The Portrait of A Lady by Henry James - Book Review


Cr. Greenshe Reviews
My rating: 3 of 5 stars

✰✰✰

Buku ini menceritakan kehidupan Isabel Archer sebagai wanita Amerika yang cerdas dan independen.

Tidak biasanya aku membaca buku seperti ini. Buku yang bukan bergenre fantasy, ataupun sci-fi. Tetapi harus aku akui, bahwa banyak hal menarik yang aku rasakan ketika membaca buku ini.

Beberapa hal menarik yang mampu ku sebutkan adalah:

1. Cara penulisan Henry James.

Penulisannya detail dan panjang, tapi anehnya tidak membosankan dan tidak terkesan boros kalimat. Buku ini membuatku penasaran pada setiap kata yang akan ditulis oleh penulisnya. Jadi, saat itu aku pernah merasakan kekecewaan ketika membaca suatu buku terkesan bertele-tele. Tapi Henry James memberikan pengalaman membaca yang cukup berbeda dan mengesankan. Applause juga buat translatornya, yang membuat translatenya juga rapih dan tidak membosankan.

2. Karakter Isabel Archer.

"Benar, memang saya sangat suka dengan cara saya sendiri. Tapi, saya selalu ingin mengetahui apa yang dilarang," ucap Isabel.

"Agar bisa melakukannya?," tanya Mrs. Touchett, bibinya.

"Agar saya bisa memilih," jawab Isabel.


Walaupun tidak begitu bisa mendeskripsikannya dengan detail, menurutku percakapan antara Isabel dan Bibinya cukup menarik. Menunjukkan bahwa Isabel adalah sosok yang mendamba kebebasan, rasa ingin tahunya begitu tinggi, pernikahan baginya nomor kesekian. Ia suka melakukan dengan caranya sendiri, walaupun keputusannya bisa menjadi keputusan terburuknya, tapi aku sangat menghargai keputusannya untuk bertahan dan mengembangkan diri dalam deritanya (walau kesel juga sih, tapi ya sudah lah, itu keputusannya). Selain Isabel Archer, aku juga memiliki karakter favorit yang berhasil membuatku menitihkan air mata, yakni Ralph Touchett, karena dia benar-benar sepupu yang baik dan mendukung keputusan Isabel banget.

3. Plot & A Lil Bit of Spoiler

Plot cerita ini cukup kompleks bagiku. Benar-benar menceritakan kehidupan seorang Isabel. Ya, diaaaaa Isabelaa. Walaupun aku sempat berharap Isabel akan berakhir dengan salah satu pria yang sempat ditolaknya, tapi ending berkata lain. Terlebih, Isabel bisa menjadi sahabat terbaik untuk anak tirinya, Pansy. Jadi aku juga nggak bisa membayangkan gimana kalau Isabel meninggalkan Pansy.

Kenapa aku memberi bintang 3? Bukan karena jelek, kok. Hanya saja, aku merasa secara keseluruhan, cerita seperti ini memang belum cocok dengan seleraku yang masih mendamba akhir bahagia yang sempurna, seperti cerita putri dan pangeran yang berakhir bahagia gitu.

Greenshe Review