepikiran puisi seperti apa yang harus ku baca? Siapa saja penulis puisi yang kiranya tersohor di Korea Selatan? Video seperti apa yang harus ku buat?
Awalnya, tentu saja aku tidak mengenal satupun penyair Korea Selatan. Tapi, sebelum lomba itu dimulai, aku pernah mengikuti lomba kaligrafi di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). Lomba kaligrafi tersebut disuruh menulis bait puisi karya penyair Korea Selatan, Na Tae Joo. Aku terpikir untuk memakai puisi tersebut, tetapi rasanya terlalu singkat dan kurang meresap maknanya untukku.
Lalu, tak lama kemudian, aku melihat Penerbit Haru gencar sekali mempromosikan buku puisi I See You Like A Flower karya Na Tae Joo di Instagram.
Pas sekali!, pikirku.
Aku juga pernah mereview buku tersebut beberapa waktu lalu di Instagramku. Kalian bisa cek disini.
Nah, melihat buku itu, terlintas lah keinginan untuk mencari di Google tentang Na Tae Joo dan beberapa puisinya yang populer. Aku bahkan sampai bertanya ke guru Bahasa Korea-ku tentang puisi apa yang populer di Korea Selatan. Dan ya, Na Tae Joo adalah penyair yang populer dengan puisi puisi singkat nan indahnya. Tapi selain itu, guruku juga memberitahuku tentang penyair bernama Yoon Dong Joo, yang menulis karya puisi dengan tema perjuangan.
Sepertinya aku harus mencari puisi singkat namun maknanya mantap banget, lagi-lagi pikirku.
Singkat cerita, kemudian aku bertemu lah dengan puisi berjudul Kerinduan atau 그리움 (Geurium). Aku melihat naskah aslinya terlebih dahulu di Google, sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli buku I See You Like A Flower agar lebih bisa memahami makna puisi tersebut.
Puisi Kerinduan hanya terdiri dari 4 baris kalimat, namun anehnya, puisi itu bisa menggambarkan perasaanku saat itu. Perasaanku saat merindukan masa-masa sebelum pandemi.
Puisi ini tergolong puisi cinta. Tapi dibandingkan melihat puisi ini sebagai puisi cinta antara dua insan atau pasangan, aku melihat kata 'dirimu' dalam puisi ini sebagai keluarga, saudara, dan teman. Akhirnya, kupilih lah puisi ini.
Bagaimana Membacanya?
Setelah memilih puisi, aku harus merekam suara, nih. Tapi, aku bingung bagaimana nada yang tepat ketika membaca puisi Korea Selatan. Sehingga, akhirnya aku mencari referensi di Youtube, dan menemukan video ini.
Aku sangat suka cara baca puisi Youtuber di atas, terutama karena suara pembacanya rendah dan pemilihan musiknya wah. Video ini membuatku jadi terinspirasi untuk membuat videoku semenyentuh video ini.
Setelah memutuskan bagaimana aku ingin membaca puisi itu. Saatnya menentukan videonya! Yeay!
Video Video Video!
Aku tidak ingin wajahku terlihat dalam video, selain karena malu, aku juga tidak begitu bisa menghayati peran, haha. Jadi aku ingin isinya gambar saja, seperti pemandangan pohon, video bunga, dan sebagainya. Tapi kalau hanya video tumbuhan, rasanya kurang bercerita. Akhirnya, aku bikin video seperti ini.
Ya. Hanya si manusia bulat yang merindu selama 1 menit. Video tersebut aku upload di akun instagram Greenseelatte , akunku yang diperuntukkan untuk perihal ke Korea-an.
Selama membuat video itu, aku belajar membuat gambar setiap gerak dengan berbagai layer, sampai-sampai punggungku merasakan efek yang luar biasa karena kelamaan bersila di depan laptop, haha, dasar tua.
Tapi karena melalui proses tersebut, aku jadi terpikir betapa hebatnya para pembuat anime yang bisa membuat gambar bergerak selama 20 menitan. Wow. Mind blowwwwing~
Setelah beberapa kali edit ulang gambar, video, suara, dan mendapatkan beberapa masukan dari orang-orang terdekat, rampung lah video tersebut.
Kalah pun nggak apa-apa, bikin video ini pun sudah puas, pikirku.
Pesimis banget ya kelihatannya? Aku hanya tidak ingin terlalu berharap hanya karena sudah mengalami proses yang panjang. Mungkin saja, para peserta lain lebih keren videonya. Dan aku merasa pasti peserta lain memilih puisi yang lebih panjang, dan lebih bermakna dariku, terlebih pronounciation peserta lain juga mungkin lebih baik.
Tapi, ketika pemenang lomba diumumkan, aku sangat bersyukur, sekaligus tidak percaya. Walaupun aku tidak begitu berharap untuk menang, berita bahagia itu menjadi suatu bonus yang benar-benar ku syukuri.
Melalui post ini, aku hanya ingin mengutarakan prosesku mengikuti lomba ini. Dan tentu saja, sekali lagi aku sangat berterimakasih karena KSIC mengadakan lomba ini, dan para juri yang sudah memilihku menjadi Juara 2. Stay at Home-ku jadi lebih berwarna karenanya.
---
Kira-kira tahun 2021 ini akan ada lomba apa, ya, untuk memperingati Hangul Day?
Welcome! You can call me Lia. I like to spend my free time to read novels, watch dramas or movies, and also drinking Green Tea Latte. Gonna write some reviews and stories here! It will be in Indonesian language, and... sometimes English!