Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
Second-lead syndrome? Siap-siap terjangkit third-lead syndrome.
Bahkan bisa jadi fourth-lead syndrome.

Extraordinary You / 어쩌다 발견한 하루

Judul: Extraordinary You / 어쩌다 발견한 하루
Episode: 32 episode (4 episode per minggu, 30 menit per episode)
Pemeran: Kim Hye Yoon, Ro Woon, Lee Jae Wook, Lee Na Eun, Jung Gun-Joo, Kim Young-Dae, Lee Tae Ri, etc.
Direktor: Kim Sang-Hyub
Penulis: Moo-Ryo (webcomic), In Ji-Hye, Song Ha-Young

Syabang-syabang ~
Ya halo, disini Greenshe. Happy Sunday dan selamat bersantai! Akhirnya kita memasuki bulan November, yeay!

Dalam post pertamaku di bulan November ini, aku akan merekomendasikan drama Extraordinary You yang masih on-going di Korea Selatan.

Drama ini menceritakan tentang Eun Dan-O, seorang siswi dari sekolah yang ternama. Walaupun lahir di keluarga yang kaya raya, Eun Dan-O memiliki penyakit jantung / heart disease. Setelah menjalani operasi, Eun Dan-O merasakan gejala-gejala aneh, seolah dirinya hilang ingatan, bahkan ia berpikir bisa berteleportasi dari satu waktu ke waktu lainnya. Tidak ada orang di sekitarnya yang mempercayai keluhan Eun Dan-O, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri alasan gejala aneh tersebut muncul.

Ketika mencari tahu, ia bertemu dengan Jinmiche, seseorang yang bekerja di kafetaria sekolah. Entah bagaimana, sosok misterius ini memegang jawaban dari apa yang sedang dicari-cari oleh Eun Dan-O. Jinmiche mengatakan bahwa Eun Dan-O sebenarnya adalah karakter dalam komik berjudul "Secret", begitupun semua yang ada di dunia yang ditinggali oleh Eun Dan-O.

Bagaimana reaksi Eun Dan-O? Awalnya ia tidak mempercayainya, tetapi melihat dari kehidupannya sebagai anak perempuan kaya, cantik, lemah, dan baik hati, semakin meyakinkannya bahwa ia adalah pemeran utama. Dengan keyakinan tersebut, ia perlahan menerima kehidupannya sebagai pemeran utama yang dikelilingi oleh siswa-siswa tampan. Tapi ternyata, dirinya sebenarnya hanyalah karakter extra, seperti karakter sahabat si pemeran utama dalam drama-drama.

Eun Dan-O tidak terima dengan karakternya yang ia rasa semakin lemah dan tidak bahagia, seperti sakit jantung yang dideritanya, disakiti terus menerus oleh tunangan yang tidak pernah mencintainya (padahal ganteng banget), dan menjadi pemeran sampingan. Kemudian, ia bertekad untuk mengubah ceritanya dengan mencari laki-laki misterius yang mampu membuat hatinya bergetar.

☁☁☁
Konsep fantasi yang menceritakan tentang karakter webtoon yang menyadari dirinya adalah karakter webtoon, langsung mengingatkanku dengan drama W: Two Worlds. Tetapi ketika kalian menontonnya, tentu akan berbeda dalam beberapa aspek. Mungkin ada juga yang menganggap cerita ini mirip BBF yang dipenuhi oleh flower boys. Tetapi ketika menontonnya, semua itu akan sirna. 

Drama ini di adaptasi dari webtoon dengan judul serupa. Aku belum pernah membaca webtoon-nya, tetapi menonton dramanya adalah hal yang benar-benar menyenangkan. Walau aku sedikit kesal karena drama ini dipenuhi oleh flower boys yang membuatku dilema berkepanjangan.

I was like, 
"Eun Dan-O sama Baek Kyung aja, biar so sweet akhirnya, ceritanya Baek Kyung (tunangannya) berubah jadi baik gitu,"
"Eun Dan-O sama Haru aja deh, kasian kalau Haru-nya menghilang, luntang-lantung nggak jelas,"
"Ya ampun Lee Do-Hwa sama Eun Dan-O lucu bangettt, bisa nggak sih mereka bareng aja? Kasian Dohwa tersakiti terus sama Joo Da,"
Yap, aku ingin karakter-karakter di atas bahagia, walaupun itu mustahil, karena karakter ceweknya terbatas, hiks. Inilah kenapa aku agak tidak suka ketika satu drama dipenuhi flower boys. Selain karena wajah tampan para aktornya, sepertinya karakter-karakter mereka juga memiliki cerita yang membuatku iba. Seperti cerita Baek Kyung dengan keluarganya, Haru dengan identitasnya, dan Dohwa dengan perannya.

Drama ini belum tamat, baru ada 16 episode (30 minutes each) ketika aku menulis review ini. Masih banyak sekali twist yang mungkin akan muncul di episode-episode selanjutnya. Tetapi menurutku drama ini rekomen sekali, dan berhubung genrenya adalah romance yang sepertinya ringan, aku menaruh harapan bahwa endingnya bisa dibikin lebih masuk akal dibandingkan W: Two Worlds, dan semoga setiap rahasia, kejutan, dan twistnya terungkap dengan sangat baik, sehingga ceritanya akan terus mengesankan sampai akhir.

Acting para aktornya sangat baik, kok. Karakter Eun Dan-O dan Lee Do-Hwa sangat ekspresif untuk karakter webtoon, jadi menurutku menghibur sekali. Karakter Eun Dan-O ini diperankan oleh Kim Hye Yoon, kalau kalian pernah mendengar drama Sky Castle, aktris ini adalah aktris jebolan drama yang sempat terkenal di masanya. Kalau kalian mengikuti variety show Korea, Running Man, aktris ini juga pernah jadi bintang tamu di salah satu episodenya.

Sedangkan karakter Haru yang diperankan oleh Ro Woon belum begitu menampakkan beragam ekspresi, tetapi aku tetap menanti-nanti perkembangan karakter utama laki-laki yang satu ini. Identitasnya yang disinyalir berasal dari komik sebelah yang berjudul "Flower" juga membuatku penasaran. Bagaimana caranya bisa pindah ke komik sebelah? Apa yang terjadi di komik sebelah? Siapa dia sebenarnya?

Selain itu, karakter Baek Kyung tuh keren gitu. Mungkin bisa dibilang dia memiliki sisi tsundere, tetapi alur cerita yang memakai dua kondisi waktu yakni kondisi dalam webtoon dan tidak, jadi karakter Baek Kyung masih membingungkan. Apakah dia benar-benar akan menjadi karakter antagonis? Atau dia adalah karakter yang baik hati?

Seberapa besar aku merekomendasikan drama ini?

Overall Review

✩✩✩✩
Aku beri 4 bintang untuk drama ini.

Karena dalam 16 episode pertama drama ini mampu membuatku penasaran dan jatuh hati dengan segala konsep, twist, dan aktor serta aktris dalam drama ini. Drama ini bagus banget untuk ditonton sebagai hiburan. Walau konsep fantasinya memang agak sedikit rumit, sehingga butuh konsentrasi yang cukup oke, tetapi genre romance nya tidak menye-menye. Selain itu ceritanya juga tidak lebih berat dari drama-drama bergenre crime. Jadi, untuk selingan, sepertinya menyenangkan, kok.

Oh! Mudah-mudahan, kalau dramanya sudah tamat, aku ingin menambahkan sedikit review di postingan ini jika memang ada kesan dan pesan yang berubah. Jadi, stay tuned!

+ tambahan +

Oke, aku sudah menonton drama ini sampai tamat dan aku sangat suka. Drama ini nggak memberikan ending yang saklek seperti happily ever after nya para puteri Disney. Haru dan Dan Oh akan terus berjuang menjalani dua kehidupan dalam shadow dan stage di setiap cerita/dunia yang penulis komiknya buat. Selain itu, aku sangat suka dengan keputusan Yeo Ju Da untuk memilih Oh Nam Ju. DAN TENTU SAJA BAEK KYUNG! Baek Kyung berubah dan melakukan hal yang membuatku semakin terjerat 2nd lead syndrome. Sing penting bersyukur dan memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan semaksimal mungkin.
0
Share
Di tempat biasa diriku menonton oppa-oppa, aku meringkuk di single sofa memeluk bantal besar, lalu berseru "SINTING!," mengejutkan beberapa orang di rumah.

Strangers from Hell
타이는 지옥이다

Judul: Strangers from Hell / 타이는 지옥이다
Episode: 10 episode
Pemeran: Im Si Wan, Lee Dong Wook, Lee Jung Eun, Lee Hyun Wook, etc.
Direktor: Lee Chang Hee
Penulis: Kim Yong Ki (webtoon)

Halo! Hari ini aku akan memberikan pendapatku setelah menonton drama bergenre horror, suspense, thriller ini. Drama ini sudah tamat sebelum aku memulai untuk menontonnya. Telat, ya? ha-ha. 

Kurang lebih begitulah reaksiku ketika mulai menonton drama ini. Kata 'sinting' melesat dengan cepat dari bibirku ketika aku menonton episode 2-3. Saat itu, kengerian dari karakter Seo Moon Jae (Lee Dong Wook), si kanibal berkedok dokter gigi tampan, diekspos.

Drama Strangers from Hell merupakan drama adaptasi webtoon yang berjudul sama. Menceritakan Yoon Jong Woo, pria berusia 27 tahun yang selama ini tinggal di desa kecil, tetapi ia mendapatkan pekerjaan di sebuah kantor kecil di Seoul. Karena keterbatasan dana dan prioritasnya untuk menghidupi ibu dan saudaranya di kampung, Jong Woo terpaksa tinggal di sebuah apartemen murah yang dihuni oleh orang-orang aneh dan mencurigakan.

Sebenarnya genre drama ini jauh sekali dari genre favoritku. Aku pun belum pernah sekalipun berkeinginan untuk membaca webtoonnya. Walaupun drama ini dibintangi oleh aktor populer seperti Lee Dong Wook, si grim reaper ahjussi tampan, dan Im Si Wan yang tak kalah tampan, kurasa pesona mereka belum cukup menarik perhatianku.

Tetapi, teman-temanku memberikan review yang sangat baik untuk Strangers from Hell. Hal itu membuatku penasaran, memangnya seberapa bagus sih drama ini. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menontonnya.

Review singkat ini aku ketik dalam note di handphone sembari menonton episode 7. Karena menurutku cerita ini cukup berat dan bisa membuat seseorang triggered, jadi aku harap kalian mampu bersikap bijaksana ketika menonton dramanya maupun membaca review ini.

Review

Plot

Cerita dalam drama ini berkaitan dengan mental issue yang kerap menjadi perbincangan. Cerita ini cukup berat, dan tentu saja tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Begitu banyak darah , adegan sadis, dan sinting. Konfliknya berkaitan dengan mental illness, khususnya psychopathics. Jadi, disarankan jangan ditonton oleh maupun dengan anak-anak di bawah umur. Bahkan untuk anda yang merasa sudah dewasa, sebaiknya menonton dalam keadaan tenang dan tidak depresi. Kalau bisa tontonnya tuh dicicil, jangan binge-watching 10 episode. Karena aku merasakan efek mual dan ingin muntah setelah menyelesaikan drama ini dalam satu kali teguk.

Di sini tuh diceritakan Jong Woo yang merasa dirinya failed dalam segala aspek kehidupannya. Ketika dirinya berada dalam keterpurukkan, lingkungan tempatnya tinggal dan bergaul memegang kendali penting dalam mempengaruhi Jong Woo. Dan lingkungan tempatnya tinggal bisa memperburuk maupun memperbaiki kondisinya.

Kalau saja Jong Woo tinggal di lingkungan yang lebih baik dari apa yang diceritakan, mungkin dia bisa menjadi sosok yang lebih baik. Sayangnya, cerita ini benar-benar menempatkan karakter Jong Woo sebagai sosok yang hopeless, tidak memiliki harapan. Hidup tanpa mengenal sosok ayah, menanggung beban finansial keluarga dan dirinya sendirian, kehidupan saat wajib militer yang tidak baik, lingkungan kantor yang begitu bersaing dan tidak peduli, pacar juga tidak bisa membantu banyak sehingga akhirnya, lingkungan yang paling mudah mempengaruhinya adalah lingkungan tempat tinggalnya yang dihuni oleh para psikopat di Eden Goshiwon, apartemen Eden.

Ya, Jong Woo tinggal di apartemen Eden yang dihuni oleh manusia-manusia yang memiliki karakter super aneh yang jika di dunia nyata ada yang seperti itu, aku lebih baik menggelandang di jalanan daripada harus tinggal di penginapan itu.

