Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
The Illuminae Files #1 & #2
Photo by Greenshe
Halo teman-teman!
Hari ini aku lagi-lagi akan mereview novel terjemahan Penerbit Spring, salah satu anak perusahaan Penerbit Haru, dan terbit di Februari 2019. Judulnya Gemina. Buku ini melanjutkan cerita dari buku pertama yang pernah aku review disini. Buku ini memiliki halaman yang lebih tebal dari prequelnya, yakni 630 halaman. 

Blurb

Setelah pasukan BeiTech menyerang Kerenza di buku Illuminae, kini giliran Stasiun Portal Heimdall yang menjadi target selanjutnya, pasalnya, kapal luar angkasa Hypatia yang mengangkut banyak saksi penyerangan BeiTech, hendak berlabuh di stasiun tersebut. Hanna, putri Kapten Stasiun Portal Heimdall, dan Nik, si kriminal, harus bekerja sama menyelamatkan rumah mereka, Heimdall, dan pesawat Hypatia yang sedang menuju Heimdall, dan juga.... semesta. 

...Review... 

Format penulisan buku Gemina ini masih sama uniknya dengan buku Illuminae yang tersusun dari kumpulan data-data, email, dan lain sebagainya yang dikumpulkan oleh geng Illuminae. Ada sedikit tambahan format baru di buku Gemina ini, seperti jurnal harian Hanna yang penuh dengan doodle-doodle buatannya. Tapi entah mengapa, aku merasa format file yang disuguhkan dalam buku ini tidak semenakjubkan Illuminae. Kupikir, mungkin karena buku Gemina memiliki lebih banyak deskripsi CCTV dibandingkan Illuminae, sehingga aku merasa seperti membaca novel biasa.

Lalu, dibandingkan dengan buku Illuminae, plot Gemina ini lebih ramai. Banyak konflik atau unsur yang membuatku berpikir akan sangat menarik nantinya, tetapi konflik tersebut nyatanya tidak dieksekusi semenarik ekspektasiku.

Secara pribadi, aku lebih menyukai tiga karakter utama dalam buku Illuminae, yakni Kady, Ezra, dan Aidan. Sedangkan dalam buku Gemina ini, kita dipertemukan dengan tiga karakter utama baru, yakni Hanna Donnelly si cewek cantik nan mempesona, Nik Malikov si kriminal, dan Ella Malikova saudari Nik Malikov.  Diantara tiga orang itu, mungkin hanya karakter Ella Malikova yang aku suka.

Hanna Donnelly, putri semata wayang Kapten Stasiun Portal Heimdall. Beberapa orang menganggapnya sebagai sosok putri yang lemah dan manja yang membutuhkan perlindungan super ekstra. Dalam buku ini, menurutku Hanna sedang mencoba untuk membuktikan bahwa ia lebih kuat dari apa yang dipikirkan orang-orang. Dan hal tersebut membuatnya terkesan sangaaaaaaat sempurna. Flawless banget rasanya.

Nik Malikov, anggota dari kelompok kriminal House of Knives. Dia sangat dekat dengan Hanna karena hal-hal ilegal yang dijualnya (Hanna juga kadang membelinya). Dia pun menyukai Hanna, walaupun ia tahu Hanna sudah memiliki kekasih. Sebagai pemeran utama laki-laki, aku nggak merasa Nik memiliki suatu hal yang spesial sehingga bisa membuatku jatuh cinta. Tapi karena Nik memperlakukan Hanna dengan baik, aku sempat sedih pas [block paragraf untuk melihat spoiler] dia mati.

Ella Malikova, saudari Nik. Ella digambarkan sebagai karakter yang lemah karena sewaktu kecil terkena sebuah penyakit dan membuatnya tidak bisa beraktifitas layaknya anak biasa. Untuk melindungi Ella, ayahnya membuatkannya ruangan khusus yang dilengkapi dengan komputer-komputer super cangguh agar Ella bisa melihat kondisi di luar ruangannya. Lokasi Ella ini tidak tercetak dalam peta Stasiun, sehingga ketika para pembajak datang, mereka sulit menemukan Ella. Lalu, walaupun memiliki fisik yang lemah, Ella adalah karakter yang jenius teknologi gitu, hampir mirip sama Kady dari buku pertama. Kalau nggak ada Ella, Hanna dan Nik akan kesulitan melakukan aksi penyelematan. Pokoknya menurutku dia adalah karakter penting yang lebih menghibur dibandingkan pasangan utama kita, haha.

