Asrama by Muhammad Fatrim Photo by Greenshe |
Halo,
Greenshe disini, kembali mereview buku yang bulan Maret lalu aku baca. Judulnya
Asrama, ditulis oleh Muhammad Fatrim. Buku ini adalah novel Malaysia yang
diterjemahkan oleh Penerbit Haru.
Sewaktu buku ini diterbitkan di
Indonesia, aku ingin membelinya karena ingin tahu sensasi membaca buku genre horror. Tetapi karena prioritas fantasy-ku lebih tinggi, jadi belum
terpenuhi lah keinginanku itu. Aku baru memperoleh buku ini di tahun 2019, tepatnya
karena ada promo ‘Buy 1 Get 3’ yang
berlaku untuk pembelian buku KKN di Desa
Penari. Bonus bukunya sebenarnya acak, namun alangkah senangnya ketika
paket di buka, buku Asrama ini juga ada di dalamnya.
Sinopsis
Buku ini menceritakan tentang Dahlia
yang tiba-tiba ingin pindah sekolah dari
desa, padahal sekolahnya saat itu katanya
adalah sekolah bagus. Setelah pindah, ternyata di asrama putri sekolah
barunya, Dahlia dihadapkan dengan geng-geng yang senang memperbudak siswi-siswi
di asrama. Karena ingin balas dendam, Dahlia memainkan Ouija bersama teman satu kamarnya. Tetapi, tentu saja
permainan itu tidak akan berakhir semudah itu. Satu demi satu kejadian aneh
terjadi, dan membuat Dahlia menyadari rahasia kelam yang tersimpan di asrama
tersebut.
REVIEW(SPOILER ALERT)
Plot
Aku sering nonton film horor,
tetapi membaca buku dengan genre horor mungkin bisa dihitung jari dengan satu
tangan. Karena itu, ketika membaca buku ini, aku tidak bisa menahan untuk tidak
menerka-nerka plot seperti apa yang akan disuguhkan oleh penulis dan misteri
apa yang tersimpan di asrama tersebut. Dan yang terlintas di kepalaku adalah
bahwa jangan-jangan asrama tersebut adalah asrama hantu. Pasalnya, semua
penghuni asrama tersebut terkesan mencurigakan.
Ada beberapa bagian dalam plot
yang membuatku tidak puas dan merasa adegan tersebut sebenarnya bisa di
tiadakan.
Ada dua sumber perhantuan disini, Pohon Ara & Asrama. [spoiler: Atau bisa dikatakan ada dua angkatan hantu dalam satu asrama. Angkatan pertama adalah hantu penasaran yang terkubur di bawah Pohon Ara yang akhirnya dapat ditebang, saat itu Dahlia masih hidup. Dan hantu penasaran angkatan kedua adalah Dahlia dan beberapa temannya yang mati setelah terjadi kebakaran di Asrama Baru].
Ada dua sumber perhantuan disini, Pohon Ara & Asrama. [spoiler: Atau bisa dikatakan ada dua angkatan hantu dalam satu asrama. Angkatan pertama adalah hantu penasaran yang terkubur di bawah Pohon Ara yang akhirnya dapat ditebang, saat itu Dahlia masih hidup. Dan hantu penasaran angkatan kedua adalah Dahlia dan beberapa temannya yang mati setelah terjadi kebakaran di Asrama Baru].
Aku sempat kebingungan saat membaca ceritanya karena dua unsur cerita tersebut seolah menyatu dan saling bertumpuk.
Ya, bertumpuk. Karena ada suatu adegan yang terjadi di bagian Pohon Ara, dimana
Dahlia yang sedang tidur di asrama bermimpi bahwa asrama mereka terbakar dan
Dahlia merasa kepanasan, seolah ini adalah clue yang diberikan penulis bahwa kejadian ini terjadi setelah bagian Asrama. [spoiler: Apakah saat itu Dahlia memperoleh insight mengenai kematiannya, atau ia sudah menjadi hantu penasaran yang mati saat
kebakaran tersebut?]
Oh, dan juga ada Mak Cik Ani, seperti bibi yang membantu
keluarga Dahlia. Setiap kali Dahlia pulang ke rumah dari asrama, ibunya selalu bilang bahwa Mak Cik Ani sedang pulang kampung, tetapi ternyata Mak Cik Ani memang pergi pulang kampung, karena tidak
ada lagi yang menghuni rumah tersebut, [spoiler: karena semua sudah tiada].
Kalau
berbicara mengenai plot twist, aku cukup
suka bagaimana penulis memberikan twist di
akhir. Walaupun tidak begitu waw
karena ada beberapa plot-hole, tetapi
twist tersebut bisa membuat pembaca berpikir berulang-ulang kali. Dan mungkin
beberapa ada yang merasa terbodohi.
Secara keseluruhan, plotnya agak lambat pas
di awal, banyak adegan yang tak penting, tetapi ketika menuju chapter akhir, semuanya terasa cepat dan cukup menghibur, walaupun membuatku agak kesulitan mencerna apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh si
penulis.
Karakter
Biasanya, setiap kali membaca
buku, pemeran utama yang kutemui akan memiliki sisi protagonis yang dominan.
Walau Dahlia bukan sosok yang jahat, tetapi menurutku Dahlia ini bukan sosok
karakter utama yang.. utama.
“Sudah wajah nggak pernah tersenyum, berbuat syirik pula!,” pikir Dahlia.
Kalimat tersebut dipikirkan oleh Dahlia untuk seorang satpam asrama/sekolah yang mencurigakan karena jarang tersenyum dan sering menaruh sesajen di bawah Pohon Ara di dekat asrama.
Ketika kalimat itu terucap
olehnya, all i can think about was.. WHAT
THE!?. Pasalnya Dahlia juga memainkan permainan spirit of the coin yang menyerupai Ouija untuk meminta bantuan
dalam mengatasi geng bully di asrama, dan apa kalian tahu artinya? Dia juga
berbuat syirik. Dan sejujurnya aku kurang nyaman dengan karakter seperti ini, terlebih Dahlia seharusnya adalah pemeran utama yang mampu menarik simpati pembaca.
Selama membaca, aku merasa tidak ada ketertarikan pada karakter-karakter dalam buku ini. Seolah tidak ada yang spesial. Mungkin karena terlalu banyak karakter, dari yang penting sampai yang tidak penting sekalipun ada, jadi perkembangan setiap karakternya agak lack.
OVERALL REVIEW
☆☆☆☆
4/5 bintang.
Well, walau menurutku buku ini masih memiliki kekurangan yang bisa diperbaiki penulis di karya-karyanya selanjutnya, tetapi karena buku ini adalah buku horror pertamaku, jadi cukup meninggalkan kesan yang bagus. Terlebih twist di akhirnya membuatku harus berpikir dan membaca beberapa halaman terakhir berulang kali, dan aku menyukai sensasinya.
Oh, dan omong-omong, buku ini ada sequel-nya, tapi sepertiya Penerbit Haru belum berencana untuk menerjemahkannya. Dan sepertinya respon pembaca di Goodreads juga kurang bagus. Kalau kalian ingin lihat review-review buku sebelum membeli atau membacanya, kalian bisa browse Goodreads di internet, atau melalui aplikasinya di Play Store.