[ Iyagi Day ] Episode 1. Apakah Indonesia Bisa Maju?



Halo teman-teman!
Postingan kali ini adalah Iyagi Day.

Iyagi berasal dari Bahasa Korea yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Cerita atau Story dalam Bahasa Inggris. Sedangkan Day adalah Bahasa Inggrisnya Hari. Jadi, Iyagi Day atau Story Day adalah Hari Cerita yang aku buat dengan maksud ingin bercerita.

Apakah Indonesia Bisa Maju?

Senin, 22 Februari lalu, aku mengikuti (sebenarnya hanya baca) topik diskusi Mas Hansol, Korea Reomit dengan beberapa bolo-bolonya di Instagram Storynya. Kurang lebih topiknya mengenai apakah Indonesia bisa jadi negara yang maju?

Mungkin banyak orang yang mengatakan bisa dengan lantang. Tetapi rupanya banyak juga yang masih pesimis dengan Indonesia. Dan rata-rata dikarenakan unsur manusianya.

Komen pesimis seperti "Gimana Indonesia bisa maju, kalau pemerintahannya... kalau masyarakatnya...", membuatku merasa agak sedih. Dan terkesannya kayak Indonesia adalah negara terburuk seantero Bumi. 

Aku nggak menyalahkan kepesimisan mereka. Ya memang nyatanya masih banyak hal-hal yang bisa membuat kita pesimis dari unsur manusianya. Oleh karena itu, aku sering sekali tertarik dengan luar negeri yang terkesan Wah. Tetapi, ketertarikanku itu juga membuatku sadar bahwa negara di luar Indonesia juga memiliki beragam masalah dengan topik serupa dengan komen pesimis itu.

Indonesia yang memiliki banyak kepala, tentu saja nggak akan bisa mencapai kesepakatan mutlak. Pasti setiap manusia punya perjuangannya masing-masing. Dan terkadang perjuangan antar manusia itu bisa saja saling bersinggungan sehingga bisa menyebabkan perbedaan pendapat. Di luar sana, juga.

---

Di tahun 2020, aku mengikuti Seri Kuliah Umum Daring Humaniora (SKUDH) yang diadakan Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). Acara tersebut dibagi ke dalam beberapa seri, dan seri 2,3,4,5 sangat berkesan untukku.

Seri 3 yang bertemakan "Persamaan dan Perbedaan Pandangan Antara Kebudayaan Korea dan Indonesia: Gotong Royong dan Musyawarah" membuatku bangga bahwa Indonesia mengenal sistem Musyawarah. Walaupun pengambilan keputusan secara musyawarah memakan waktu lama, tapi sistem tersebut bisa mendapatkan keputusan akhir yang lebih mantap, bukan mutlak. Bahkan pembicaranya, yakni Professor Kim Hyung-Jun yang pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun itu juga mengagumi budaya musyawarah tersebut.

Terkadang, mendengar testimoni seseorang tentang Indonesia itu bisa membangkitkan rasa cinta kita dengan tanah air kita, loh. Tapi, juga harus diperhatikan apakah orang yang memberikan testimoni itu bersikap netral atau bias karena memiliki tujuan tertentu.

---

Indonesia tidak menganut sistem ppali-ppali atau cepat-cepat seperti Korea Selatan, tetapi menurutku Indonesia cenderung seperti Kura-Kura. Santai, tapi jalan aja terus.

Sekarang pun, aku merasa Indonesia sudah berani menampakkan diri di mata dunia dengan produk-produknya, seperti Joko Anwar, AgnezMo, Indomie, Kopiko, Tokopedia, Ruangguru, dan Gojek. Walau secara pribadi, aku masih belum bisa menciptakan hal-hal serupa seperti mereka, tapi aku cukup bangga dengan mereka yang bisa membawa nama Indonesia ke kancah Internasional.

Omong-omong, karena masyarakat Indonesia jumlahnya banyak dan gemar makan, jadi produk makanan Indonesia menurutku mantap-mantap, loh. Mungkin bisa lebih banyak produk makanan lainnya yang bisa benar-benar dikenal oleh masyarakat luar negeri.

---

Menurut kalian, apakah Indonesia bisa jadi negara maju?

Greenshe Review