Karakter

Para aktor dalam drama ini mampu memerankan karakternya dengan sangat baik. Im Si Wan yang memerankan Jong Woo, mampu menggambarkan perkembangan dan perubahan dalam karakter Jong Woo dengan sangat baik. 

Seo Moon Jo yang diperankan oleh Lee Dong Wook juga sangat creepy dan yang lebih membuatnya seram adalah ketampanan wajahnya! Psikopat yang diperankan oleh orang ganteng tuh sangat mengerikan! Tapi ya, pada kenyataannya pun, karena pernah beberapa kali menonton Youtube Korea Reomit yang membahas psikopat-psikopat di Korea, di sana benar adanya psikopat yang wajahnya ganteng dan terlihat alim.

Para psikopat di Eden Goshiwon juga diperankan dengan sangat baik oleh aktor-aktornya. Ada yang sampai membuatku bergidik, dan 'ih annoying banget ketawanya' 'ih ini orang maunya apa, sih?' 'ih horror'.

Polisi wanita, entah siapa namanya, lupa. Dia adalah satu-satunya sosok yang memberanikan diri untuk menyelidiki kejanggalan di lingkungan tempatnya bertugas. Di awali dari kecurigaannya atas kematian kucing-kucing di daerahnya. Tetapi keberaniannya pada akhirnya membuatnya mengalami PTSD, semacam trauma gitu karena sudah melewati masa-masa seram di sekap oleh penghuni Eden Goshiwon. Dia selalu merasa masih diikuti oleh Seo Moon Jo.

Duh, pokoknya acting para aktor di drama ini nggak perlu ditanyain lagi bagus atau ngga. Mereka semua mampu menggambarkan karakternya dengan super creepy!

Moral Value?

Awalnya aku sedikit sulit mencerna pesan yang ingin disampaikan oleh drama ini. Pasalnya aku sudah keburu horror sama adegan-adegan kanibalisme dan psikopatisme(?) yang ditunjukkan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tetapi kurang lebih poin yang aku dapatkan adalah bahwa lingkungan itu berpengaruh dalam pembentukkan karakter seseorang (aku setuju akan hal ini). Lingkungan juga bisa membuat kondisi mental seseorang menjadi baik, atau bahkan memburuk sehingga bisa menyebabkan individu tersebut mengambil langkah ekstrim dalam hidupnya.

Lingkungan yang buruk mampu menciptakan seorang pembunuh, baik itu psikopat yang melakukan serial murder, ataupun yang melakukan tindakan suicide. Menurutku, situasi dan kondisi yang dirasakan oleh Jong Woo ini sepertinya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya melakukan bunuh diri, tetapi rupanya ia memilih untuk bertahan hidup bersama mental dan pikirannya yang sudah terluka, sehingga ia menjadi seorang psikopat.

Pesanku untuk kalian para pembaca,

Tolong jangan terlalu men-self-diagnosed situasi di drama ini dan menyamakannya dengan dunia nyata, ya. Drama ini memunculkan karakter Jong Woo sebagai seseorang yang benar-benar hopeless. Tetapi di kenyataan, aku yakin kalian semua masih memiliki harapan. Sekecil apapun harapan yang ada, aku harap kalian bisa memanfaatkannya, menggalinya lebih besar. Jangan menguburnya sendirian bersama raga dan pikiranmu. ^^

Unforgettable Scenes (jangan dibaca kalau tidak suka adegan mengerikan)

Ada dua adegan yang cukup berkesan hingga membuatku merasakan sensasi yang mengerikan. Pertama adalah adegan ketika Seo Moon Jo mensuguhi Jong Woo setoples daging untuk dimakan, walaupun tidak dikatakan, penonton pasti paham kalau itu daging human. YUCKSS! 

Adegan tersebut serupa dengan adegan yang ada dalam novel Little Red Riding Hood yang pernah aku review. Yakni ketika sang serigala, Lupo Manaro, mensuguhi Rosso, si gadis berkerudung merah, daging dan wine yang terbuat dari daging dan darah neneknya yang sudah tewas!! DUDUDUDUH AKU PUSING NULIS INI.

Adegan kedua yang membekas adalah ketika Jong Woo dan Moon Jo bertarung di akhir episode dan bagaimana realita seakan diputar-putar. Membuatku percaya sekaligus tidak percaya dengan akhir cerita yang disampaikan dalam drama ini. Akhirnya tuh membuatku bertanya-tanya, Jadi... yang membunuh semuanya.... siapa?. COMPLICATED!

Overall Review

✰✰✰✰✰
5 bintang? Ya, karena drama ini diproduksi dengan sangat baik hingga memberikan sensasi yang mengerikannya bukan main. Walau genre ini bukanlah favoritku, tetapi aku masih menyukai keseluruhan drama ini.
0
Share

I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki by Baek Se-hee

✩✩✩✩

My rating: 4 of 5 stars

Ingin mati, tapi ingin makan tteokkpokki? Jadi... gimana?




View this post on Instagram

A post shared by Maulia Resta (@maulimaul) on Sep 30, 2019 at 11:02am PDT

Kesan pertamaku melihat judul buku ini, aneh. Tapi sekaligus menimbulkan rasa penasaran dengan isi buku tersebut.

Buku ini adalah buku non-fiksi yang termasuk dalam kategori self-help. Isinya berupa kompilasi atau rekapan percakapan antara dua manusia yang tidak sempurna, yakni sang penulis (Baek Se Hee) dan dokter psikiaternya. Sang penulis memiliki distimia yang merupakan salah satu jenis depresi yang ringan, tetapi berkepanjangan.

Melalui kata pengantar dalam buku, Dr. Jiemi Ardian, Sp. KJ, berpesan bahwa self-diagnosed yourself sangat tidak dianjurkan. Tetapi dengan membaca buku ini, kamu bisa sedikit memahami seperti apa sih yang dipikirkan oleh seseorang yang mengalami distimia.

Well, setelah membaca buku ini, aku merasa bahwa banyak sekali situasi perasaan dan cara berpikir penulis yang relatable denganku. Pemikiran dan dilema yang dirasakan oleh seorang introvert yang berusaha untuk lebih mencintai diri sendiri.

Biasanya, aku suka membaca buku dengan genre fantasi atau science-fiction. Dan buku berkategori self-improvement ini tuh berada di peringkat terbawah dari list genre favoritku. Karena aku seringkali berpikir bahwa kata-kata mutiara/ motivasi yang menyarankanku untuk melakukan ini dan itu tuh nggak begitu berpengaruh untukku. Kayak.... aku berpikir seperti motivasi tuh datangnya dari dalam diri sendiri, bukan orang lain. Atau mungkin hanya aku saja yang malas untuk berubah? Mungkin aku hanya bersikap berlebihan?

Lalu, kenapa aku memutuskan untuk membeli dan membaca buku non-fiksi ini?

Oke, awalnya aku tidak tertarik sama sekali dengan popularitas buku ini. Ketika banyak orang berlomba untuk beli pre-order buku ini, aku sama sekali tidak tertarik. Tetapi suatu hari, komunitas Bookish Indonesia mengadakan sebuah event diskusi buku-buku yang dibaca atau menjadi sumber inspirasi karya-karya Korean group BTS. Dan salah satu buku yang dibahas adalah buku ini.

Ketika melihat daftar buku yang akan dibahas, aku sama sekali buta. Tidak ada satupun buku yang aku pernah baca. Bahkan aku yang mengaku sebagai Army (fans BTS) pun tidak tahu buku apa yang mereka baca, dan darimana inspirasi musik video mereka itu berasal.

Oleh karena itu, karena aji mumpung, aku membeli buku ini yang juga dijual ketika acara berlangsung, yaaa untuk pegangan saja tadinya. Tetapi setelah mendengar diskusi yang dipimpin oleh editor buku ini, yakni Kak Lovita Cendana, aku merasa tertarik membaca buku ini. Terlebih beberapa hari sebelumnya aku dilanda kecemasan yang datang begitu tiba-tiba. Jantungku berdetak begitu cepat, seperti habis meminum kopi, namun saat itu aku sangat lemas sampai nafasku sedikit terganggu. Aku berpikir apakah aku akan mati hari ini?

Setelah membaca buku ini, aku tidak merasa seperti diperintah, diperingati, atau dimotivasi. Melainkan buku ini seolah berkata "kamu nggak sendiri, kok". Aku tidak paham apakah ini merupakan self-diagnosed atau nggak, tetapi aku hanya merasa sangat relate dengan si penulis ini.

Sekian untuk review kali ini. Intinya, aku merasa buku ini sangat bagus!



View this post on Instagram

A post shared by Bookish Indonesia (@bookish_indonesia) on Sep 12, 2019 at 4:01am PDT
0
Share

Cr. Greenshe Reviews

The Creeps by Fran Krause

My rating: 4 of 5 stars
✰✰✰✰


Halo readers,
Sebelum memasuki review, aku ingin bertanya. Biasanya, hal apa yang kalian lihat sebelum kalian memutuskan untuk membeli sebuah buku?

Kalau aku, akan melihat dari cover. Well, it is not about judging a book by only its cover. But, talking about first impression. Ketertarikanku terhadap sebuah buku dimula pada covernya. Gambar/ hiasan yang simpel dan memiliki warna yang eye-catching tetapi tidak norak adalah poin utamaku dalam berkenalan dengan buku. 

Selanjutnya, tentu saja tak cukup hanya dengan melihat cover. Aku akan melihat judul dan blurb yang ada di belakang buku. Pasalnya, kedua hal tersebut membuatku bisa mengetahui tentang sepenasaran apa aku dengan buku ini. Dan ketika judul dan blurb sebuah buku menarik perhatianku, maka aku akan berusaha untuk mengingat siapa penulisnya. Baru deh, setelah itu aku akan mencari beberapa review di goodreads.com maupun sumber review lainnya mengenai buku tersebut sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli.

Jadi, suatu hari aku melihat IG Story akun Periplus.com me-repost salah satu story pelanggannya yang baru saja membeli buku The Creeps karya Fran Krause ini, aku langsung tertarik karena gambar covernya simpel dan warnanya kuning, tetapi nggak terkesan norak. Lalu, karena penasaran bukunya tentang apa, aku membaca free sample yang ada di Google Play Books, dan ternyata bukunya adalah graphic novel atau animation book gitu, kumpulan Deep Dark Fears yang mungkin dirasakan oleh pembaca juga. 

Gambar komiknya simpel dan menarik, membuatku semakin ingin membelinya, namun apalah daya, harganya melewati angka 220k di Periplus, sehingga aku harus menunda keinginanku untuk memilikinya. Tapi tak lama kemudian, Periplus mengadakan pesta diskon Bootopia Jakarta 2019. Alhamdulillah akhirnya buku ini bisa terbeli juga.

REVIEW

Buku ini simpel luar dan dalam. Gambar ilustrasi dengan cerita-cerita ringan ini sangat menghibur. Awalnya buku ini seolah menjanjikan bahwa cerita di dalamnya akan seram atau semacamnya. Tapi setelah membaca, sebagian besar isinya hanya menghibur karena terkesan silly, haha. Mungkin ada beberapa bagian yang membuatku mengangguk dengan semangat, tetapi menurutku, mostly isinya hard to relate jika disandingkan dalam kehidupan dan budaya di Indonesia, khususnya lingkunganku.

Kalau kalian suka graphic novels atau mungkin senang baca komik strip seperti Tahilalats, mungkin buku ini cocok untukmu. Because it's simply fun. Atau kalau mood membaca kamu sedang lesu karena sedang dirundung reading slump, maka aku akan merekomendasikan buku ini untukmu. Benar-benar ringan dan menghibur!

Oh! Dan satu hal yang sangat aku suka dari buku ini adalah kualitas kertasnya. Dari sekian banyak buku yang aku punya, aku harus mengakui bahwa kualitas kertas buku ini bukan kaleng kaleng. Susah mendeskripsikan bagusnya. Tapi pokoknya bagus banget dibandingkan dengan buku berilustrasi lainnya yang aku punya.

Buku ini adalah buku kedua dari seri Deep Dark Fears. Aku belum menemukan buku pertamanya di toko buku di Indonesia. Tapi kalau ditanya apakah aku akan membelinya, aku pasti akan membelinya ketika saldonya cukup, haha. Karena ya rasanya memang semenyenangkan itu membaca graphic novel seperti ini. Terlebih mood membacaku akhir-akhir naik turun syantik.
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose