Pages

Goodreads Wattpad FB Page Instagram 1 Instagram 2 Twitter Youtube
GREENSHE REVIEWS
  • Home
  • Drama Reviews
  • Movie Reviews
  • Book Reviews
  • Journal
Cr. Greenshe Reviews

Little Red Riding Hood by Ruwi Meita

My rating: 4 of 5 stars

✰✰✰✰

Too dark to be true!

Buku ini menceritakan kembali kisah si gadis berkerudung merah. Bukan diperuntukkan untuk anak-anak, buku ini menceritakan ceritanya dengan sisi yang lebih gelap, dan lebih realistis.

Sebelumnya, satu-satunya versi yang aku tahu adalah versi dimana Gadis Berjubah Merah dan Neneknya selamat dengan membelah perut serigala dari dalam, terus puff tiba-tiba keluar dengan kondisi tubuh masih rapih, bersih, dan utuh. Itulah versi yang ku tahu sejak kecil. Bahkan bagiku, itu pun sudah not so happy ending. Sejak saat itu, Little Red Riding Hood bukanlah cerita favoritku. Saat itu aku hanya gadis kecil yang mengharapkan pangeran berkuda putih menyelamatkan, yah, princess disney contohnya. (mm.. sekarang masih sih)

Tapi setelah dewasa (berdasar usia dan ukuran, bukan pikiran), aku ingin tahu alternative ending dari cerita anak-anak yang pernah ku dengar sejak kecil. Sejujurnya aku sangat tertarik dengan ending The Little Mermaid, tetapi Penerbit Haru sebagai penerbit yang menerbitkan seri Dark Fairy Tales, baru merilis buku Snow White & Little Red Riding Hood, jadi aku membaca ini saja sembari berharap suatu saat Little Mermaid akan terbit.

Serius, deh. Buku ini, too dark to be true. Sampai membuat pikiranku yang masih agak kebocahan sedikit bergejolak, antara menolak kenyataan dan meresapnya menjadi kenyataan.

Susunan kalimatnya begitu mengerikan, sampai bisa membuatku memuntahkan apapun yang tengah ku makan saat membaca. Aku yakin, kalian yang sudah membaca buku ini juga merasakan hal yang sama ketika membaca bagian 'tersebut'.

NOT RECOMMENDED buat anak tanpa ktp, dan orang orang yang ngga begitu suka thriller. Serius, deh, yang Snow White ternyata tidak begitu dark dibandingkan dengan buku ini!

BUT RECOMMENDED buat kalian yang suka thriller gitu. Karena karakter si serigala (Lupo Mannaro) mungkin mampu membuat kalian bergidik. Arghhhh ini mengerikan!





View this post on Instagram

A post shared by Lia (@greenreadstar) on Dec 5, 2018 at 8:27pm PST
0
Share
Cr. Greenshe Reviews

Snow White by LM Cendana

My rating: 4 of 5 stars

✰✰✰✰

Spieglein, Spieglein an der Wand, wer ist die Schönste im ganzen Land?

Buku ini adalah seri pertama dari Dark Fairy Tales yang diterbitkan oleh Penerbit Haru. Buku ini menceritakan kembali kisah Snow White (Schneewittchen) dan Evil Queen (Katharina) dengan lebih banyak drama dan aksi.

Sebagai penggemar Snow White versi Disney, cerita di buku ini lebih kompleks dan it has never been this dark! Schneewittchen digambarkan ngga melulu sebagai putri lemah yang hanya bisa bebersih, bernyanyi, dan baik hati. Tetapi dalam buku ini, ia juga digambarkan sebagai sosok yang kuat, dan layaknya manusia biasa dia bisa marah dan berbuat tidak baik.

Penceritaan mengenai karakter lain seperti tentang identitas sang Evil Queen Katharina, dan hidup sang pemburu yang bernama Rainer membuat buku ini lebih menarik. Dan yayaya cerita ini lebih nge-drama, ku tak tahu kalau Rainer bisa se-so sweet itu ya ampun. Pasalnya, bahkan di film animasi Disney, sang pemburu tidak terlalu diceritakan. Tetapi di buku ini kalian bisa tahu bagaimana perasaan Rainer sang pemburu ketika memutuskan untuk tidak membunuh Putri Salju.

Selain itu penceritaan mengenai tokoh lain, ilustrasi buku ini juga super sekali! Cantik dan dingin, sedingin salju. Terimakasih untuk kak Diwashandi sang ilustrator yang sudah membuat Rainer semakin mempesona :").

Yah, walaupun ada beberapa plot hole yang sejujurnya aku ingin dijelaskan lagi, dan sepertinya ada kesalahan pengetikan apa gimana, tapi kekurangan-kekurangan itu tidak mengurangi nilai buku ini. Buku ini mantap dan highly recommended buat kalian yang menyukai cerita Putri Salju, film animasi Disney, atau siapa pun dalam rentang usia yang cukup, haha.





View this post on Instagram


A post shared by Lia (@greenreadstar) on Nov 29, 2018 at 11:49pm PST
0
Share
"Here we go! Another drama dengan background dunia hukum dan sekolahan"

Class of Lies
Sumber: Asianwiki
Judul: Class of Lies / Mr. Temporary / 미스터 기간제
Episode: 16
Pemeran: Yoon Gyun-Sang, Geum Sae-Rok, Jun, Choi Kyu-Jin, Han So-Eun, Kim Myung-Ji, etc.
Director: Sung Yong-Il
Penulis: Jang Hong-Cheol

Halo semua, aku kembali dengan review drama bertema crime school ini. Mungkin untuk kalian yang gemar menonton drama Korea, genre crime dan school ini sudah tidak asing lagi. Dalam kasusku, sudah banyak drama bertema kejahatan dalam institusi pendidikan yang sudah aku tonton, dan beberapa yang teringat olehku adalah Angry Mom karena drama itu lucu. Selain itu, ada juga Who Are You: School 2015, dan drama lainnya yang sudah aku lupa.

Berbeda dengan drama Angry Mom, drama Class of Lies ini tidak begitu banyak memuat momen komedik dari karakter-karakternya, bahkan hampir tidak ada komediknya. Semua ketegangan benar-benar disusun dari detik pertama episode pertama drama ini ter-setel di layarmu.

✩✩✩✩✩
5 bintang untuk drama ini.

Loh kok banyak amat bintangnya? Ya. Aku sangat merekomendasikan drama ini. Walau genre crime dan school sudah banyak bertebaran, tetapi entah bagaimana, penyusunan plot dan ketegangan dari setiap episode ini membuatku tidak bosan menunggunya setiap minggu. Nggak begitu mengejutkan, sih. Tapi bikin ketagihan, haha. 

Apakah ada tambahan bumbu romansa? Tidak teman-teman. Kalian tidak akan menemukan cinta disini, hahaha. Mungkin ada, tetapi tidak begitu diagung-agungkan di dalam plot.

====================

Sinopsis

Ki Moo-Hyeok (Yoon Gyun-Sang) adalah seorang pengacara dengan rate kemenangan yang tinggi. Hal yang ia pedulikan adalah uang dan kemenangan. Tetapi suatu hari, ia diberikan suatu kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang siswa SMA, dan kasus tersebut adalah awal dirinya kehilangan reputasinya sebagai pengacara. Untuk mengembalikan nama baiknya, ia berpura-pura menjadi guru dan bekerja sebagai guru sementara di SMA asal siswa dalam kasus tersebut. Ia berusaha untuk mengungkapkan rahasia yang disembunyikan oleh para siswa. Selama menjalankan misinya, ia bekerja sama dengan Ha So-Hyun (Geum Sae-Rok), guru olahraga yang perduli dengan murid-muridnya. 

====================

Plot

Sebenarnya kalau aku menjelaskan plotnya, akan banyak spoiler yang bertebaran, dan itu sepertinya kurang menyenangkan jika kamu ingin menonton drama ini. Tetapi, aku akan tetap bercerita dengan meminimalisir spoiler.

Seperti yang ku katakan sebelumnya, ketegangan benar-benar ditunjukkan di detik pertama episode pertama ini mulai. Kasus utamanya adalah pembunuhan seorang siswi di apartemen yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Pada adegan pertama, kita diperlihatkan sosok Jung Soo-Ah, wanita yang sudah tak berdaya terbujur di kasur dengan pisau menusuk perutnya, dan bersama dengannya, ada Kim Han-Su yang sedang memegang pisau tersebut.

Ki Moo-Hyeok, ketika diberikan kasus tersebut, tentu ingin memenangkan kliennya. Ia berusaha keras mematahkan tuduhan-tuduhan si jaksa dengan menggali beberapa bukti yang berujung pada asumsi bahwa Jung Soo-Ah adalah prostitutes , sehingga yang membunuh Soo-Ah bisa saja dari salah satu laki-laki yang dibawanya ke apartemennya, dan kebetulan Kim Han-Su ada di lokasi tersebut.

Kim Han-Su, yang mengaku sebagai pacar Jung Soo-Ah, mengamuk ketika sidang berlangsung. Ia tidak terima bahwa Soo-Ah disebut sebagai prostitutes, sehingga hal inilah yang membuat keadaan semakin menegang, sampai akhirnya Moo-Hyeok kehilangan license pengacaranya.

Berkaitan dengan sinopsis di atas. Selama Ki Moo-Hyeok berpura-pura menjadi guru sementara di sekolah Kim Han-Su dan Jung Soo-Ah, ia dihadapkan dengan empat siswa yang istilah kata tuh semacam penguasa di sekolah tersebut, yakni Yoo Beom Jin (Jun) si anak politisi yang memiliki leadership paling topcer, Lee Ki Hoon (Choi Kyu Jin) si anak direktur pengacara tempat Moo-Hyeok bekerja, Han Tae-Ra (Han So-Eun) pacar Yoo Beom Jin yang mendapat tekanan dari ibunya untuk menjadi siswi paling sempurna, dan Na Ye-Ri (Kim Myung-Ji) si trainee yang sebentar lagi akan debut.

Keempat siswa tersebut akan mengisi setiap episode drama Class of Lies dengan rahasia-rahasia yang mereka miliki tentang kasus Kim Han-Su dan Jung Soo-Ah. Aku menulis review ini setelah menonton episode 14, yang artinya 2 episode lagi akan tamat! Tapi aku masih harus menunggu minggu depan.

Rahasia apa yang ada di balik kematian Jung Soo-Ah? Siapakah yang membunuh Jung Soo-Ah? Apa motif pembunuhannya? Apakah pembunuhnya akan di tangkap juga? Aku cukup dibuat penasaran dengan plot yang apik ini.
0
Share
Cr. Greenshe Reviews

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini by Marchella FP

My rating: 4 of 5 stars

✰✰✰✰

Sebelumnya, aku ingin bilang bahwa aku bukan seseorang yang sering membaca buku motivasi & ilustrasi. Walau akhir-akhir ini kepengen punya dan baca buku buku dongeng classic berilustrasi. Tapi... ini berbeda. Aku bukan tipe yang mudah termotivasi atau terinspirasi dari kata kata mutiara, jadi... yah begitu.

Dalam sudut pandangku, aku membaca ini seperti membaca curahan hati sang karakter utama, Awan, yang tengah berjuang melawan negativity dalam dirinya sendiri, yang somehow ada beberapa quotes yang relate sama hidupku (tapi biasa aja, nggak sampe nangis).

Kalimat-kalimat pendeknya menarik. Ilustrasinya juga bagus banget. Pemilihan warna yang kalem dan terkesan syahdu membuat perasaan tenang. Terlebih nkcthi punya playlist lagu di Spotify. Pilihan lagunya sangat enak buat menemani selagi membaca bukunya. Tenang dan menghanyutkan.

Bagiku buku ini bagus-bagus saja. Karena buku ini sudah berusaha untuk membagikan manfaat dan pengalamannya kepada para pembaca. Namun, ya memang tidak semua pembaca dapat benar-benar meresapi pesannya. Karena... mungkin saja mereka belum melaluinya. Atau mungkin, mereka mencoba jalan lain?

Tambahan! I Read It Twice!

Saat itu, my heart felt so gloomy karena sudah kehilangan sosok sahabat yang selalu bareng terus sewaktu kuliah. Saat itu aku nggak tahu harus mengekspresikan perasaan seperti apa. Tetapi satu hal yang aku ingat, sesampainya di rumah, aku mengambil buku ini, dan membacanya lagi. Seolah aku ingin di puk-pukin , dan buku ini tuh yang terlintas di benakku saat itu. Dan benar saja, akhirnya aku merasakan apa yang kebanyakan pembaca rasakan ketika membaca buku ini. I shed my tears. Dan di hari itu juga aku sadar, bahwa memang tidak semua orang bisa relate dengan buku ini, hanya saja, ketika kamu membacanya di waktu yang tepat, mungkin kamu bisa lebih merasakannya.




View this post on Instagram




A post shared by Greenshe Reviews (@greenreadstar) on Dec 21, 2018 at 2:18am PST
0
Share

Cr. Greenshe Reviews

Lo Ngerti Siapa Gue: Membangun Personal Branding melalui Media Sosial Tanpa Perlu Jadi Selebgram by Sophia Mega

My rating: 4 of 5 stars

✰✰✰✰

Setelah membaca buku yang memiliki lebih dari 600 halaman (The Portrait of A Lady), rasanya buku tipis ini sangat menggoda untuk dibaca. Dan ya, aku membaca buku ini setelah membaca buku tebal itu. Dan setelah menyelesaikan buku 164 halaman ini, rasanya hatiku baru saja dicuci, dingin gitu maksudnya.

Buku ini mencakup aneka tips dalam membangun Personal Branding di media sosial tanpa perlu jadi selebgram apalagi sekedar ikut-ikutan sesuatu yang viral. NO.

Salah satu hal yang ku rasa ditekankan dalam buku ini adalah it's very important for you to know who you really are, and what you like to do. Personal Branding bukan lah pencitraan. But, being true to yourself. Menyamakannya dengan kehidupanku sekarang, aku merasa sedih karena aku bahkan tidak yakin apakah selama ini aku tau siapa diriku, dan sudahkah aku menjadi diriku sendiri?

Overall, buku ini benar-benar memberiku insight mengenai personal brandingku yang masih sangat harus wajib kudu perlu dibenahi, dan atau dikembangkan. Penataan design cover, buku, font, dan illustrasi(?) dalam buku ini juga membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan. Aku suka pemilihan warna biru, kuning, dan putih pada buku ini.

Ada satu quote yang meninggalkan kesan cukup dalam selama aku membaca.

"Being busy doesn't mean real work," pages 98.

Kalimat tersebut cukup membuatku tergebuk. Karena for almost my entire life, aku menyibukkan diriku dengan hal-hal yang aku sadari belum bisa memberikan manfaat untuk lingkunganku. Dan terkadang, hal itu membuatku merasa tidak berguna. Tidak! Aku tidak boleh berpikir seperti itu!

Anyway, aku jarang sekali membaca buku non-fiksi seperti ini, mungkin bisa dihitung jari buku-buku non-fiksi yang sudah aku baca. Tetapi buku ini mampu memberikan kesan yang TOP untuk seorang pembaca fiksi sepertiku.

Buku ini juga rekomen untuk kalian yang ingin tau, lebih tau, atau ingin memperoleh tips mengenai membangun dan meningkatkan personal branding kamu.




View this post on Instagram




A post shared by Maulia Resta (@maulimaul) on Apr 23, 2019 at 9:24am PDT
0
Share
"Tidak hanya monster yang memiliki hotel khusus di Trasylvania. 
Tetapi hantu juga memiliki hotel khusus di Seoul, Korea," pikirku.

Hotel Del Luna
Sumber: asianwiki.com
Judul: Hotel Del Luna / 호텔 델루나
Episode: 16
Pemeran: IU, Yeo Jin Goo, Cho Hyun Chul, Park Yoo Na, etc.
Director: Oh Choong Hwan
Penulis: Hong Jung Eun, Hong Mi Ran aka Hong Sisters

Kurang lebih kalimat pertama itu lah yang terlintas di benakku ketika mengetahui bahwa drama ini mengusung konsep hotel hantu. Sejujurnya, saat IU dan Yeo Jin Goo diumumkan menjadi karakter utamanya, aku cukup menanti-nantikan tayangnya drama ini, walaupun ada sedikit rasa bertanya-tanya apakah IU dan Yeo Jin Goo bisa menjadi pasangan yang cocok atau tidak.

Tapi pokoknya, sampai saat ini, aku masih menganggap bahwa drama ini patut diberi rating tinggi. Jadi, inilah rating dariku.

✰✰✰✰✰

5/5 bintang. 
Rekomendasi banget buat kalian yang suka fantasi, Hong Sisters, Master's Sun, Goblin, dan sebagainya.

==========

Sinopsis

Drama ini menceritakan tentang Jang Man-Wol, pemilik Hotel Del Luna, yang berlokasi di Seoul. Tidak seperti hotel lainnya, hotel ini adalah hotel khusus hantu. Jang Man-Wol bertemu dengan Goo Chan-Sung, seorang manajer hotel baru. Kebersamaan mereka membuat rahasia kelam yang menjadi alasan Jang Man-Wol terjebak di Hotel Del Luna selama 1.000 tahun mulai terungkap.

==========

Plot

Ketika dua episode pertama tayang, drama ini berhasil membuatku terkagum-kagum dengan kelihaian para produser, director, penulis, dan editor yang berhasil menciptakan suasana yang begitu magical, baik dari CGI nya, cinematography nya, dan lain-lain. Selain itu, dua episode pertama ini juga mengingatkanku dengan beberapa drama/film yang mungkin menjadi referensi penulis dalam membangun drama ini.

Beauty and The Beast Reference

Selain film animasi Hotel Transylvania, drama ini juga mengingatkanku akan kisah Beauty and The Beast. Pasalnya, hubungan Jang Man Wol (IU) dan Gu Chan Sung (Yeo Jin Goo) dimulai ketika ayah Gu Chan Sung mengalami kecelakaan ketika dirinya melakukan kecelakaan. Arwahnya yang tak menyadari bahwa tubuhnya berada di rumah sakit, terus berlari dan tidak sengaja menemukan Hotel Del Luna, hotelnya para hantu. Ketika masuk ke dalam hotel tersebut, ayah Gu Chan Sung menemukan pohon besar yang kering, tetapi menemukan satu bunga yang mekar di akarnya. Ayahnya teringat akan anaknya yang menyukai bunga, jadi untuk hadiah ulang tahun, ayahnya ingin memetik bunga tersebut, tetapi Jang Man Wol yang menangkap basah ayah Gu Chan Sung dan agar jiwanya bisa kembali ke tubuhnya dengan selamat, Jang Man Wol meminta ayah Gu Chan Sung untuk menyerahkan anaknya ketika ia sudah dewasa untuk bekerja di hotel tersebut.

Selanjutnya, konsep kehidupan Jang Man Wol yang bergantung dengan suatu pohon kering yang akhirnya akan berbunga juga mengingatkanku dengan Beauty and The Beast. Terlebih kabarnya, Jang Man Wol akan mati ketika bunga-bunga di pohon tersebut layu. Sama seperti karakter Beast.

Master's Sun Reference

Oh ya tentu saja. Penulis drama ini adalah penulis yang sama dengan penulis yang menulis drama Master's Sun. Itu loh, drama di mana karakter utama wanitanya bisa melihat hantu. Nah, wajar saja Hong Sister menjadikan drama mereka yang sebelumnya menjadi referensi, pasalnya, menurutku cerita yang membawa-bawa 'hantu' dan 'romance' itu udah Hong Sisters banget.

Goblin Reference

Walau bukan drama yang ditulis oleh penulis yang sama, drama Hotel Del Luna beberapa kali mengingatkanku akan drama yang sempat membahana beberapa waktu lalu, yakni Goblin. Terlebih dari segi produksi. Sinematografi penayangan setiap episode-nya benar-benar dibuat dengan kualitas film-film di bioskop. Dimensi layarnya, dan lain sebagainya.

Selain itu, baik Hotel Del Luna dan Goblin sama-sama di tayangkan di saluran tv kabel tvN. Genre fantasy dan konsep keabadian yang dimiliki pemeran utama juga mirip secara garis besar. Karakter IU dan Gong Yoo sama-sama memiliki masa lalu yang kelam, mengalami pengkhianatan yang besar dan pokoknya terluka banget deh, yang akhirnya membuat mereka harus menjalani hukuman dari the deities. Dan kemudian, di masa depan, mereka bertemu dengan reinkarnasi karakter-karakter penting di masa lalu mereka.

==========

OST & Music

Menurutku drama ini benar-benar spesial dan paket lengkap. Selain plot yang menarik, karakter-karakter utama kita juga meninggalkan kesan yang wow. Khususnya IU yang mampu acting dan menyampaikan perasaan sakit serta derita karakter Jang Man Wol dengan sangat baik. Setelah plot, karakter, dan setting yang sangat baik, tentu saja drama ini dilengkapi dengan musik-musik dan lagu yang juga wow. Pasalnya, pengisi soundtrack drama ini adalah penyanyi yang sudah memiliki nama yang baik di dunia per-ost-an (apasih,wkwk).

Adapun pengisi soundtracknya terhitung sampai episode 10 adalah Monday Kiz & Punch, 10cm, Taeyeon, Yang Da-il, Heize, Chungha, Gummy, Red-Velvet, Ben, dan Paul Kim. Untuk kalian yang sudah cukup lama mengikuti dunia per-kpop-an dan per-drama-an, mungkin tidak akan asing lagi dengan nama-nama tersebut.

==========

Asumsi & Spoiler

Apakah kalian pernah menonton drama Reply 1988? Sejak menonton drama Reply 1988, aku tidak pernah bisa melihat drama dengan cara yang sama. Aku kerap sekali berasumsi mengenai plot suatu drama. Membuatku berpikir, "Bagaimana kalau ternyata selama ini penulisnya menggiring kita ke perkiraan yang salah? Gimana kalau ternyata endingnya begini? Gimana kalau ternyata kita salah mengasumsikan endingnya?." Rasanya, asumsi-asumsi tersebut bisa membuat kepalaku pusing, padahal cuma nontonin doang apa susahnya sih ya, haha.

Nah, terhitung sampai episode 10, drama ini masih memiliki celah untuk menaruh twist-twist yang mungkin akan mencengangkan para penonton. Dan hal itu membuatku tak tenang. Jadi... begini.

Drama Hotel Del Luna ini juga mengusung cerita tentang reinkarnasi. Berpusat pada karakter Jang Man Wol si mantan ketua kelompok pencuri yang dahulu memiliki seorang sahabat bernama Yeon Woo, dan kenalan baru, seorang pendekar, bernama Go Choeng Myung. 

Jang Man Wol, Go Choeng Myung, Yeon Woo

Di beberapa episode awal, penonton disuguhi dengan flashback hubungan antara Man-Wol dan Choeng-Myung. Tetapi, karakter Yeon Woo yang notabene adalah sahabat Man-Wol tidak ditunjukkan atau belum diberikan porsi masa lalu yang serupa, entah karena memang karakternya tidak penting-penting amat, atau penulis menyimpannya untuk mengejutkan para penonton.

Nah, kehadiran Gu Chan Sung (Yeo Jin Goo) sebagai karakter utama di masa modern, tentu membuat penonton berpikir ia adalah reinkarnasi salah satu karakter laki-laki di atas. Terlebih, Chan-Sung seringkali bermimpi melihat Jang Man-Wol di masa lalu. Dan kemungkinan besar, banyak dari penonton juga akan menduga bahwa Chan-Sung adalah reinkarnasi Choeng-Myung (aku juga berpikir hal yang sama saat itu). Tetapi, minimnya cerita atau flashback tentang hubungan Jang Man Wol dan Yeon Woo membuatku berasumsi bahwa bisa saja Chan-Sung adalah Yeon Woo.

Pengkhianatan dan luka yang ditinggalkan oleh Choeng Myung kepada Man Wol di masa lalu juga membuatku semakin berharap bahwa Chan Sung adalah Yeon Woo. Pasalnya, di masa modern, Man-Wol sangat ingin melindungi Chan-Sung, seolah ia ingin melindungi Yeon Woo saat sahabatnya itu akhirnya dihukum gantung di masa lalu.

Di episode 10, terdapat twist yang membuat asumsiku mengenai Yeon-Woo mulai runtuh, tetapi malah menimbulkan asumsi-asumsi lain yang semakin membuatku kelimpungan, haha. Kehadiran sosok Yeon Woo sebagai seorang detektif di masa modern membuatku mulai bertanya-tanya. 

Kenapa Yeon Woo dan sang Putri ber-reinkarnasi ke wujud semulanya? 

Kenapa hanya Chan-Sung yang menjadi reinkarnasi Choeng-Myung?

Benarkah Chan-Sung adalah Choeng-Myung? 

Atau mungkin Chan-Sung hanyalah karakter baru?

Apakah nanti akan muncul sosok Choeng-Myung di masa modern?

Masa lalu seperti apa yang belum diungkapkan? Aku butuh bocoran masa lalu lagi!


Asumsi-asumsi yang aku buat itulah yang memotivasiku untuk menonton kelanjutan drama ini. Bahkan sebelum reinkarnasi Yeon-Woo muncul, aku sempat berpikir bahwa Sanchez, sahabat Chan-Sung, mungkin adalah salah satu reinkarnasi tokoh di masa lalu, haha.

OH! Dan di episode 10, aku memiliki adegan favorit yang menurutku benar-benar menyentuh dan wah pokoknya undescribable deh. ⤵⤵⤵⤵⤵





Yah, kurang lebih beginilah review-ku, sengaja ratingnya diletakkan paling awal, lagi coba-coba model baru, haha. Terima kasih untuk yang sudah capek-capek membaca sampai sini. Kalau kalian memiliki masukan atau mungkin ingin berpendapat mengenai asumsi-asumsi kalian, bisa tinggalkan komen di bawah yaa.

0
Share

Cr. Greenshe Reviews

The Portrait of a Lady by Henry James

My rating: 3 of 5 stars

✰✰✰

Buku ini menceritakan kehidupan Isabel Archer sebagai wanita Amerika yang cerdas dan independen.

Tidak biasanya aku membaca buku seperti ini. Buku yang bukan bergenre fantasy, ataupun sci-fi. Tetapi harus aku akui, bahwa banyak hal menarik yang aku rasakan ketika membaca buku ini.

Beberapa hal menarik yang mampu ku sebutkan adalah:

1. Cara penulisan Henry James.

Penulisannya detail dan panjang, tapi anehnya tidak membosankan dan tidak terkesan boros kalimat. Buku ini membuatku penasaran pada setiap kata yang akan ditulis oleh penulisnya. Jadi, saat itu aku pernah merasakan kekecewaan ketika membaca suatu buku terkesan bertele-tele. Tapi Henry James memberikan pengalaman membaca yang cukup berbeda dan mengesankan. Applause juga buat translatornya, yang membuat translatenya juga rapih dan tidak membosankan.

2. Karakter Isabel Archer.

"Benar, memang saya sangat suka dengan cara saya sendiri. Tapi, saya selalu ingin mengetahui apa yang dilarang," ucap Isabel.

"Agar bisa melakukannya?," tanya Mrs. Touchett, bibinya.

"Agar saya bisa memilih," jawab Isabel.


Walaupun tidak begitu bisa mendeskripsikannya dengan detail, menurutku percakapan antara Isabel dan Bibinya cukup menarik. Menunjukkan bahwa Isabel adalah sosok yang mendamba kebebasan, rasa ingin tahunya begitu tinggi, pernikahan baginya nomor kesekian. Ia suka melakukan dengan caranya sendiri, walaupun keputusannya bisa menjadi keputusan terburuknya, tapi aku sangat menghargai keputusannya untuk bertahan dan mengembangkan diri dalam deritanya (walau kesel juga sih, tapi ya sudah lah, itu keputusannya). Selain Isabel Archer, aku juga memiliki karakter favorit yang berhasil membuatku menitihkan air mata, yakni Ralph Touchett, karena dia benar-benar sepupu yang baik dan mendukung keputusan Isabel banget.

3. Plot & A Lil Bit of Spoiler

Plot cerita ini cukup kompleks bagiku. Benar-benar menceritakan kehidupan seorang Isabel. Ya, diaaaaa Isabelaa. Walaupun aku sempat berharap Isabel akan berakhir dengan salah satu pria yang sempat ditolaknya, tapi ending berkata lain. Terlebih, Isabel bisa menjadi sahabat terbaik untuk anak tirinya, Pansy. Jadi aku juga nggak bisa membayangkan gimana kalau Isabel meninggalkan Pansy.

Kenapa aku memberi bintang 3? Bukan karena jelek, kok. Hanya saja, aku merasa secara keseluruhan, cerita seperti ini memang belum cocok dengan seleraku yang masih mendamba akhir bahagia yang sempurna, seperti cerita putri dan pangeran yang berakhir bahagia gitu.




View this post on Instagram


A post shared by Maulia Resta (@maulimaul) on Apr 18, 2019 at 11:53pm PDT
0
Share
Dead Days, Haunted Station, Creep, Sweet Home
Sumber: Google


Hai hai hai, aku kembali. Dan seperti judul di atas, aku akan memberikan beberapa webtoon bergenre horor yang menurutku layak untuk dibaca, dan layak menakut-nakuti harimu.

Genre webtoon seperti apa yang kalian senangi? Romance kah? Atau Horor? Atau mungkin komedi? Selain romance, Greenshe juga suka dengan webtoon horror, walau ada beberapa momen yang membuat Greenshe menjauhkan layar dari muka karena takut gambarnya bergerak, haha. 

Nah, setelah kemarin memberikan Top 10 Webtoon Romance/Drama versi Greenshe, aku akan berbagi mengenai webtoon-webtoon dengan genre horor yang menurutku sangat keren. So, tunggu apa lagi? Here we go~

     Top 5 Webtoon Horror by Greenshe    


     1. DEAD DAYS by DEY     

Virus zombie menyebar ke seluruh kota, dan kamu terjebak di kamar apartemenmu. Tidak memiliki siapa-siapa, listrik mati, stok makanan tidak ada, bantuan pun tidak kunjung datang. Apa yang akan kamu lakukan untuk bertahan hidup? Dead Days adalah webtoon horror favoritku. Selain gambarnya, jalan ceritanya pun sudah tersusun sangat apik dan keren. Kengerian benar-benar tampak pada keseluruhan cerita dan gambar. Webtoon ini juga memiliki pesan moral yang bagus di akhir cerita. Selain itu, di akhir cerita, penulis webtoon ini juga menceritakan tentang referensi-referensi yang menginspirasinya membuat cerita Dead Days, dan menurutku konsepnya sangatlah rapih. Secara pribadi aku cukup mengaguminya.

     2. CREEP by Ino Septian     

Webtoon horror Indonesia yang sangat menarik perhatianku karena keapikan author dalam menyusun alur dan plot. Alur cerita berjalan dari alur umum ke alur khusus, dimana cerita tersusun dari macam-macam kisah horor yang tak jarang terjadi atau tak jarang terdengar oleh masyarakat Indonesia. Fakta bahwa webtoon ini adalah produksi lokal, tentu membuat para pembaca juga merasa lebih dekat dengan macam-macam unsur dalam webtoon ini, lebih terasa horror-nya. Aku suka dengan bagaimana cara penulis menyelesaikan akhir cerita. Perpaduan setiap episode seperti untaian benang merah yang kusut, tetapi menuju akhir episode, semuanya terasa masuk akal.

     3. HAUNTED STATION by Danwoo     

Kalian pernah menonton drama Korea? Plot Haunted Station benar-benar tersusun rapih sehingga membuatku merasa seperti menonton suatu drama. Kisah ini bermula dari sebuah stasiun kereta yang kerap memakan korban nyawa, membuat beberapa orang di antaranya mencari tahu seluk beluk kenapa kematian-kematian tersebut terjadi di stasiun tersebut. Misteri di setiap chapter benar-benar membuat pembaca kepo sama akhir ceritanya. Dan menurutku, webtoon ini sangat berpotensial untuk ditarik ke layar kaca maupun layar lebar. Secara pribadi, aku menantikan webtoon ini ada live actionnya, haha.

     4. TALES OF THE UNUSUAL by Seongdae Oh     

Webtoon ini adalah kumpulan cerita horror pendek yang biasanya berlangsung beberapa chapter saja. Seperti 10 chapter pertama diberi judul "Galeri Jiwa-Jiwa Terkutuk", sedangkan chapter 11 diberi judul "Insiden di Afrika". Tidak sekedar horror, tetapi webtoon ini juga bisa membuatmu sedih di beberapa episodenya, karena cerita yang diangkat mungkin lebih menyentuh hati ketimbang menakuti hati. Episode favoritku adalah chapter 27 yang berjudul "Kenangan Istriku". Walaupun ada webtoon ini bergenre horor, dan setiap cerita mengandung unsur-unsur mistis, cerita di chapter 27 tersebut membuatku yakin bahwa tidak selamanya cerita horror itu menakutkan, tetapi cerita horror juga bisa menyedihkan.

     5. SWEET HOME by Kimcarnby / Youngchan Hwang     

Woohoo, untuk perkara webtoon ini, aku sempat terhenti di chapter ketika Hyunsoo terbangun, seolah semua tragedi yang sudah di alaminya dan monster-monster yang disaksikannya itu hanya lah mimpi. Namun, beberapa hari lalu aku menemukan kabar bahwa webtoon ini hendak di adaptasi ke dalam drama Korea. Hal tersebut membuatku bersemangat untuk menyelesaikan chapter-chapter yang terlewat olehku. Webtoon ini menceritakan Hyunsoo, anak 18 tahun yang miraculously selamat dari kecelakaan lalu lintas yang menimpa keluarganya. Semua mati, kecuali dia. Ia adalah korban bully, jadi ia lebih senang menyendiri di kamar. Setelah kejadian traumatik itu, ia pindah ke sebuah apartemen kecil, dan saat itu lah virus (walau sebenarnya tidak bisa dikatakan virus) yang menjadikan beberapa manusia menjadi monster mulai merajalela. Webtoonnya belum tamat, aku hanya bisa bilang, BACALAH.

============================= 

Yeap, lebih kurang lima webtoon itu lah yang meninggalkan kesan yang membekas dalam ingatanku. Mungkin masih banyak webtoon horor lain yang sebenarnya sudah kubaca, namun belum meninggalkan kesan yang lebih dari webtoon-webtoon. Sekali lagi, ini semua adalah penilaian subjektif, jadi, tidak perlu terbawa suasana, ya?

Terima kasih sudah membaca.


0
Share
Greenshe kembali, kali ini bersama Song Joong Ki!
Yeap. Hari ini episode 3 drama ini sudah keluar di myasiantv.to dan aku akan harus me-review dua episode perdana drama baru Song Joong Ki yang berjudul Arthdal Chronicles. 
Yak, berikut adalah detail drama-nya!


Judul: Arthdal Chronicles / 아스달 연대기
Episode: 18 episode
Pemeran: Song Joong Ki, Kim Ji Won, Jang Dong Gun, etc.
Director: Kim Won Suk
Writer: Kim Young Hyun, Park Sang Yeon

Wow! Saat mencari informasi tentang detail drama ini, aku menemukan bahwa drama ini terdiri dari 18 episode (bukan! bukan itu hal yang ingin aku sampaikan), dan yang membuatnya berbeda dari drama lain adalah katanya, drama ini akan dibagi menjadi 3 part, dimana masing-masing part terdiri dari 6 episode. Part 1 dan 2 akan tayang bergiliran, sedangkan part 3 akan di tayangkan in the second half of 2019, yang berarti antara bulan Juli-Desember. Pasalnya, pada bulan Juli, drama berjudul Hotel Del Luna akan tayang, mungkin drama ini yang akan mengganti Arthdal untuk sementara. Wah, benar-benar sistem penayangan yang unik dan cukup baru menurutku.

SINOPSIS UMUM

Mengambil latar di daerah fiksi bernama Arthdal saat zaman Kuno, drama ini menceritakan tiga tokoh utama kita, yakni;

Eun Seom (Song Joong Ki) yang terlahir dengan membawa malapetaka untuk Arthdal. Ibunya susah payah untuk menyelamatkan Eun Seom dengan pergi ke daerah bernama Iark. Sesampainya disana, ibunya meninggal, membuat Eun Seom hidup bersama suku Wahan. Dengan berbagai perjuangan, Eun Seom kembali hadir di Arthdal.

Ta-Gon (Jang Dong Gun) adalah panglima perang Arthdal. Dia adalah orang yang paling berjasa dalam membawa Arthdal menjadi negara yang besar dan kuat. Dia memiliki mimpi untuk menjadi raja pertama Arthdal.

Tan-Ya (Kim Ji Won) lahir dengan takdir yang sama dengan Eun Seom. Dia adalah pemimpin suku Wahan, kalau kalian pernah menonton Moana, kurang lebih dia seperti Moana, anak kepala suku yang diharapkan bisa memimpin rakyatnya. Ia berambisi untuk menjadi politikus.

RINGKASAN SPOILER EPISODE 1 & 2

Yang bukan team spoiler, silahkan scroll sampai bagian Review :)

Di awal episode 1, penonton disuguhi dengan adegan seorang ibu yang terkulai lemah sedang bermimpi mengenai seseorang/sesuatu yang memintanya untuk memberikan bayinya yang terbaring di sebelahnya. Selama ia bermimpi, seekor ular putih dengan mata berwarna ungu menghampiri anak itu dan terkesan ingin memakannya. Lalu, adegan berganti menjadi pemandangan pegunungan dan hutan yang disertai dengan narasi:

“In ancient times when mankind came down from the trees, they learned to use fire and began making sharp blades, invented wheels and started paving trails, and finally learned to plant seeds and settled in one place. But they did not have a nation or a king. Homo sapiens didn’t have dreams and had not yet reached the top of the great pyramid of nature. The glorious land of our ancient mothers. This place, Arth.”

  1. Zaman kuno. Berarti masih banyak manusia yang memiliki pikiran kuno atau purba. Belum mengenal atau mungkin baru mengenal hal-hal seperti membuat pedang, menggunakan api, menaiki kuda, dan semacamnya.
  2. Mereka tidak memiliki negara maupun raja. Katanya, drama ini bisa dikatakan sebagai Game of Thrones versi Korea. Dan setelah menonton episode 1, sepertinya memang drama ini akan menceritakan tentang perebutan tahta atau perang antar suku, walau dikatakan bahwa Arth bukanlah milik siapa-siapa, tetapi beberapa klan manusia ada yang memiliki greed dan berkomplot untuk menguasai tanah Arth, dan tanah lainnya, seperti Iark.
  3. Di Arth ada beberapa klan atau suku, yakni Saenyeok Tribe, Hwinsan Tribe, Hae Tribe, Bachidoore, Wahan Tribe dari Iark, dan Neanthal, makhluk yang terlihat seperti manusia, tetapi memiliki darah berwarna biru dan memiliki kekuatan sangat besar layaknya monster.
  4. Homo sapiens aka manusia / saram tidak memiliki mimpi. Awalnya aku berpikir bahwa hal ini berarti manusia saat itu tidak memiliki mimpi, cita-cita, atau keinginan untuk menguasai. Tetapi, setelah menonton episode 1 dan 2, sepertinya hal ini ada kaitannya dengan mimpi yang biasa di alami saat tidur. Pasalnya, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memiliki mimpi. Adapun karakter yang bisa bermimpi adalah Asa Hon ibunya Eun Seom, Eun Seom, dan Tan-Ya, suku Neanthal.




Episode 1 menceritakan mengenai awal terjadinya perang, dimana karakter Ta-Gon masih muda dan memegang peranan penting. Saat itu, Saram atau suku-suku yang terdiri dari manusia biasa, mengajak suku Neanthal untuk berkompromi dan berkoalisi untuk bekerja sama seperti menyatukan daerah dan memindahkan kekuasaan di atas satu Raja. Tetapi suku Neanthal menolak kerjasama tersebut, pasalnya suku Neanthal berpendapat bahwa seharusnya tanah Arth tidak dimiliki oleh siapa-siapa. Suku manusia merasa terancam dengan penolakan kerjasama suku Neanthal, kemudian mereka menyiapkan strategi untuk menghabiskan suku Neanthal. Walaupun suku Neanthal memiliki kekuatan seperti monster, tentu mereka juga memiliki kelemahan, dan Ta-Gon merupakan sosok berjasa bagi suku manusia yang berhasil menghabiskan hampir seluruh suku Neanthal. Suku manusia mengirimkan beberapa hadiah berupa kain yang ternyata merupakan kain bekas kuda yang terkena penyakit atau infeksi yang hanya mempengaruhi hewan dan suku Neanthal. Di saat suku Neanthal lemah, Ta-Gon dan pasukannya menyerang.


Ketika pembantaian terjadi, ketua suku Neanthal, Ragaz, ternyata masih selamat dengan membawa dua orang bayi suku Neanthal di tangannya. Begitu pula Asa Hon, wanita dari suku Hwinsan, yang ternyata digunakan sebagai umpan untuk membawa hadiah beracun itu ke suku Neanthal. Asa Hon yang tidak mengetahui niat buruk suku manusia, merasa bersalah terhadap suku Neanthal dan memilih untuk tetap tinggal bersama suku Neanthal dengan seorang bayi Neanthal di tangannya. Dengan total 3 bayi di tangan Ragaz dan Asa Hon, mereka berdua kabur dan selamat, bahkan sempat menikah dan melahirkan dua anak dengan warna darah ungu yang disebut Igutu, salah satunya adalah Eun Seom, sedangkan saudaranya Eun Seom dibawa oleh Ta-Gon dan belum diketahui siapa sosoknya setelah dewasa. Suku manusia yang masih merasa bahwa suku Neanthal yang selamat adalah ancaman, akhirnya meneruskan perburuan dan perang memperluas wilayah jajahannya.

Apa yang membuat Eun Seom spesial? Dia terlahir saat Azure Comet muncul di langit, yang katanya akan membawa takdir malapetaka untuk Arthdal. Asa Hon bermimpi bahwa Aramun Haesulla, dewa/dewi kepercayaannya, meminta Asa Hon memberikan Eun Seom padanya. Tetapi Asa Hon menolak, lalu Aramun menawarkan apakah ia harus membawa kakaknya Eun Seom? Tetapi Asa Hon tetap menolak, hingga akhirnya Aramun mengatakan bahwa ia akan mengambil ayahnya. Selain itu, Aramun juga mengatakan pada Asa Hon, "Jangan mengikuti orang yang bernyanyi". Siapakah orang yang dimaksud Aramun? Ternyata orang tersebut adalah Ta-Gon. Ketika Ragaz sedang mencari obat bersama kakak Eun Seom, ia bertemu beberapa manusia dan bertarung hingga kehilangan nyawanya. Ta-Gon menemukan kakak Eun Seom di semak-semak, lalu membawa pergi bayi tersebut, padahal anak buahnya mengatakan bahwa Igutu (anak campuran) bisa membawa sial, tetapi anak buahnya malah dibunuhin.

Asa Hon akhirnya pergi menuruni Great Black Cliff untuk ke daerah bernama Iark yang ia pikir tidak tersentuh oleh Asamun Haesulla, sehingga ia dan Eun Seom bisa aman dari ramalan buruk. Tetapi  setelah 10 tahun mencari jalan, sesampainya Asa Hon dan Eun Seom yang sudah agak besar di Iark, Asa Hon mati, dan meminta Eun Seom untuk kembali ke Arthdal kalau luka di tubuhnya sudah memudar apa gimana gitu deh.

Setelah kematian ibunya, Eun Seom akhirnya tumbuh dewasa bersama suku Wahan. Ia berteman dengan Tan-Ya yang lahir di hari yang sama dengan Eun Seom. Mungkin yang membedakan takdir mereka adalah Eun Seom seorang Igutu yang notabene membawa sial, sedangkan Tan-Ya terlahir dengan tanggung jawab sebagai penerus atau pemimpin suku Wahan, kalau kalian pernah menonton Moana, si Tan-Ya agak mirip Moana gitu deh.

Di episode 2, penduduk Iark digambarkan begitu sederhana dan purba. Karakter Eun Seom di antara penduduk Iark terlihat sebagai sosok penemu yang memiliki banyak ide-ide baru, seperti menunggangi kuda, dan menanam bibit. Tetapi masyarakat masih menganggap bahwa ide-ide itu konyol dan tidak masuk akal.

Ada satu prophecy di episode 2 yang perlu ku highlight sepertinya,

“The one who breaks the shell shall appear on the day the Azure Comet appears along with death. And the Wahan Tribe shall no longer be the same”

Ramalan di atas diucapkan oleh ketua suku Wahan di episode 2. Sampai sekarang, di Iark ada 2 anak yang lahir di hari ketika Azure Comet muncul di langit, yakni Eun Seom dan Tan-Ya. Tetapi yang muncul bersama dengan kematian (sampai saat ini) adalah Eun Seom, karena Ragaz mati. Bagian dimana suku Wahan tidak akan lagi sama, mungkin menunjukkan bahwa Eun Seom akan membawa perubahan ke suku Wahan, atau gimana. Karena kemampuan Tan-Ya dalam memperoleh mimpi menghilang setelah Eun Seom hadir di Wahan Tribe.

Suku manusia (Saram) menyerang suku Wahan di Iark. Eun Seom mencoba menyelamatkan tetapi gagal, dan ia pergi bersama kuda yang ternyata adalah keturunan kuda legend Kanmoreu yang kecepatannya tak tertandingi. Membuat beberapa prajurit yang mengejarnya berpikir bahwa Eun Seom adalah Aramun Haesulla. Karena sosok Aramun Haesulla yang mereka kenal adalah seseorang yang  clever, brave, generous, memegang Ionicera flower, dan Kanmoreu si kuda legend. Tetapi awalnya, kuda Kanmoreu ini tidak nurut dengan Eun Seom, dan akhirnya Tan-Ya berbicara dan membujuk kuda tersebut, sehingga Kanmoreu mau ditunggangi Eun Seom. Jadi..... Siapa Aramun Haesulla yang sebenarnya?

REVIEW

Halo? Masih ada yang baca sampai sini? 

Dua episode perdana drama ini memiliki plot yang cukup menarik untukku yang menggemari fantasi. Banyak yang mengatakan bahwa drama ini seperti Game of Thrones versi Korea. Tetapi ada juga beberapa temanku yang menganggap drama ini tidak seperti GoT. Dan menurutku, mungkin secara detail drama ini tidak memiliki kesamaan dengan GoT, tetapi ada beberapa bagian dari konsep drama Arthdal Chronicles yang memang mengingatkanku akan series GoT.

  1. Latar cerita sama-sama dari dunia atau daerah fiksi. Arthdal Chronicles menceritakan  peristiwa yang terjadi di dunia fiksi, Arthdal. Sedangkan Game of Thrones juga menceritakan tentang peristiwa di dunia fiksi bernama Westeros.
  2. Penduduk dunia tersebut dibagi menjadi beberapa suku, tribe, atau klan. Seperti yang sudah kusebutkan, di Arthdal kita bisa menemukan klan atau suku Wahan, Hwinsan, Saenyeok, Neanthal, Hae, dan Bachidoore. Sedangkan Game of Thrones memiliki beberapa family house dan beberapa yang aku ingat adalah Stark, Lannister, Targaryen, Baratheon dan lain sebagainya.
  3. Salah satu suku memiliki bahasa yang berbeda dari suku lainnya. Di Arthdal, suku Neanthal memiliki bahasa sendiri, sedangkan di Game of Thrones juga ada suku yang memiliki bahasa sendiri, yakni suku Dothraki.
  4. Sedangkan dari segi cerita, baik Arthdal dan Game of Thrones sama-sama membahas mengenai per-politikan dan perang. Walau sebenarnya Game of Thrones menceritakan tentang perebutan tahta, sedangkan Arthdal menceritakan tentang pembentukan tahta.  Tapi yah, keduanya menceritakan tentang dampak adanya greed untuk menguasai suatu wilayah secara semena-mena alias dengan perang dan membunuh. Lagipula, drama mengenai perpolitikan sudah tidak asing lagi di drama korea, karena hampir semua historical drama korea membahas politik tentang kerajaannya.
Secara umum, plotnya menarik. Karena unsur fiksi dalam drama ini membuat kemungkinan bahwa banyak hal tidak terduga yang mungkin akan muncul di episode-episode selanjutnya. Aku juga mengharapkan adanya plot twist yang sangat bagus dari drama ini. Selain itu, masih banyak hal yang membuatku penasaran, seperti siapa saudara/ kakak Eun Seom setelah dewasa, pasalnya, ia juga seorang Igutu.

Selain plot, beragam karakter dalam cerita ini juga menarik perhatianku. Khususnya karakter-karakter yang memiliki perbedaan warna darah. Ada darah merah (Saram / manusia), darah biru (Neanthal), dan darah ungu (Igutu). Setiap klan juga sepertinya memiliki karakternya masing-masing, seperti Hwinsan Tribe yang aku rasa memiliki pengetahuan yang cukup baik, sedangkan Saenyeok Tribe yang memiliki kemampuan dalam mengatur taktik dan strategi dalam berperang.

Song Joong Ki, Kim Ji Won, dan Jang Dong Gun sepertinya akan menggambarkan setiap karakternya dengan sangat baik. Aku cukup salut dengan rapper-actor One yang memerankan Ta-Gon remaja. Jujur saja, aku mencoba menonton drama ini karena ada Song Joong Ki, Kim Ji Won, dan Jang Dong Gun, bahkan aku tidak tahu ada One disitu. Aku cukup terkejut dengan kemampuan actingnya yang sepertinya semakin menarik. Melainkan mempromosikan dirinya sebagai seorang rapper, sepertinya ia sedang sibuk menata karir per-aktor-annya.

Setting lokasinya sangat bagus. Aku suka banget karena everything seems so magical. Sangat fiksional. Adegan perang dan bertarungnya tergolong sadis untukku. Tetapi memang setting adegan dan lokasinya tuh membuat suasana dalam drama ini berasa banget purba, brutal, dan magicalnya.

Terhitung sampai episode 2, aku tidak memerhatikan soundtrack maupun background musiknya, tetapi aku cukup enjoy ketika menonton dramanya, dan background musiknya cocok cocok aja, mendukung suasana menegangkan dan magical-nya.

Overall Review

☆☆☆☆
4 bintang untuk dua episode perdana Arthdal Chronicles.
Aku sangat suka drama fantasi, dan drama ini membuatku penasaran akan keberlanjutan ceritanya.
Dan juga, sepertinya ini pilihan drama comeback Song Joong Ki yang lumayannn.

0
Share
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Welcome to my little corner! I’m Lia, someone who finds joy in stories, whether through novels, dramas, movies, or my own writings. With a Green Tea Latte in hand, I explore different narratives and share my thoughts here. Expect reviews, reflections, and a mix of personal musings. Most of my posts are in Bahasa Indonesia, but occasionally you’ll find entries in English or even a bit of Korean! Stay tuned, and let's dive into stories together!

Old Reviews

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Agustus 2025 (1)
      • The Best Is Yet To Come
    • ►  Mei 2025 (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  September 2023 (2)
    • ►  Agustus 2023 (1)
  • ►  2022 (8)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  September 2022 (4)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
  • ►  2021 (23)
    • ►  November 2021 (7)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (5)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (9)
  • ►  2020 (23)
    • ►  November 2020 (4)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (3)
    • ►  Juli 2020 (3)
    • ►  Juni 2020 (6)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (5)
  • ►  2019 (43)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  November 2019 (4)
    • ►  Oktober 2019 (5)
    • ►  September 2019 (5)
    • ►  Agustus 2019 (6)
    • ►  Juni 2019 (4)
    • ►  Mei 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (6)
    • ►  Februari 2019 (3)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  Agustus 2018 (2)
    • ►  Juli 2018 (4)

Cari Blog Ini

Youtube

Translate Here!

Iklan Sejenak

LINK

  • KOREA.NET INDONESIA
  • KOREA.NET ENGLISH
Copyright © 2015 GREENSHE REVIEWS

Created By ThemeXpose