...extra spoiler

Things I Like


  1. Hanna Donnelly yang bertarung dengan baju model terbaru yang dibelinya sebelum pembajakan terjadi. Bajunya berwarna hitam dan seperti seragam Fantastic 4 Marvel. Ditambah deskripsi akan kelincahan Hanna Donnelly ini cukup menghibur, jadi aku suka bagian ini. Hanna jadi seperti Lara Croft di Tomb Raider.
  2. Ella Malikova. Karakternya memang selalu menghibur.
  3. Kady, Ezra, dan Aidan. Ketika mereka muncul dalam buku ini, aku sangat senanggg. Kalau kalian juga termasuk orang yang menanti-nanti kemunculan geng Illuminae 1, kalian harus bersabar, karena mereka muncul agak belakang-belakang.


Things I Disappointed At


  1. Romansa antara Nik dan Hanna. Buku ini banyak banget unsur romansanya, tapi menurutku ngga meninggalkan kesan yang menyenangkan. Malah aku cenderung men-skip setiap kali adegan romansa mereka muncul. Rasanya.... klise. Dan chemistry mereka kayak kurang puolll.
  2. Bayi-Alien-Mirip-Ular. Aku cukup kecewa dengan hal ini. Aku pikir alien tersebut bakal keren banget. Tapi ternyata malah yaa.. terkesan tidak begitu mengancam. Terlebih Nik memahami alien tersebut seperti peliharaannya, membuat alien itu tidak semenegangkan kehadiran Virus Zombie di buku Illuminae.
  3. Dunia Paralel. Konsep dunia paralel kerap dijadikan 'jalan pintas' untuk menyempurnakan jalan cerita entah dalam drama maupun buku. Konsep itu bisa membuat sesuatu yang tadinya hilang, datang kembali, seolah takdir bisa diubah-ubah sangat mudah dengan mempermainkan hukum dunia paralel. Entah bagaimana aku masih menganggap Dunia Paralel adalah konsep atau teori yang paling ngawang diantara konsep cerita fantasi lainnya. Ketika Nik mati, aku sedih. Tapi kemunculan teori ini tuh seolah membisiki telingaku, "Nik mati...... TAPI BOONG! Dia masih sehat walafiat di semesta B. Tuker aja yang mati sama yang hidup. Happy ending dehhhh," gitu.

Overall Review

☆☆☆☆
4 bintang.

Jika melihat Gemina dan Illuminae sebagai dua buku yang terpisah. Aku memang tidak begitu menyukai karakter dalam Gemina. Mungkin hanya Ella Malikova. Aku juga tidak merasa plotnya semenarik buku Illuminae. Terlebih unsur romance di dalamnya  terkesan membosankan, boooo. 

Tapi jika aku melihat Illuminae dan Gemina sebagai satu kesatuan, maka aku akan mengatakan buku ini cukup oke dan cukup menghibur. Terlebih masih ada buku ketiga yang belum selesai diterjemahkan oleh Penerbit Spring. Jadi, aku masih menunggu akhir dari seri Illuminae ini.
0
Share
Bone by Jung Mijin
Photo by Greenshe


Bone adalah buku misteri fotografi Korea Selatan yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Buku ini adalah buku terjemahan Penerbit Haru yang pertama kali menggunakan fotografi nyata untuk covernya. Genre misteri fotografi ini tentu saja dilengkapi dengan foto-foto yang bisa membuat pembaca lebih merasakan suasana kelam dan misterius dalam cerita ini.

Buku ini menceritakan tentang Junwon, seorang pemuda yang memperoleh paket berisi surat ancaman yang memintanya untuk membawa sejumlah uang untuk menebus Hajin, kekasihnya yang... sudah dua tahun lalu menghilang tanpa kabar. Hanya dalam hitungan jam, ia harus segera menyelamatkan Hajin.

Review

Aku membeli buku ini karena ingin mencoba membaca lebih banyak buku thriller dan misteri setelah mendapatkan kesan yang sangat baik ketika membaca buku Holy Mother karya Akiyoshi Rikako. Aku mengharapkan cerita ini memiliki twist yang membuatku ternganga dan membuatku terkejut.

***
Alur cerita ini berjalan maju dan mundur antara usaha Junwon untuk menyelamatkan Hajin di tahun 2015, serta kilasan balik mengenai hubungannya dengan Hajin di masa lalu. Bagaimana mereka bisa kenal, kenapa mereka bisa jatuh cinta, dan lain sebagainya.

Unsur misteri ada pada present time yang dijalankan oleh Junwon. Kenapa tiba-tiba Hajin diculik setelah dua tahun menghilang tanpa kabar? Siapa yang menculik Hajin? Apakah Junwon bisa menyelamatkan Hajin?.

Sedangkan unsur romansanya terletak pada kilas balik masa lalu hubungan Junwon dan Hajin. Sejujurnya aku sangat bosan ketika membaca buku ini, sebagian besar karena kilas balik masa lalu Junwon dan Hajin ini. Selain itu, aku juga seringkali bosan karena dalam buku ini banyak detail yang menurutku tidak perlu.

***
Ditambah karakter Junwon yang sejak awal menampakkan bahwa mentalnya terluka membuatku berpikir bahwa ia sakit jiwa.

Hajin adalah kegelapanku. – Junwon, halaman 164.

Ketika membaca kalimat itu, aku merasa karakter Junwon itu adalah sosok yang gelap banget, seolah aura hitam yang pekat menyelimuti dirinya. Seolah benar-benar tidak ada kebahagiaan dalam hidupnya, meskipun ia memiliki sahabat setia bernama Jindo.

Mungkin karena hal itu pula, penggunaan sudut pandang “aku” yang seharusnya bisa membuatku merasakan hal yang sama dengan si karakter “aku” tidak berguna sama sekali. Aku tidak bisa meresapi karakter Junwon ini. Terlalu gelap.

***
Beberapa orang beranggapan bahwa buku ini memiliki genre thriller. Bukan maksudku untuk tidak menghargai pendapat orang lain, tetapi hanya ingin bilang bahwa pendapatku mengenai hal ini agak sedikit berbeda. I’m not thrilled by the story. Sehingga aku nggak beranggapan bahwa buku ini bergenre thriller. Thriller untukku adalah momen ketika aku bisa dibuat mual oleh kesadisan seorang karakter.

***
Di samping hal-hal tidak menyenangkan yang aku rasakan ketika membaca buku ini. Ada beberapa hal yang aku suka. Di antaranya adalah foto-foto yang menggambarkan beberapa adegan melalui sudut pandang Junwon. Secara pribadi, aku suka foto-fotonya, filter yang digunakannya, angle yang difotonya, foto-foto itu mendukung jalan cerita banget. Dan foto-foto itu membuatku bisa tahu kalau Junwon memang karakter yang gelap.

Setelah foto, aku suka dengan kalimat yang Hajin lontarkan di halaman 176.

Kau sendiri pun tidak abadi, tapi kau mengharapkan cinta, suatu perasaan yang tak berwujud, agar menjadi sesuatu yang abadi dan tak berubah? Apakah itu tidak memalukan?.

Bagi Junwon, kalimat tersebut cukup menohok. Dan aku suka itu. Seolah pada bagian ini tuh, sisi gelap Junwon ditampar oleh Hajin. Membuatku bergumam, “Karaktermu gelap banget hey Junwon! Semangat dong!.”

Overall Review

Aku memberikan dua bintang pada review awalku di Goodreads. Aku cukup tergugah untuk memberi bintang tiga di review ini. Tapi, secara keseluruhan aku tidak suka dengan buku ini. Selain karena tidak ada plot twist yang membuatku uwowwww, aku juga tidak begitu suka dengan karakter Junwon yang terlalu gelap. Dan detail-detail yang membosankan juga banyak. Jadi...

☆☆
2 bintang.

0
Share
Hai readers,
Sesuai judul di atas, pada post kali ini aku akan ngomongin book haul yang aku lakukan selama awal tahun 2020.

Kalian para book lovers mungkin tahu bahwa pada bulan Maret lalu ada beberapa book sale dengan diskon yang semena-mena. Adapun book sale yang aku ketahui adalah Bootopia by Periplus dan Big Bad Wolf.

Kedua acara ini benar-benar mensuguhi pembeli dengan diskon buku yang tidak nanggung-nanggung. Walau aku tidak bisa terjun langsung ke lokasi untuk mencari-cari buku incaran karena kondisi yang tidak memungkinkan, aku tetap membeli beberapa buku melalui jasa titip untuk Big Bad Wolf. Sedangkan untuk Bootopia, aku memesannya langsung ke admin Periplus yang bertugas.

Terhitung dari bulan Maret sampai Mei 2020, ada 9 (sembilan) buku yang masuk ke dalam antrian to be read-ku. Adapun buku-buku tersebut adalah..

1. Your Name karya Makoto Shinkai


0
Share
Eleanor & Park by Rainbow Rowell
Photo by Greenshe

Eleanor & Park adalah buku kedua dari penulis Rainbow Rowell yang aku baca setelah buku Fangirl. Buku ini aku beli di Big Bad Wolf 2020 yang tak sempat aku kunjungi, sehingga hanya bisa memesan melalui jasa titip. Awalnya tidak tertarik untuk membeli, pasalnya aku lebih prefer untuk membeli buku cerita fantasi dibandingkan romansa. Tetapi karena buku ini cukup diminati oleh para pembaca, jadi aku sedikit tergugah untuk membelinya. Dan nyatanya, setelah membacanya, aku jatuh cinta.

Sinopsis

Buku ini menceritakan tentang kisah cinta sepasang remaja berusia 17 tahun. Eleanor, cewek berambut merah terang yang memiliki keluarga yang broken-home, dan Park, cowok American-Korean yang selalu berusaha untuk menjadi invisible di antara teman-temannya.

REVIEW

Plot

Cerita dimulai ketika Eleanor pindah ke sekolah yang baru. Di dalam bus sekolah, Eleanor bertemu dengan Park dan duduk di sebelahnya. Pertemuan awal mereka tidak begitu baik, keduanya menyibukan diri masing-masing. Beberapa waktu berlalu, ketika Park membaca sebuah komik, ia tahu bahwa diam-diam Eleanor ikut membaca dari sampingnya, sejak saat itu, keduanya mulai mencoba berkomunikasi.

Plot dan alurnya disusun secara baik. Banyak adegan menggemaskan ala remaja antara Eleanor dan Park. Secara pribadi, aku lebih suka ‘masa pendekatan’ mereka. Tetapi bukan berarti aku tidak menyukai ketika mereka sudah jadian, hanya saja, lebih terkesan lucu dan menggemaskan. Memang benar, buku ini membuatku teringat tentang bagaimana rasanya jatuh cinta ketika remaja.

Aku suka bagaimana Rainbow Rowell mengakhiri cerita. Normalnya, kisah cinta anak remaja takkan memiliki akhir yang mutlak, apapun yang mereka alami, semuanya adalah permulaan. Tetapi penulis yang memberikan open ending mengenai Eleanor dan Park sudah membuatku sangat puas.

Karakter

Aku suka hampir semua karakter yang muncul dalam buku ini. Selain karakter Eleanor & Park yang remajaaa banget, aku sangat suka dengan karakter anggota keluarga Park.

Keluarga Park yang diceritakan memiliki darah Korea memiliki karakter yang cukup Asia, khususnya bawelnya Min-Dae (Mindy), ibunya Park. Keluarga Park dalam memperlakukan Eleanor sangat baik, lucu dan menghangatkan hati. Bapaknya Park juga sangat baik dengan Eleanor. Dan konflik-konflik kecil dalam keluarga Park dan bagaimana mereka menyelesaikan itu semua terkesan realistik dan natural. Pokoknya, keluarga Park menunjukkan bahwa nggak semua laki-laki itu jahat.

Sedangkan Eleanor yang memiliki keluarga broken-home harus tinggal bersama ibu, saudara-saudaranya, dan juga Richie, ayah tirinya. Richie cenderung digambarkan sebagai karakter ayah tiri yang jahat, walau ada saat-saat dimana ia terkesan baik pada anak-anak tirinya. Tetapi hal terakhir yang dilakukannya pada Eleanor cukup membuktikan bahwa dia memang tidak baik.

My Favorite Lines

“Eleanor was right. She never looked nice. She looked like art, and art wasn’t supposed to look nice; it was supposed to make you feel something” – page 168.
'Eleanor benar. Dia tidak pernah terlihat cantik. Dia terlihat seperti karya seni, dan karya seni tidak seharusnya terlihat cantik; karya seni seharusnya membuatmu merasakan sesuatu.'

My Not-So-Important Questions

Sebenarnya ini tidak penting, hanya saja sebagai seseorang yang menyukai Korea sudah lama, ada beberapa pertanyaan yang melesat di kepalaku dan membuatku agak ingin tahu, haha.
Apakah 'Park' adalah nama asli, atau hanya semacam nama marga aka surnames?
Kalau 'Park' adalah nama marga, maka siapa nama asli Park?
Kalau 'Park' adalah nama aslinya, maka apa marga ibunya Park?

Overall Review

☆☆☆☆☆
5/5 stars


This book is sooooo cute. Dan aku bersyukur membeli cover yang ini. Warna biru itu sangat menenangkan, haha. Aku sangat menyukai keseluruhan cerita, benar-benar bisa mengingatkanku dengan rasanya jatuh cinta. Walau pas awal membaca, aku mengalami sedikit kebosanan karena plot yang agak lambat. Tapi tetap 5 bintang untuk buku ini. Endingnya juga the best banget gemasnya. Memuaskan sekali. 

Kalau kamu pernah baca buku Fangirl-nya Rainbow Rowell dan belum pernah baca buku ini, kamu mungkin akan suka buku ini. Kisah cinta remaja yang nggak menye dan terkesan natural!
0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Mei 2025 (1)
      • Life updates! As if anyone wants to be updated.
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose