Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
Blacklist Cover

Halo teman-teman, hari ini aku kembali dan akan memberikan review mengenai drama Thailand yang tayang bulan Oktober tahun lalu, Blacklist.

Judul: Blacklist
Episode: 12
Direktor: Dan Worrawech Danuwong
Pemeran: Nanon Korapat, Chimon Wachirawit, Ohm Pawat, Drake Sattabut, First Kanaphan, Frank Thanatsaran, Prim Chanikarn, Love Pattranite, View Benyapa, Prigkhing Sureeyaret, Ploy Patchatorn, Ploy Kanyarat, dan lain lain.

Drama ini menceritakan tentang Traffic, seorang siswa yang berhasil masuk ke SMA Akeanan, sekolah yang memiliki citra yang sangat bagus dalam berbagai aspek, sekolah favorit gitu. Anak biasa masuk ke SMA favorit seharusnya mengutamakan belajar dan prestasi. Namun tidak dengan Traffic. Dia masuk ke SMA tersebut dengan satu tujuan utama, yakni mencari kakak perempuannya yang tiba-tiba menghilang di sekolah tersebut, namun tak sekalipun sekolah tersebut menggubris hilangnya kakak perempuan Traffic.

Selagi mencari keberadaan kakaknya, Traffic menemukan bahwa sekolah tersebut menyimpan rahasia yang lebih besar dari yang ia pikirkan.

Review

Plot

Setelah cukup lama menyelami dunia drama, menurutku drama dengan tema sekolah memiliki daya tarik khusus, sehingga banyak disenangi oleh para penikmat drama baik kalangan usia remaja dan dewasa. Biasanya, konflik yang diangkat dalam drama bertema sekolahan cenderung relatable dengan problematika atau struggle yang dihadapi anak sekolah seperti dalam hal pembelajaran dan hubungan sosial dengan teman sebaya. Lalu, dengan berhiaskan bintang-bintang muda yang menimbulkan kesan fresh dan anak muda banget biasanya akan membuat penonton betah menonton drama tersebut.

Tapi, walaupun drama Blacklist ini dibintangi oleh aktor-aktris muda yang menarik, menurutku plot ceritanya terlalu rumit untuk latar belakang karakter yang masih seusia anak SMA. 

If i was younger, mungkin aku akan mengatakan ceritanya sangat menarik, soalnya karakter utamanya tuh anak SMA. Tetapi, karena mungkin aku sudah agak tua, jadi ketika menontonnya terkesan sangat unrealistik. Terlebih peran guru disini sebagai orang dewasa tuh kurang bagus. Satu sekolah hanya memiliki 3 figur guru yang menurutku karakternya tidak tegas dan bukan guru banget. 

Drama ini mengambil genre crimes, misteri, dan romansa. Konflik tentang crime yang diangkat dalam drama ini adalah penyalahgunaan obat terlarang, senjata berbahaya, dan organisasi ilegal serta tentang mafia gitu. Yang membuatku merasa cerita ini terlalu unrealistik adalah semua unsur crime tersebut dilakoni oleh anak SMA yang menurutku terlalu rumit dan terlalu besar untuk seusia mereka yang seharusnya mengalami konflik yang lebih wajar. 

Penonton juga disuguhi genre romance yang juga menurutku adalah perpaduan yang kurang pas dengan crimes dalam drama ini. Di tengah-tengah situasi serius, tiba-tiba disuguhi adegan yang seharusnya.... romantis, jadi terkesan terlalu drama, dan memang agak awkward untuk seusia SMA. 

Masa sekolah seharusnya menjadi masa-masa yang menyenangkan dan lovey dovey gemas-gemas gitu, tapi secara keseluruhan plot drama ini agak kurang pas untukku.

Karakter

Genre crimes yang diangkat dalam drama ini mungkin membuat drama ini terkesan memusingkan, tapi tetap saja aku merasa terhibur ketika menontonnya, karena karakter para aktor yang memiliki trait kepribadian yang berbeda. Nama-nama karakternya pun sangat menghibur, seperti Traffic, Highlight, Carrot (Wortel), Melon, Orange (Jeruk), Bacon, Cupcake, dan lain-lain. Aku mengagumi si penulis ketika memiliki nama-nama mereka, simpel dan walau awalnya terkesan aneh, tapi itu jadi hiburan tersendiri untukku, haha. 

Chemistry karakter dalam drama ini pun aku suka. Aktor-aktor yang berperan sebagai siswa satu geng disini memiliki chemistry yang bagus banget. Mungkin hal ini juga dipengaruhi oleh para aktor dan aktris drama ini berada di bawah naungan agensi yang sama, jadi chemistry nya nggak perlu diragukan lagi karena mereka memang aslinya sudah saling mengenal dan berteman. 

Setting

Aku tidak memiliki penilaian khusus mengenai location dan pengambilan suatu adegannya, karena aku menikmati ketika menonton. Tetapi satu hal yang agak sedikit mengganggu untukku adalah penataan dan transisi adegan serta musik menegangkan ke romantis. 

Musiknya sendiri sebenarnya enak, hanya saja penataan dan transisi adegan dan musik yang kurang oke membuat emosi yang ada dalam satu adegan tuh aneh. Contohnya ketika sedang adegan menegangkan, musiknya menegangkan nih, tapi ketika di dalam adegan menegangkan tersebut ada romance yang menelusup, tiba-tiba musik romantis muncul, dan menurutku membuat mood jadi drop gitu.

Overall Review

☆☆☆

3/5 bintang

 

Walaupun penataan musik dan beberapa adegan di drama ini kadang mengganggu, aku menikmati drama ini. Aktor dan aktrisnya membuatku betah menonton. Lalu chemistry mereka pun menghibur banget. Hubungan pertemanan mereka lucu. Konfliknya walau menurutku berat untuk usia SMA, tapi untukku terkesan agak baru, jadi aku menghargai plot ini.

Note.
Kalian yang tertarik menontonnya, bisa tonton di channel resminya di Youtube.
Adegan favoritku adalah episode 7 part 1/4 menit ke 4:50. Kalian tidak perlu memahaminya, haha.


0
Share
The Illuminae Files #1 & #2
Photo by Greenshe
Halo teman-teman!
Hari ini aku lagi-lagi akan mereview novel terjemahan Penerbit Spring, salah satu anak perusahaan Penerbit Haru, dan terbit di Februari 2019. Judulnya Gemina. Buku ini melanjutkan cerita dari buku pertama yang pernah aku review disini. Buku ini memiliki halaman yang lebih tebal dari prequelnya, yakni 630 halaman. 

Blurb

Setelah pasukan BeiTech menyerang Kerenza di buku Illuminae, kini giliran Stasiun Portal Heimdall yang menjadi target selanjutnya, pasalnya, kapal luar angkasa Hypatia yang mengangkut banyak saksi penyerangan BeiTech, hendak berlabuh di stasiun tersebut. Hanna, putri Kapten Stasiun Portal Heimdall, dan Nik, si kriminal, harus bekerja sama menyelamatkan rumah mereka, Heimdall, dan pesawat Hypatia yang sedang menuju Heimdall, dan juga.... semesta. 

...Review... 

Format penulisan buku Gemina ini masih sama uniknya dengan buku Illuminae yang tersusun dari kumpulan data-data, email, dan lain sebagainya yang dikumpulkan oleh geng Illuminae. Ada sedikit tambahan format baru di buku Gemina ini, seperti jurnal harian Hanna yang penuh dengan doodle-doodle buatannya. Tapi entah mengapa, aku merasa format file yang disuguhkan dalam buku ini tidak semenakjubkan Illuminae. Kupikir, mungkin karena buku Gemina memiliki lebih banyak deskripsi CCTV dibandingkan Illuminae, sehingga aku merasa seperti membaca novel biasa.

Lalu, dibandingkan dengan buku Illuminae, plot Gemina ini lebih ramai. Banyak konflik atau unsur yang membuatku berpikir akan sangat menarik nantinya, tetapi konflik tersebut nyatanya tidak dieksekusi semenarik ekspektasiku.

Secara pribadi, aku lebih menyukai tiga karakter utama dalam buku Illuminae, yakni Kady, Ezra, dan Aidan. Sedangkan dalam buku Gemina ini, kita dipertemukan dengan tiga karakter utama baru, yakni Hanna Donnelly si cewek cantik nan mempesona, Nik Malikov si kriminal, dan Ella Malikova saudari Nik Malikov.  Diantara tiga orang itu, mungkin hanya karakter Ella Malikova yang aku suka.

Hanna Donnelly, putri semata wayang Kapten Stasiun Portal Heimdall. Beberapa orang menganggapnya sebagai sosok putri yang lemah dan manja yang membutuhkan perlindungan super ekstra. Dalam buku ini, menurutku Hanna sedang mencoba untuk membuktikan bahwa ia lebih kuat dari apa yang dipikirkan orang-orang. Dan hal tersebut membuatnya terkesan sangaaaaaaat sempurna. Flawless banget rasanya.

Nik Malikov, anggota dari kelompok kriminal House of Knives. Dia sangat dekat dengan Hanna karena hal-hal ilegal yang dijualnya (Hanna juga kadang membelinya). Dia pun menyukai Hanna, walaupun ia tahu Hanna sudah memiliki kekasih. Sebagai pemeran utama laki-laki, aku nggak merasa Nik memiliki suatu hal yang spesial sehingga bisa membuatku jatuh cinta. Tapi karena Nik memperlakukan Hanna dengan baik, aku sempat sedih pas [block paragraf untuk melihat spoiler] dia mati.

Ella Malikova, saudari Nik. Ella digambarkan sebagai karakter yang lemah karena sewaktu kecil terkena sebuah penyakit dan membuatnya tidak bisa beraktifitas layaknya anak biasa. Untuk melindungi Ella, ayahnya membuatkannya ruangan khusus yang dilengkapi dengan komputer-komputer super cangguh agar Ella bisa melihat kondisi di luar ruangannya. Lokasi Ella ini tidak tercetak dalam peta Stasiun, sehingga ketika para pembajak datang, mereka sulit menemukan Ella. Lalu, walaupun memiliki fisik yang lemah, Ella adalah karakter yang jenius teknologi gitu, hampir mirip sama Kady dari buku pertama. Kalau nggak ada Ella, Hanna dan Nik akan kesulitan melakukan aksi penyelematan. Pokoknya menurutku dia adalah karakter penting yang lebih menghibur dibandingkan pasangan utama kita, haha.

...extra spoiler

Things I Like


  1. Hanna Donnelly yang bertarung dengan baju model terbaru yang dibelinya sebelum pembajakan terjadi. Bajunya berwarna hitam dan seperti seragam Fantastic 4 Marvel. Ditambah deskripsi akan kelincahan Hanna Donnelly ini cukup menghibur, jadi aku suka bagian ini. Hanna jadi seperti Lara Croft di Tomb Raider.
  2. Ella Malikova. Karakternya memang selalu menghibur.
  3. Kady, Ezra, dan Aidan. Ketika mereka muncul dalam buku ini, aku sangat senanggg. Kalau kalian juga termasuk orang yang menanti-nanti kemunculan geng Illuminae 1, kalian harus bersabar, karena mereka muncul agak belakang-belakang.


Things I Disappointed At


  1. Romansa antara Nik dan Hanna. Buku ini banyak banget unsur romansanya, tapi menurutku ngga meninggalkan kesan yang menyenangkan. Malah aku cenderung men-skip setiap kali adegan romansa mereka muncul. Rasanya.... klise. Dan chemistry mereka kayak kurang puolll.
  2. Bayi-Alien-Mirip-Ular. Aku cukup kecewa dengan hal ini. Aku pikir alien tersebut bakal keren banget. Tapi ternyata malah yaa.. terkesan tidak begitu mengancam. Terlebih Nik memahami alien tersebut seperti peliharaannya, membuat alien itu tidak semenegangkan kehadiran Virus Zombie di buku Illuminae.
  3. Dunia Paralel. Konsep dunia paralel kerap dijadikan 'jalan pintas' untuk menyempurnakan jalan cerita entah dalam drama maupun buku. Konsep itu bisa membuat sesuatu yang tadinya hilang, datang kembali, seolah takdir bisa diubah-ubah sangat mudah dengan mempermainkan hukum dunia paralel. Entah bagaimana aku masih menganggap Dunia Paralel adalah konsep atau teori yang paling ngawang diantara konsep cerita fantasi lainnya. Ketika Nik mati, aku sedih. Tapi kemunculan teori ini tuh seolah membisiki telingaku, "Nik mati...... TAPI BOONG! Dia masih sehat walafiat di semesta B. Tuker aja yang mati sama yang hidup. Happy ending dehhhh," gitu.

Overall Review

☆☆☆☆
4 bintang.

Jika melihat Gemina dan Illuminae sebagai dua buku yang terpisah. Aku memang tidak begitu menyukai karakter dalam Gemina. Mungkin hanya Ella Malikova. Aku juga tidak merasa plotnya semenarik buku Illuminae. Terlebih unsur romance di dalamnya  terkesan membosankan, boooo. 

Tapi jika aku melihat Illuminae dan Gemina sebagai satu kesatuan, maka aku akan mengatakan buku ini cukup oke dan cukup menghibur. Terlebih masih ada buku ketiga yang belum selesai diterjemahkan oleh Penerbit Spring. Jadi, aku masih menunggu akhir dari seri Illuminae ini.
0
Share
Bone by Jung Mijin
Photo by Greenshe


Bone adalah buku misteri fotografi Korea Selatan yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Buku ini adalah buku terjemahan Penerbit Haru yang pertama kali menggunakan fotografi nyata untuk covernya. Genre misteri fotografi ini tentu saja dilengkapi dengan foto-foto yang bisa membuat pembaca lebih merasakan suasana kelam dan misterius dalam cerita ini.

Buku ini menceritakan tentang Junwon, seorang pemuda yang memperoleh paket berisi surat ancaman yang memintanya untuk membawa sejumlah uang untuk menebus Hajin, kekasihnya yang... sudah dua tahun lalu menghilang tanpa kabar. Hanya dalam hitungan jam, ia harus segera menyelamatkan Hajin.

Review

Aku membeli buku ini karena ingin mencoba membaca lebih banyak buku thriller dan misteri setelah mendapatkan kesan yang sangat baik ketika membaca buku Holy Mother karya Akiyoshi Rikako. Aku mengharapkan cerita ini memiliki twist yang membuatku ternganga dan membuatku terkejut.

***
Alur cerita ini berjalan maju dan mundur antara usaha Junwon untuk menyelamatkan Hajin di tahun 2015, serta kilasan balik mengenai hubungannya dengan Hajin di masa lalu. Bagaimana mereka bisa kenal, kenapa mereka bisa jatuh cinta, dan lain sebagainya.

Unsur misteri ada pada present time yang dijalankan oleh Junwon. Kenapa tiba-tiba Hajin diculik setelah dua tahun menghilang tanpa kabar? Siapa yang menculik Hajin? Apakah Junwon bisa menyelamatkan Hajin?.

Sedangkan unsur romansanya terletak pada kilas balik masa lalu hubungan Junwon dan Hajin. Sejujurnya aku sangat bosan ketika membaca buku ini, sebagian besar karena kilas balik masa lalu Junwon dan Hajin ini. Selain itu, aku juga seringkali bosan karena dalam buku ini banyak detail yang menurutku tidak perlu.

***
Ditambah karakter Junwon yang sejak awal menampakkan bahwa mentalnya terluka membuatku berpikir bahwa ia sakit jiwa.

Hajin adalah kegelapanku. – Junwon, halaman 164.

Ketika membaca kalimat itu, aku merasa karakter Junwon itu adalah sosok yang gelap banget, seolah aura hitam yang pekat menyelimuti dirinya. Seolah benar-benar tidak ada kebahagiaan dalam hidupnya, meskipun ia memiliki sahabat setia bernama Jindo.

Mungkin karena hal itu pula, penggunaan sudut pandang “aku” yang seharusnya bisa membuatku merasakan hal yang sama dengan si karakter “aku” tidak berguna sama sekali. Aku tidak bisa meresapi karakter Junwon ini. Terlalu gelap.

***
Beberapa orang beranggapan bahwa buku ini memiliki genre thriller. Bukan maksudku untuk tidak menghargai pendapat orang lain, tetapi hanya ingin bilang bahwa pendapatku mengenai hal ini agak sedikit berbeda. I’m not thrilled by the story. Sehingga aku nggak beranggapan bahwa buku ini bergenre thriller. Thriller untukku adalah momen ketika aku bisa dibuat mual oleh kesadisan seorang karakter.

***
Di samping hal-hal tidak menyenangkan yang aku rasakan ketika membaca buku ini. Ada beberapa hal yang aku suka. Di antaranya adalah foto-foto yang menggambarkan beberapa adegan melalui sudut pandang Junwon. Secara pribadi, aku suka foto-fotonya, filter yang digunakannya, angle yang difotonya, foto-foto itu mendukung jalan cerita banget. Dan foto-foto itu membuatku bisa tahu kalau Junwon memang karakter yang gelap.

Setelah foto, aku suka dengan kalimat yang Hajin lontarkan di halaman 176.

Kau sendiri pun tidak abadi, tapi kau mengharapkan cinta, suatu perasaan yang tak berwujud, agar menjadi sesuatu yang abadi dan tak berubah? Apakah itu tidak memalukan?.

Bagi Junwon, kalimat tersebut cukup menohok. Dan aku suka itu. Seolah pada bagian ini tuh, sisi gelap Junwon ditampar oleh Hajin. Membuatku bergumam, “Karaktermu gelap banget hey Junwon! Semangat dong!.”

Overall Review

Aku memberikan dua bintang pada review awalku di Goodreads. Aku cukup tergugah untuk memberi bintang tiga di review ini. Tapi, secara keseluruhan aku tidak suka dengan buku ini. Selain karena tidak ada plot twist yang membuatku uwowwww, aku juga tidak begitu suka dengan karakter Junwon yang terlalu gelap. Dan detail-detail yang membosankan juga banyak. Jadi...

☆☆
2 bintang.

0
Share
Hai readers,
Sesuai judul di atas, pada post kali ini aku akan ngomongin book haul yang aku lakukan selama awal tahun 2020.

Kalian para book lovers mungkin tahu bahwa pada bulan Maret lalu ada beberapa book sale dengan diskon yang semena-mena. Adapun book sale yang aku ketahui adalah Bootopia by Periplus dan Big Bad Wolf.

Kedua acara ini benar-benar mensuguhi pembeli dengan diskon buku yang tidak nanggung-nanggung. Walau aku tidak bisa terjun langsung ke lokasi untuk mencari-cari buku incaran karena kondisi yang tidak memungkinkan, aku tetap membeli beberapa buku melalui jasa titip untuk Big Bad Wolf. Sedangkan untuk Bootopia, aku memesannya langsung ke admin Periplus yang bertugas.

Terhitung dari bulan Maret sampai Mei 2020, ada 9 (sembilan) buku yang masuk ke dalam antrian to be read-ku. Adapun buku-buku tersebut adalah..

1. Your Name karya Makoto Shinkai


0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose